Video pengakuan DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah (Jateng), KH Muhammad Yusuf Chudlori alias Gus Yusuf viral di berbagai kanal media sosial (medsos), khususnya Tiktok dan X.
Video pengakuan DPW PKB Jateng tersebut selain membahas permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada PKB untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir, Gus Yusuf juga menceritakan pertemuan dengan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan.
Kepada Anies, Gus Yusuf mengaku, berterus terang sulit heran dengan sosoknya selama ini. Apalagi, jika sampai PKB mendukung pasangan Anies-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin). Menurut dia, hal itu lantaran pribadi Anies yang selalu dikaitkan dengan Aksi Bela Islam 212 untuk melawan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang di kemudian hari divonis menistaan Alquran melalui ayat Almaidah 51.
“Framing-nya itu, labelnya itu sampeyan 212, abot (berat) ini nang PKB, saya sampekan terbuka. Ini aslinya pripun, ideologinya sampeyan pripun? Nah Pak Anies jawab, kalau ideologi ya ndak mungkin lah saya itu radikal Gus, saya sama dengan jenengan, elek-elek gini saya itu santri Pabelan Magelang,” kata Gus Yusuf menceritakan pertemuan dengan Anies sebelum PKB berkoalisi dengan Nasdem mengusung pasangan Anies.
Menurut Gus Yusuf, Anies mengaku sebebagai santri Nahdliyin. Kebetulan pula, guru Anies ketika di Ponpes Pabelan, yaitu Kiai Hamam Dja’far merupakan teman ayahnya, yang sama-sama merupakan murid pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari.
“Di Magelang itu ada pesantren tua namanya Pabelan. Oh berarti muridnya Kiai Hamam, ya zaman Mbah Hasyim. Masuk gak iki, kiro-kiro?” ujar Gus Yusuf kepada para hadirin.
Dia pun masih penasaran dengan mengapa Anies memiliki kedekatan dengan kelompok 212. Akhirnya, Gus Yusuf mendapat penjelasan dari Anies.
“Kok sampeyan iso 212. Beliau cerita, itu kan soal Pilgub 2017, ketika Pilgub Jakarta kita ini melawan Ahok yang waktu itu dengan kekuatan besar, kekuatan birokrasi, dana luar biasa, lha kita gak punya apa-apa Gus, untuk melawan kekuatan itu yang kita punya hanya satu, Allahu akbar maka oleh teman-teman disepakati kampanye kita Allahu akbar dan terbukti Allahu Akbar lah yang menang, ini soal EO (event organizer) bahasanya begitu,” kata Gus Yusuf.
Kemudian, kata Gus Yusuf, Anies pun bersepakat dengan PKB jika nantinya bersama Cak Imin menang pada Pilpres 2024. Menurut dia, Anies akan ikut seting yang dibentuk PKB.
“Ya monggo, terserah PKB mau dipacaki apa, saya suruh mimpin tahlil apa saja saya tahlil, sholawatan ayo sholawatan, itu Pak Anies bilang gitu, boleh diadu saya dengan Pak Ganjar dan Pak Prabowo suruh mimpin tahlil kira-kira yang fasih siapa? Itu seperti itu Pak, jadi tidak ada kekhawatiran,” kata Gus Yusuf menirukan ucapan Anies.
Gus Yusuf pun diyakinkan oleh Anies jika ideologinya dengan PKB itu sebenarnya sama. Baik PKB maupun Anies sama-sama penganut ahlusunnah waljamaah. Bahkan, kata Gus Yusuf, Anies memberinya informasi jika selama ini sudah tidak lagi menjalin hubungan dengan kelompok 212, Front Pembela Islam (FPI), maupun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hal itu lantaran mereka semua sudah merapat ke capres Prabowo Subianto. “Soal kekhawtairan HTI, FPI, Pak Anies bilang ini rahasia Gus kalau pentolan 212 dan grupnya itu masih di sana, masih ikut 08, tapi di sana masih disuruh tiarap dulu, jangan muncul. Karena ngopeni (membiayai) gerakan itu cost-nya besar, saya tidak kuat jujur Gus, yang kuat beliau itu,” kata Gus Yusuf.
“Rumangsane (dikira) ‘Allahu Akbar’ itu murah Pak? Itu cost-nya besar, ngopeni gerakan kayak itu, mereka masih di sana,” ucap Gus Yusuf meyakinkan kalangan Nahdliyin jika Anies sudah berpisah dengan kelompok pendukungnya di Pilgub DKI 2017.