Pernyataan Iriana Jokowi yang kecewa suaminya dihina dengan sebutan petugas partai ditenggarai sebagai awal mula keluarga Jokowi pisah dengan PDIP.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang atau DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku sakit hati dengan pernyataan Iriana Jokowi tersebut. Padahal menurut Rudy, petugas partai berarti sama dengan petugas rakyat.
“Lah saya agak sakit hati karena Bu Iriana menyampaikan bahwa kecewa dengan Pak Jokowi dihina sebagai petugas partai,” ujarnya dikutip dari tempo.co, Rabu, 29 November 2023.
Namun, Rudy menilai sikap Iriana wajar mengingat Iriana pun tak hadir saat ibunda Jokowi, Sudjiatmi, meninggal pada 20 Maret 2020.
“Kalau saya menilainya biasa dengan Bu Iriana kok. Mbak Mega itu kan bukan siapa-siapa. Wong mertuanya (ibunda Jokowi) meninggal aja enggak ngelayat kok,” ujarnya.
Narasi yang disampaikan di media, menurut Rudy, tidak sama dengan hal yang terjadi di dalam rumah tangga Iriana sendiri.
“Ibunya Pak Jokowi meninggal dunia aja (Iriana) enggak melayat kok, sampai tahlilan terakhir seribu hari enggak hadir,” jelasnya.
Rudy mengatakan, jika mengingat Iriana Jokowi tak menghormati mertuanya, pihaknya tak perlu sakit hati.
“Itu ya wajar bagi saya wong mertuanya sendiri aja tidak dihargai dihormati, yang membesarkan Pak Joko Widodo yang bisa menjadi presiden. Kalau Pak Joko Widodo enggak jadi presiden kan juga tidak jadi ibu negara,” ungkapnya.
Seperti diungkap oleh majalah tempo, upaya Iriana mendorong anak sulungnya menjadi calon wakil presiden menguat sejak awal tahun ini. Narasumber ini mengatakan Iriana telah lama memendam kekecewaan terhadap PDIP.
Iriana kerap menyampaikan ke lingkaran terdekatnya, bahwa partai banteng memperlakukan Jokowi dengan tidak selayaknya. Kegusaran itu memuncak ketika Jokowi menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, 10 Januari 2023.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung bahwa presiden ialah petugas partai.
“Pak Jokowi kalau enggak ada PDIP juga, aduh, kasihan dah,” kata Megawati saat itu.