Bursa calon Kapolri kini mulai mengerucut pada satu nama yaitu Komjen Pol Boy Rafli Amar. Jenderal Polri bintang tiga ini dianggap memiliki karier cukup bagus, selain kelebihan dalam hal komunikasi karena pernah menjadi Kadiv Humas Polri.
Sementara, Kapolri jenderal Pol Idham Aziz, akan memasuki masa pensiun dan akan purna tugas dari jabatannya. Sejumlah nama pun mulai mencuat menjadi calon Kapolri baru menggantikan Idham Aziz sebagai pucuk pimpinan Polri.
Satu di antaranya adalah Komjen Boy Rafli Amar. Nama Boy memang cukup santer dikabarkan menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Idham Aziz.
Nama Komjen Boy Rafli Amar menguat bersama dua nama jenderal polisi lain, yakni Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono serta Kabaharkam Komjen Pol Agus Andrianto.
Boy dan Gatot Eddy merupakan alumni Akpol 1988, sedangkan Agus Andrianto angkatan 1989.
Komjen Boy Rafli Amar dan dua jenderal bintang tiga ini diunggulkan dari percaturan argumen calon Kapolri.
Staf Pengajar Universitas Tarumanagara, Dr Urbanisasi, memprediksi Boy Rafli sangat layak untuk menjadi Kapolri. Selain sosok humanis, ia juga memiliki kemampuan komunikasi ke segala lini.
Lebih lanjut Urbanisasi mengatakan salah satu prestasi terbaik Boy Rafli sebagai perwira polisi adalah ketika bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
“Kasus Terorisme yang ditangani pak Boy termasuk kasus berskala besar dan jangkauannya internasional, beliau menangani kasus bom Bali,” ujar Urbanisasi.
Dalam menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya seperti Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, Nurdin M Top.
Bahkan, dengan Ustaz Abu Bakar Baa’syir, ketua pesantren Ngeruki Solo yang dulu membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku bom Bali.
“Loyalitas pengabdian, profesionalisme dan integritas Boy Rafli tak diragukan lagi. Kredibilitas, kompetensi, mental dan moral sangat baik,” ujarnya.
“Lebih penting dan utama lagi, setia pada negara dan pimpinannya. hal ini sangat penting bagi presiden Jokowi menunjuk seorang pembantunya di samping profesionalisme,” lanjutnya.
Jenderal polisi bintang tiga bernama lengkap Boy Rafli Amar Gala Datuak Rangkayo Basa ini berasal dari Sumatera Barat, namun ia kelahiran Jakarta pada 25 Maret 1965.
Ayahnya berasal dari Solok sedangkan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat. Ia merupakan cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuk Madjoindo.
Seandainya, Boy Rafli Amar berhasil menduduki jabatan sebagai Kapolri, maka ia merupakan orang Minang kedua jadi Kapolri setelah alm. Jenderal Polisi (Purn) Awaluddin Djamin.