Pernyataan yang mengejutkan datang dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Dia mengatakan bahwa diperlukan ongkos politik sebesar Rp40 miliar apabila ingin menjadi calon legislatif di DPR RI.
Cak Imin menyinggung political cost atau ongkos politik menuju kursi Senayan pada saat pidato kebudayaan di gedung Joang, jakarta Pusat.
“Teman-teman saya yang jadi tiga empat kali itu kita-kira buat orang NU (Nahdlatul Ulama) akan sangat tidak mungkin jadi DPR di DKI Jakarta. Cost-nya sekitar Rp40 miliar,” ujar Cak Imin dalam video yang diunggah di kanal YouTube NU Channel.
Dia menambahkan memang ada caleg-caleg dengan modal lebih kecil. Namun dari pengamatannya, mereka yang bermodal Rp20 miliar hingga Rp25 miliar tidak pernah bisa melaju ke Senayan. Hanya yang bermodal Rp40 miliar bisa duduk di ‘kursi empuk’ Senayan.
Mereka yang berlomba menuju Senayan mengeluarkan modal untuk ‘souvenir’ yang dinilai mampu memikat rakyat. Menurut Cak Imin, souvenir tak cukup kaos atau kerudung, tetapi kulkas.
“Persaingan politik dalam Pemilu, dua tiga Pemilu terakhir menunjukkan bahwa kompetisi yang menghalalkan segala cara, berjalan di lapangan dengan sangat terbuka,” ujarnya.
Cak Imin mengamini pidato Ketua Umum PBNU 2010-2021 Said Aqil Siroj soal politik uang. Dia berkata hanya orang kaya yang berkuasa dan memenangkan persaingan Pemilu.
Dalam kesempatan serupa, ia berkelakar bahwa dirinya sementara dipingit, tidak boleh bicara. Meski ada begitu banyak program podcast, ia hanya menerima pinangan Kaesang Pangarep untuk jadi tamu di podcastnya, Podkaesang Depan Pintu.
“Kalau konteksnya panas terus kebablasen itu yang berbahaya, oleh karena itu banyak yang tidak bisa saya hadiri,” pungkasnya.