Penyakit kanker dapat menyerang siapa pun. Mulai dari kanker darah, seperti leukemia yang umum menyerang anak, kanker payudara yang sering menyerang wanita, dan kanker prostat pada pria.
Meskipun tidak ada cara pasti yang dapat mencegah penyakit kanker, tapi beberapa pola hidup sehat dapat membantu menurunkan risiko penyakit ini.
Pola hidup sehat untuk membantu mencegah penyakit kanker
Gejala penyakit kanker yang umum terjadi, seperti demam dan kelelahan disertai gejala spesifik yang sangat mengganggu. Gejalanya tersebut dapat memburuk sering waktu, menurunkan kualitas hidup penderitanya, dan berakhir fatal jika mendapatkan pengobatan kanker yang sesuai.
Penyebab kanker utamanya adalah mutasi gen dalam sel. Akan tetapi, risikonya dapat meningkat dengan berbagai hal pada sekitar Anda.
1. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok
Rokok mengandung zat kimia yang membahayakan tubuh, salah satunya meningkatkan risiko penyakit kanker paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker pankreas, dan jenis kanker lainnya.
Penelitian menyebutkan bahwa asap pembakaran rokok bersifat karsinogenik (dapat memicu kanker). Artinya, zat kimia pada rokok dapat menyebabkan peradangan yang dapat merusak DNA dalam sel tubuh sehingga sel tidak berfungsi seperti seharusnya.
Bahaya asap rokok ini tidak hanya bagi pemakainya, orang yang tidak merokok namun turut mengisap asapnya juga ikut berisiko. Nah, cara ampuh untuk mencegah peningkatan risiko penyakit kanker adalah berhenti merokok sesegera mungkin.
Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah. Jadi, kuatkan niat Anda untuk keluar dari kebiasaan ini. Cobalah untuk berhenti dari kebiasaan ini secara pelan-pelan, yakni mengurangi jumlah batang rokok yang biasanya Anda hisap hingga Anda kuat tidak merokok seharian dan seterusnya.
2. Jaga pola makan tetap sehat
Tindakan pencegahan penyakit kanker selanjutnya adalah menjaga pola makan tetap sehat. Perlu Anda tahu bahwa sel-sel dalam tubuh Anda dapat bekerja dengan normal karena asupan nutrisi dari makanan yang bergizi. Itulah sebabnya, jaga pola makan akan menghindari Anda dari penyakit kanker karena sel-sel tubuh terpelihara dengan baik.
Sebaliknya, buruk dalam memilih makanan bisa meningkatkan risiko kanker. Mayo Clinic menyebutkan panduan sehat dalam memilih makanan untuk mencegah penyakit kanker, yakni:
- Perbanyak makan buah dan sayur setiap hari
Selain konsumsi buah dan sayur setiap hari, lengkapi dengan biji-bijian dan kacang-kacangan. Cobalah untuk mencoba mengganti pilihan buah dan sayur dan berkreasi dengan menu-menu sehat agar Anda tidak tergoda mengonsumsi makanan berpengawet.
Ada beberapa makanan menurut studi yang punya potensi sebagai pencegah kanker, seperti nanas, teh hijau, kacang kedelai dan bawang putih.
Nanas dikenal sebagai buah anti kanker karena memiliki senyawa aktif yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, melemahkan sel kanker dengan mengganggu protein MUC1, dan memicu sel untuk mati secara terprogram, menurut studi berbasis yang diterbitkan pada jurnal Oncology Target Therapy.
Sementara teh hijau diketahui sebagai makanan antikanker karena mengandung polifenol, seperti katekin yang bisa menangkal radikal bebas perusak sel tubuh.
Dalam katekin terdapat epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang memiliki potensi sebagai zat anti kanker yang dapat mengurangi risiko kanker mulut, kanker paru-paru, kanker kandung kemih, dan kanker esofagus.
Kemudian, studi terbaru juga menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dalam jumlah sedang dapat meningkatkan kualitas hidup orang yang mengonsumsinya, termasuk pasien kanker.
Sebagai pelengkap, berbagai sayuran kaya warna, seperti bayam, brokoli, wortel juga bisa menjadi pencegah kanker. Ini karena nutrisi sayuran bisa melindungi DNA dalam sel mengalami kerusakan, merangsang apoptosis, menonaktifkan senyawa karsinogen, dan menghambat penyebaran sel tumor (metastasis kanker).
Selain menyedapkan makanan, bawang putih ternyata bisa jadi andalan untuk mencegah kanker. American Institute for Cancer Research menyebutkan bahwa bawang putih mengandung phytochemical, seperti inulin, saponin, allicin, dan flavonoid yang memiliki sifat anti kanker.
Kesemua senyawa tersebut dikaitkan dengan menurunnya risiko kanker kolorektal karena membantu memperbaiki DNA, mengurangi peradangan, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.
- Batasi makanan tinggi kalori, lemak, dan pengolahan dibakar
Jenis makanan ini cenderung membuat berat badan naik dan obesitas. Obesitas sendiri dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker karena menyebabkan peradangan dan memicu sel-sel tubuh menjadi abnormal. Lebih baik gunakan minyak yang baik untuk memasak, seperti minyak zaitun.
Anda lebih baik memilih daging segar dibandingkan daging olahan yang tinggi garam dan berpengawet. Pastikan Anda tidak mengonsumsi daging merah lebih dari 300-350 gram per minggu.
Cara menyajikan daging atau makanan dengan proses pembakaran, sebaiknya tidak terlalu sering. Cobalah lebih sering menyajikan makanan dengan proses mengolah tumis, kukus, atau rebus.
- Kurangi kebiasaan minum alkohol
Alkohol merupakan salah satu jenis minuman yang termasuk dalam daftar karsinogenik. Ahli kesehatan menyimpulkan bahwa ada berbagai efek alkohol dalam meningkatkan risiko kanker.
Kandungan etanol dalam alkohol kemungkinan besar dapat merusak DNA sel, meningkatkan kadar estrogen dalam darah, dan mengganggu kemampuan tubuh untuk memecah dan menyerap nutrisi.
National cancer Institute merekomendasikan batasan alkohol per hari, yakni 350 ml bir atau 147 ml minuman anggur (wine). Namun, Anda tidak bisa berhenti dari kebiasaan ini secara mendadak. Jadi, cobalah untuk mengurangi jumlah alkohol setiap Anda minum.
3. Rajin berolahraga
Jika pola makan Anda sudah sehat, sempurnakan dengan rutin olahraga. Dengan cara ini, Anda bisa mencegah penyakit kanker karena berat badan Anda tetap terkendali pada angka yang ideal.
Mempertahankan berat badan yang sehat diketahui menurunkan risiko kanker prostat dan kanker ginjal. Anda dapat menerapkan cara menghindari kanker ini dengan olahraga 150 menit dalam seminggu.
Tidak perlu pusing memikirkan jenis olahraganya, Anda boleh memilih lari, jalan santai, berenang, atau bersepeda. Lakukan jenis olahraga tersebut sebagai kombinasi untuk menghindari masalah otot.
4. Lindungi kulit dari sinar radiasi matahari
Paparan radiasi sinar matahari memang menjadi salah satu penyebab kanker kulit. Walaupun begitu, sinar matahari tidak sepenuhnya buruk untuk tubuh. Pasalnya, sinar matahari merupakan sumber vitamin D terbesar, selain makanan dan suplemen.
Vitamin D diketahui merangsang kematian sel (apoptosis), mencegah pertumbuhan sel abnormal dan terbentuknya tumor. Nah, untuk mendapatkan manfaat vitamin D untuk mencegah kanker, Anda bisa berjemur setiap pagi hari selama 10 hingga 15 menit.
Namun, untuk menghindari radiasi yang merusak sel-sel kulit dan menyebabkan kanker kulit, Anda perlu menggunakan tabir surya ketika beraktivitas di luar rumah di atas jam 10 siang.
Gunakan tabir surya setiap 2 jam sekali. Agar lebih aman, Anda bisa gunakan pelindung lain, seperti topi, jaket, atau payung untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung.
5. Lakukan vaksinasi untuk mencegah kanker
Cara mencegah penyakit kanker yang perlu Anda lakukan sedini mungkin adalah vaksinasi. Penyakit kanker hati berisiko tinggi terjadi pada orang yang terinfeksi virus hepatitis B. Selain itu, vaksin HPV juga dapat diberikan pada anak perempuan usia 11 tahun dan laki-laki usia 12 tahun.
Vaksin HPV mencegah infeksi human papillomavirus yang biasanya ditularkan secara seksual dan dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker sel skuamosa pada kepala dan leher.
6. Pertimbangkan untuk minum pil KB
Mencegah kanker untuk para wanita bisa melalui pil KB. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan risiko kanker endometrium hingga 30% pada wanita yang menggunakan pil KB. Risikonya juga berkurang pada kanker ovarium sebesar 30-50 persen dan kanker kolorektal sebesar 15-20 persen.
Walaupun begitu, Anda harus konsultasi ke dokter sebelum menggunakan pil KB. Pasalnya, orang yang berisiko tinggi terkena kanker payudara dan kanker serviks, lebih baik menghindari penggunaan alat kontrasepsi ini.
7. Hindari hal-hal yang berisiko
Mencegah kanker bisa dengan menghindari perilaku berisiko yang dapat menyebabkan infeksi dan pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit tersebut. Berikut hal yang dapat Anda lakukan:
- Terapkan praktek seks yang aman
Pada kebanyakan kasus, kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV (human papillomavirus) yang menular melalui kegiatan seks. Cara mencegah penularan virus yang bisa meningkatkan risiko kanker ini, Anda harus menerapkan praktek seks seks yang aman.
Anda harus menggunakan pengaman, seperti kondom dan tidak boleh bergonta-ganti pasangan. Selalu jaga kebersihan dan cek kesehatan organ intim Anda secara rutin.
- Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian
Penularan virus hepatitis B dan C dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati. Salah satu cara penularan virus ini adalah menggunakan jarum suntik secara bergantian. Aktivitas ini kemungkinan besar terjadi ketika menggunakan obat-obatan terlarang.
8. Lakukan skrining kanker untuk deteksi dini
Deteksi dini menjadi cara untuk mencegah penyakit kanker dengan melakukan skrining kesehatan. Lewat cara ini, dokter dapat menemukan cikal bakal sel abnormal dalam tubuh yang tidak menunjukkan gejala kanker. Selain itu, skrining juga dapat mendeteksi kanker sebelum menyebar terlalu luas dan sulit sembuh.
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam menerapkan cara pencegahan kanker ini, yaitu:
- Ketahui riwayat keluarga, apakah ada yang pernah terkena kanker
Penting mengetahui riwayat kesehatan keluarga. Tujuannya, agar Anda lebih waspada jika memang ada salah satu anggota keluarga Anda yang mengalami kanker. Riwayat keluarga adalah salah satu faktor risiko dari semua jenis kanker.
Contohnya penyakit kanker payudara yang telah terbukti dapat diturunkan ke generasi sebelumnya. Sementara kanker yang lainnya belum terbukti. Maka dari itu, bila Anda tahu riwayat keluarga hingga kakek-nenek, bahkan buyut, hal ini bisa menjadi ‘peringatan’ bagi Anda.
- Cari tahu tes kesehatan yang sesuai
Untuk deteksi kanker dini, pemeriksaan yang Anda pilih harus sesuai dan lakukan secara berkala. Contohnya, tes mamografi untuk kanker payudara bisa dimulai pada wanita usia 40 tahun.
Wanita berusia 45-54 tahun perlu melakukan tes mamografi setiap tahunnya. Sementara wanita berusia 55 tahun ke atas perlu melakukan mammogram setiap 2 tahun sekali. Ada juga tes pap smear untuk pencegahan kanker serviks yang bisa dimulai usia 21 hingga 65 tahun, setiap 3 atau 5 tahun sekali.
Kemudian, ada juga CT scan dosis rendah (low-dose CT scan) untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru. Rekomendasi ini terutama bagi mereka yang berusia 55-74 tahun, masih menjadi perokok aktif atau mantan perokok dan sudah berhenti dalam 15 tahun terakhir.