Stunting adalah salah satu jenis masalah kesehatan anak akibat gizi buruk, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh malnutrisi pada ibu hamil atau semasa anak dalam masa pertumbuhan.
Ciri-ciri paling umum yang terlihat ketika anak mengalami stunting adalah berperawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Tetapi, pada dasarnya postur tubuh anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar lebih jelas, simak pembahasan di bawah ini sampai tuntas.
Untuk itulah BKKBN bersama Mitra Kerja Dr. Dewi Aryani mengelar Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja TA 2023 di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka mencegah Stunting.
Ir. Khofifah, MM selaku Kepala DP3KB Kab. Tegal menegaskan bahwa kehadiran di Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja TA 2023 di Provinsi Jawa Tengah, atas ajakan Dr. Dewi Aryani, M.Si, Anggota Komisi IX DPR RI, untuk bersama-sama mensosialisasikan program yang sekarang ini menjadi isu strategis nasional adalah stunting.
“Jadi isu stunting itu menjadi isu dunia. Stunting artinya gagal tumbuh akibat gizi buruk yang terus-menerus. Sehingga anak anak kita membutuhkan asupan gizi dari makanan yang sehat. Adapun pemenuhan gizi yang aman dan seimbang contohnya ada pada protein hewani seperti ikan, telur, kepiting dan sebagainya. Hal ini sangat besar manfaatnya untuk kecerdasan otak anak-anak kita.”kata Ir. Khofifah saat Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja TA 2023 di Resto H. Sholeh, Kec. Kramat, Kab. Tegal, Sabtu (18/11/2023).
Lebih lanjut Ir. Khofifah mengatakan mulai dari ibu hamil sampai nanti anak kita usia 24 bulan, terus diberikan protein. Artinya mulai usia 0 sampai 6 bulan hanya diberikan ASI Eksklusif, lalu setelah 6 bulan diberi makan pemberian makanan tambahan atau PMT.
“Bahwa terpenting untuk tetap menjaga asupan proteinnya bagi ibu hamil, juga buat anak yang ada kandungan selama kehamilannya tersebut. Sehingga tak berdampak pada Stunting. Maka setelah rasa sayang itu, maka demi kesehatan bersama serta keluarga jangan merokok dulu, atau lebih baik berhentilah merokok.”tambahnya.
Sebagai Nara sumber lainya yaitu Ulil Abshar, IP selaku Analis Kebijakan Muda Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana BKKBN mengatakan Stunting itu adalah “Anak Tumbang”, anak yang gagal tumbuh dan gagal berkembang. Dimana penyebabnya faktornya banyak, salah satunya yang paling menonjol adalah kesalahan pola asuh dan kekurangan gizi. Sehingga perlu ada kewaspadaan, perlu pencegahan.
Menurut Ulil Abshar anak yang gagal tumbuh dan gagal berkembang karena kurang gizi tersebut, dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya adalah pertama osteoporosis. Anak anak membutuhkan nutrisi.
“Jadi apabila janin di perut rebutan nutrisinya maka pasti kalah. Akhirnya berat badan lahir kurang dari dua setengah kilo. Nah ini yang dua kali lipat berpotensi terkena stunting,” jelas Ulil Abshar, IP.
“Nah, makanya kalau hamil itu perlu dicukupi kebutuhan gizinya. Insyaallah anaknya cerdas-cerdas. Kemudian setelah tercukupi hal itu, si jabang bayi harus sering direspon diberikan stimulus. Selanjutnya diperiksakan kepada dokter atau mengunjungi Puskesmas supaya mengetahui perkembangannya. Terpenting setelah lahir maka hanya boleh diberikan aktivitas 6 bulan itu harus ASI Eksklusif,”tutupnya