Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sekitar lima ton ikan milik petani di Danau Maninjau mati secara mendadak akibat angin kencang dan curah hujan tinggi melanda daerah itu semenjak Senin (5/4) lalu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Natrial di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan lima ton ikan jenis nila itu milik petani di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya.
“Lima ton ikan siap panen itu milik 15 orang petani dengan kematian 300 kilogram sampai satu ton,” katanya didampingi Penyuluh Perikanan, Asrul Deni Putra.
Pada Selasa (6/5), tambahnya ikan mulai pusing dan mati akibat kadar oksigen berkurang di dasar setelah naiknya air dari dasar danau.
“Bangkai ikan mengapung dipermukaan Danau Maninjau dan petani mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta,” katanya, Kamis (08/04/2021).
Edi mengimbau petani untuk segera memanen ikan dan bagi yang belum siap panen, pindahkan ke kolam air deras.
Selain itu, tidak menebar bibit ikan, karena potensi kematian ikan cukup tinggi saat cuaca ekstrem ini.
“Imbauan itu dalam mengantisipasi kerugian bagi petani,” katanya.
Ia mengakui, kematian ikan di Danau Maninjau selama Januari sampai 8 April 2021 sebanyak 20 ton.
Sebelumnya, ikan milik petani di Danau Maninjau mati sebanyak 15 ton pada Januari dan Februari 2021.Ikan itu mati tersebar di Nagari Kotomalintang dan Bayua. (Kay)