Anggota DPD RI Provinsi Jawa Barat Asep Hidayat memantau stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan dan lebaran dengan mendatangi Kantor Wilayah Bulog Jawa Barat.
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka pengawasan UU Tahun 7 Tahun 2014 ke Bulog Jawa Barat sebagai upaya mengetahui langkah-langkah yang telah dilakukan Bulog daerah agar ketersediaan stok beras menjelang ramadan dan lebaran dan utamanya kestabilan harga.
“Bulog sebagai garda terdepan, berperan penting dalam menjaga stabilitas kebutuhan dasar masyarakat khususnya beras, baik dari sisi stok dan harga. Kenaikan bahan pokok sering terjadi jelang ramadaan dan lebaran, sangat berdampak kepada masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Asep Hidayat saat melaksanakan kunjungan kerja (reses) masa sidang III Tahun 2022-2023 ke Kantor Wilayah Bulog Jawa Barat, Kamis, (2/03/2023).
Pada kesempatan itu, Wakil Perum Bulog Kanwil Jawa Barat Mersi Windrayani menyambut baik kunjungan kerja yang dilakukan oleh Anggota DPD RI Jawa Barat dan mendapatkan banyak masukan serta saran kepada Bulog dalam melaksanakan tugas. Dalam menjaga stabilitas harga Perum Bulog melaksanakan beberapa program yang bekerja sama dengan stakeholder di daerah di antaranya PD Pasar dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui kegiatan operasi pasar, dan Pasar Murah.
“Saat ini ketersedian beras dari tujuh Kantor Cabang Bulog di Jawa Barat terdapat sekitar 13.000 ton stok beras, namun pada awal Maret ini terjadi keterlambatan panen karena faktor cuaca, musim hujan dan banjir khususnya di daerah Karawang,” papar Mersi.
Di saat yang sama, Staf Ahli Anggota DPD RI Jajang Kurnia pada kegiatan tersebut mempertanyakan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi setiap tahunnya jelang hari raya padahal seharusnya bisa diantisipasi.
“Kenaikan harga kebutuhan pokok saat Ramadan dan lebaran sepertinya sudah dianggap suatu budaya atau lumrah karena setiap tahunnya selalu terjadi. Padahal seharusnya harga dapat stabil atau bahkan turun agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati kebahagiaan ramadan dan lebaran, tetapi ini sebaliknya, belum memasuki Ramadan harga beras sudah naik,” ucapnya.
Senada dengan hal tersebut, Staf Ahli Anggota DPD RI H. Aminuddin menyoroti soal impor beras yang dilakukan pemerintah yang dianggapnya menjadi penyebab rendahnya penyerapan pembelian Bulog kepada petani di musim panen.
“Impor beras sangat merugikan petani karena menyebabkan rendahnya penyerapan pembelian Bulog kepada petani terlebih saat musim panen. Selain itu, lahan petani juga semakin menyempit tergurus oleh pembangunan pemukiman dan perumahan, tentu ini berdampak hasil panen nasional semakin menurun,” ucap Aminnudn.
Menanggapi hal tersebut, Manajer OPP Bulog Jawa Barat Imam Firdaus menyampaikan dalam setiap kesempatan telah mensosialisasikan kepada masyarakat agar menjadi pembeli bijak. Menurutnya perilaku pembeli juga menjadi faktor kenaikan harga misalkan saat awal puasa nanti harga daging ayam biasanya naik karena budaya masyarakat kita yang awal puasa seringkali makan daging ayam.
“Momen-momen seperti ini selalu dimanfaatkan oleh para oknum untuk menaikkan harga. Selain itu, terkait semakin menyempitnya lahan pertanian, perlu adanya usulan agar di setiap daerah dibuat kebijakan lahan sawah abadi sehingga tidak dialihfungsikan,” tukasnya.
Mengakhiri pertemuan tersebut Anggota DPD RI Jawa Barat Asep Hidayat menyampaikan apresiasi kepada Bulog Kanwil Jawa Barat dalam menindaklanjuti asprasi dari masyarakat.
“Saya menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang telah dilakukan selama ini dengan Perum Bulog dalam menindaklanjuti usulan bantuan-bantuan sebagai tindaklanjut aspirasi masyarakat,” pungkasnya.