Dua prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili, Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, mengalami kejadian tak terduga.
Nasib kurang baik yang dialami dua prajurit TNI ini merupakan dari satuan tempur infanteri berlambang Ular Piton Hijau yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan),
Kedua prajurit TNI itu dinyatakan hilang misterius tanpa jejak saat melaksanakan tugas di pedalaman rimba Papua. Dilansir VIVA Militer, Senin `15 Februari 2021, prajurit itu hilang dalam rentang waktu 55 hari.
Dua prajurit TNI dari Yonif 756/WMS yang lenyap itu teridentifikasi masing-masing bernama Prada Hengky Sumarlin Zai dan Pratu Kurniawan. Keduanya hilang di wilayah Distrik Tembagapura, Mimika.
Prada Hengky dilaporkan telah menghilang tanpa jejak prajurit TNI saat melakukan patroli sekaligus pengejaran terhadap orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok separatis bersenjata OPM Papua pada 17 November 2020.
Saat itu, Prada Hengky dan 9 prajurit TNI dari Batalyon Ular Piton Hijau lainnya berjalan menyisir sungai besar bernama Kali Kabur di wilayah Utikini Lama, Banti, Distrik Tembagapura.
Prada Hengky berada paling depan diantara prajurit TNI yang tengah berpatroli menelusuri aliran sungai. Karena memang dia bertugas sebagai pengintai depan.
Tidak berapa lama kemudian. Prada Hengky hilang begitu saja bagai ditelan bumi. Saat menghilang ia mengenakan seragam loreng, dilengkapi rompi dan helm. Dia juga membawa senjata SS2 V4.
Pencarian pun langsung dilakukan, tidak hanya prajurit TNI, tapi juga melibatkan masyarakat dan unsur SAR lainnya. Namun, Prada Hengky tak juga ditemukan.
55 hari berikutnya, tepatnya pada 12 Januari 2021, giliran Pratu Kurniawan yang hilang. Dia hilang juga di sungai. Tapi kali ini di aliran Sungai Tsinga di dataran tinggi Distrik Tembagapura.
Pratu Kurniawan diduga hilang akibat terseret arus sungai, jadi saat itu dia sedang patroli. Ketika menyeberangi jembatan yang terbuat dari kayu, dia tergelincir dan jatuh.
Pratu Kurniawan sempat berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada tali rotan. Namun terlepas, dia juga berusaha berenang. Namun arus sungai sangat deras hingga akhirnya Pratu Kurniawan hilang.
Upaya pencarian dan pertolongan langsung dilakukan. Pencarian tak cuma mengerahkan pasukan untuk menyisir aliran sungai. Tapi juga mengerahkan peralatan canggih pengintai udara, drone. Malahan para tetua adat setempat juga dilibatkan.
Namun, operasi pencarian terpaksa dihentikan karena kondisi medan dan cuaca yang membahayakan.
Pasukan Yonif 756/WMS sebelumnya diberangkatkan dari markas mereka di Kulagaima, Wamena, Jayawijaya, pada 21 September 2020. Saat itu ada 125 prajurit yang dikerahkan menjalankan operasi Satgas Pamrahwan. Kemudian pada Oktober 2020, diberangkatkan lagi sebanyak 30 prajurit.