Dulu air mata Megawati tak terbendung ketika Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan kenaikan harga BBM Rp 500.-.
Tidak hanya air mata Megawati yang membasahi negeri ini, sejumlah pihak bahkan elit PDIP juga mengikuti perasaan Megawati dengan meneteskan air mata. Mereka mengaku ikut sakit hati melihat kemiskinan di Indonesia yang salah satunya diakibatkan oleh kenaikan harga BBM.
Sebagaimana diketahui, pada 2008 lalu, pemerintahan SBY menaikkan harga BBM. Kebijakan ini disambut dengan sangat reaktif oleh para elit PDIP.
Air mata Megawati Sukarno Putri seolah tak terbendung saat membahas hal tersebut di Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan pada (27/05/2008).
“Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” ujar Megawati dengan suara parau karena menahan tangis waktu itu.
Kini, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, sementara Solar menjadi Rp6.800 per liter.
Akibatnya partai berlambangkan Kepala Banteng itu tengah jadi sasaran sentilan nitizen, setelah wacana kenaikan harga BBM terbukti telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat Konperensi Pers bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif pada (03/09/2022).
Dengan adanya rekam jejak digital, tidak sedikit dari warganet mendesak supaya orang-orang PDIP kembali menangis, sebagaimana mereka pernah melakukannya untuk memprotes kenaikan BBM di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Bahkan, pegiat Media Sosial Eko Widodo memberikan komentar menohok terkait naiknya harga BBM bersubsidi.
“Dulu BBM naik gope pada ribut jual air mata buaya berharap iba.. Kini saat berkuasa pada kemana ya congornya!!,” ujar Eko Widodo dikutip dari unggahan twitternya, @ekowboy2 (3/9/2022).