Ekonom senior Rizal Ramli meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Selasa, 2 Januari 2024. Kabar ini cukup mengejutkan publik tanah air dan ramai di jagat maya.
Ekonom Senior Rizal Ramli dikenal sebagai mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan juga politikus. Rizal juga pernah menjabat sebagai menteri di dua kabinet yang berbeda, yang pertama pada masa pemerintahan Presiden Abudrrahman Wahid pada tahun 2021.
Kemudian pada masa pemerintahan pertama Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 dia kembali masuk kabinet. Namun, belakangan ini Rizal juga dikenal vokal menolak UU Cipta Kerja dan bahkan sempat ikut orasi bersama pengunjuk rasa.
Kabar meninggalnya ekonom senior Rizal Ramli dibagikan oleh staf Rizal Ramli, Tri Wibowo Santoso dan sahabatnya Teguh Santosa.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.”
Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman periode 2015-2016. Sebelumnya, Rizal menjabat Menteri Keuangan periode 13 Juni hingga 23 Juli 2001 pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Rizal juga pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri periode 23 Agustus 2000 sampai 12 Juni 2001.
Semasa kecil, Rizal Ramli duduk di bangku sekolah di SD Hutabarat Bogor. Dia pun melanjutkan pendidikannya di SMP 1 Bogor. Lulus SMP, Rizal sekolah di SMA 2 Bogor.
Kemudian, Rizal Ramli melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung.
Pada waktu kuliah, Rizal bekerja di sebuah percetakan selama enam bulan untuk membiayai kuliahnya.
Rizal juga sempat menyelesaikan pendidikan S3 di bidang ekonomi di Boston University, Amerika Serikat, dilansir TribunnewsWiki.com.
Semasa kuliahnya, Rizal termasuk aktif dalam organisasi di kampus. Ia pernah mengkritisi pemerintahan Soeharto saat memasuki tahun 1978.
Bersama teman-temannya, Rizal menjadi tim penulis Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB. Buku tersebut, berisi banyak mengkritik kebijakan otoriter dan Praktik KKN. Bahkan, Rizal pernah dimasukkan ke penjara Sukamiskin, tempat Soekarno dulu ditahan.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Amerika, Rizal kembali ke Indonesia dan mendirikan sebuah organisasi ekonom bernama ECONIT Advisory Group. Pada organisasi tersebut, ia aktif mengkritisi kebijakan pemerintahan order baru.
Selama berkarier di Indonesia, Rizal juga pernah mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI).
Kemudian, pada masa reformasi, Rizal ditunjuk sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) tahun 2000.
Selama itu, Rizal berhasil membawa perubahan dan keuntungan perekonomian bagi Bulog selama enam bulan.
Pada tahun 2000, Rizal kemudian diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat menjadi menteri, ia berhasil menyelamatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ketika diambang kebangkrutan. Kemudian, Rizal dipercaya menjadi Menteri Keuangan di bulan Juli 2001 hingga Agustus 2001.
Setelah tak jadi menteri, Rizal ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan BUMN. Rizal ditunjuk menjadi komisaris utama di Bank BNI.
Beberapa bulan selanjutnya, Rizal dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menko Kemaritiman pada Agustus 2015.
Pada saat itu, Rizal tetap mengkritisi kebijakan pemerintah. Hingga Juli 2016, Rizal Ramli melepas jabatannya sebagai Menko Kemaritiman.
Sementara di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara.