Elektabilitas Partai Demokrat melesat akibat isu rencana kudeta yang melibatkan nama Ketua KSP, Moeldoko. Namun, PDIP yang sebelumnya menjadi pemenang kini justru menunjukkan adanya tren penurunan.
Naiknya elektabilitas Demokrat ini disampaikan Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam pemaparan hasil survei, Minggu (7/2/2021).
“Elektabilitas Demokrat melesat, PDIP anjlok, sedangkan PKS dan PSI naik elektabilitasnya,” ujar Andreas Nuryono.
Saat ini, elektabilitas partai berlambang kepala banteng hitam moncong putih itu masih memimpin dengan elektabilitas sebesar 23,1 persen.
Tapi angka itu sangat anjlok jika dibanding survei Oktober 2020 dimana saat itu elektabiltas PDIP mencapai puncak tertinggi dengan 31,4 persen.
Sedangkan pada survei Juni 2020, tingkat keterpilihan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu mencapai 29,3 persen.
Andreas menyebut, turunnya tren elektabilitas PDIP itu tak dipungkiri terjadi atas adanya kasus korupsi bansos Covid-19 yang melibatkan menteri dari PDIP, Juliari Batubara.
Apalagi, kasus tersebut juga menyeret sejumlah nama politisi dari PDIP. “Ini membuat citra parpol penguasa ini melorot tajam,” kata Andreas.
Dalam survei ini, Partai Demokrat menjadi yang paling signifikan mengalami kenaikan elektabilitas. Dari 3,8 persen pada Juni 2020 dan terus melorot pada Oktober 2020 dengan 3,2 persen saja. Namun bulan ini, elektabilitas partai berlambang bintang mercy itu melejit menjadi 8,2 persen.
“Naiknya isu kudeta terhadap kepemimpinan Demokrat bisa jadi upaya untuk terus mendulang elektabilitas,” papar Andreas.
Tren kenaikan juga dialami PKS yang kini memiliki 7,7 persen elektabilitas. Atau naik dibanding dua survei sebelumnya yakni 5,5 persen di bulan Juni 2020, dan 6,1 persen pada Oktober 2020.
Sementara PSI, naik dari 4,2 persen di Juni 2020 menjadi 4,6 persen Oktober 2020 dan kini menjadi 4,8 persen.
Di posisi kedua masih ditempati Partai Gerindra dengan 12,6 persen. Elektabilitas partai besutan Prabowo Subianto itu cenderung stagnan dari 12,5 pada Juni 2020 dan 12,3 di Oktober 2020.
Disusul Partai Golkar dengan 9,7 persen (Juni 2020), 8,8 persen (Oktober 2020) dan sekarang menadi 9,1 persen. Lalu ada PKB 6,4 persen, Nasdem 3,5 persen, PPP 2,0 persen, dan PAN 1,0 persen.
Yang cukup mengejutkan adalah elektabilitas Partai Ummat yang mencapai 1,1 persen. “Atau 0,1 persen di atas PAN, berhasil menggerus basis suara PAN,” ungkap Andreas.
Parpol-parpol lainnya hanya mampu meraih elektabilitas di bawah 1 persen. Seperti halnya Perindo 0,4 persen, Hanura 0,2 persen, dan Berkarya 0,2 persen.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting digelar pada 20-31 Januari 2021 dengan sambungan telepon. Sebanyak 1200 orang responden dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error plus minus 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.