Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, meminta untuk menghapus ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Fahri mengatakan, calon potensial tidak bisa maju hanya karena terhambat oleh aturan tersebut.
“Jangan dibuat seleksi lain sebelum pemilu terjadi, sehingga pada putaran pertama khusus untuk capres misalnya, biarlah semua calon-calon yang sudah muncul dan percaya diri surveinya baik ini muncul semua sebagai kandidat yang akan berdebat pada putaran pertama,” kata Fahri Hamzah dalam sebuah diskusi daring, dilansir dari Republika.co.id, Rabu (2/2).
Menurut Fahri Hamzah, banyaknya nama kandidat calon presiden yang muncul merupakan suatu hal yang baik.
“Sayang sekali orang-orang ini sudah bikin spanduk di mana-mana, udah kampanye bentuk tim ini, sampai ke tim milenial segala macam sudah dibentuk, tapi rupanya tidak banyak tiket karena tiketnya terlalu mahal yaitu tiketnya 20 persen,” katanya.
Selain itu, Fahri Hamzah juga mendesak agar parliamentary threshold juga dihapus. Sehingga berapapun suara yang terkumpul tetap bisa menjadi wakil rakyat.
Karena kita mau dalam demokrasi lebih menonjolkan wakil rakyat daripada wakil partai politik,” katanya.
Fahri mengatakan, ciri dari kematangan demokrasi adalah apabila partai politik hanya menjadi event organizer bagi munculnya pemimpin.
“Parpol berperan dimana-mana ngatur presiden, wapres, legislatif. Legislatif sekarang membebek semuanya karena semuanya tunduk pada perintah parpol, enggak ada lagi yang punya keberanian menjadi wakil rakyat. Ini harus kita akhiri, demokrasi kita harus kita sempurnakan dengan menjadikan pejabat publik itu independen sebagai perwakilan rakyat dalam pemerintahan,” tutupnya.