Film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai oleh mantan jurnalis Dandhy Dwi Laksono nyaris ditonton oleh 10 juta orang di tiga akun YouTube.
Film dokumenter Dirty Vote yang dirilis bertepatan dengan awal minggu tenang Pemilu 2024 itu membuka mata sebagian besar masyarakat tentang kecurangan pemilu.
Namun, kehadiran film Dirty Vote disebut oleh TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai fitnah belaka.
Hinga, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) ikut menanggapi soal film dokumenter tersebut.
JK mengatakan, apabila memang apa yang disampaikan dalam dokumenter tersebut adalah fitnah, TKN Prabowo-Gibran mestinya memberikan data sanggahan. Bukannya hanya mengeklaim fitnah tanpa menyertakan bukti yang kuat.
“Semua orang bisa mengatakan fitnah, tapi tunjukkan di mana fitnahnya. Semua data dulu dikeluarkan, baru komentar,” jelasnya, Senin (12/2).
JK juga mengatakan bahwa data yang ditampilkan dalam film dokumenter Dirty Vote bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, terdapat angka dan tanggal yang jelas.
“Semua (di film Dirty Vote) ada datanya. Angka-angka, tanggal-tanggal semuanya lengkap. Jadi boleh saja mengatakan fitnah, tapi yang mana? Karena semua jelas berdasarkan data,” pungkasnya.