Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dua hari terakhir menjadi pembicaraan hangat bagi khalayak yang biasa menyoroti persoalan politik tanah air. Ia dinilai telah dipermalukan oleh partainya sendiri, PDIP.
Ketidakhadiran Ganjar Pranowo dalam acara pengarahan dari Puan Maharani kepada seluruh kadernya di Semarang, Jawa Tengah sebagai bukti bahwa PDI Perjuangan telah tebang pilih dalam menentukan kehadiran pada acara yang dihadiri oleh sejumlah kepada daerah tersebut.
Pengamat Politik Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyatakan bahwa Ganjar Pranowo sedang dipermalukan dan ditelanjang oleh partainya sendiri.
“Bagaimana mungkin sebagai Gubernur Ganjar pranowo tidak diundang sementara kepala daerah yang lain nya diundang,” ujarnya, Senin (24/5/2021).
Adi mengatakan, sikap PDIP jelas meruntuhkan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur sekaligus kader. “Jelas ini meruntuhkan kewibawaan Ganjar Pranowo, sebagai Gubernur ditelanjangi, Ganjar tidak diundang karena dituding punya ambisi untuk maju di 2024,” ujarnya.
Bahkan kata Adi, PDIP tengah mempertontonkan bahwa ada kelompok tertentu di internal PDI P yang tidak nyaman dengan elektabilitas Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
“Pertanyaan publik, apa yang salah, apa yang haram, ketika Ganjar punya mimpi dan ambisi untuk menjadi capres dari PDIP,” ungkapnya.
“Inilah yang kemudian memunculkan spekulasi kedua yang tampak di panggung belakang, yang tidak terendus oleh publik, yaitu adanya orang tertentu kelompok tertentu yang tidak nyaman tidak happy dengan elektabilitas Ganjar,” imbuhnya.
Kelompok yang tidak nyaman dengan Ganjar menurut Adi adalah elit-elit PDI P yang bisa berkomunikasi dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Orang-orang ini adalah mereka yang punya akses langsung kepada ketua umum, punya karpet merah, dan golden tiket untuk mendapatkan feto untuk diusung melalui elite PDIP,” jelasnya.
“Inilah yang sebenarnya terjadi, makanya tidak mengherankan kalau secara perlahan kedepan kredibilitas Ganjar sebagai seorang gubernur akan dipermalukan dan diruntuhkan secara perlahan justru oleh kader internal mereka sendiri,” pungkas Adi.
Kemarin, Ketua DPR Puan Maharani yang merupakan kader PDI P memberikan pengarahan kepada seluruh kadernya di Semarang, Jawa Tengah.
Namun, Ganjar Pranowo tidak diundang dalam acara pengarahan kepada seluruh kadernya di Semarang, Jawa Tengah. Dalam acara, Puan Maharani melontarkan sindiran. Puan mengatakan, bahwa seorang pemimpin seharusnya berada di lapangan, bukan di sosial media.
Pernyataan Puan tersebut, disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Ganjar Pranowo yang belakangan aktif sebagai host di media sosial Youtube pribadinya.
Ganjar Pranowo yang tidak diundang, justru menghabiskan waktu dengan kegiatan bersepeda di Jakarta.
Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengisyaratkan tahu diri soal posisinya sebagai kader partai terkait tudingan terhadapnya yang dianggap terlalu berambisi menjadi calon presiden di Pilpres 2024.
“Ngono kok ditekoni (begitu kok ditanyakan), aku ki wong Jowo kok yo (saya ini orang jawa), kader. Oh tidak, saya tidak punya acara,” ujarnya, usai melantik Bupati Demak di Gedung Grhadika Bakti Praja Semarang, Senin (24/5/2021).
Pernyataan Ganjar ini menjawab pertanyaan wartawan terkait tudingan terhadap dirinya berambisi maju di pencalonan presiden 2024.
Ganjar pun menjawab tudingan Puan Maharani, bahwa dirinya sudah aktif di media sosial sejak duduk sebagai wakil rakyat di DPR RI yang sampai saat ini masih dilanjutkan.
“Lho saya itu bermedsos sudah sejak DPR kok,” jawab Ganjar