Ganjar Pranowo merupakan bacapres yang paling banyak ‘nampang’ di baliho. Hal ini terungkap bedasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait keterkenalan bakal calon presiden (bacapres) melalui sosialisasi yang dipasang di spanduk, baliho, dan stiker.
Survei terhimpun dalam laporan Swing Voters, Efek Sosialisasi, dan Tren Elektoral Jelang Pilpres 2024 edisi September 2023.
Indikator Politik bertanya kepada responden mengenai capres yang paling sering dilihat pada media spanduk, baliho, atau stiker dalam tiga bulan terakhir.
Hasilnya, Ganjar Pranowo berada di urutan pertama sebagai bacapres dengan sosialisasi tertinggi di media tersebut dengan proporsi sebesar 37,7%.
“Kita lihat, spanduk (baliho dan stiker), Pak Ganjar Pranowo paling banyak, disusul Pak Prabowo, lalu Pak Anies,” ujar Peneliti Indikator Hendro Prasetyo dikutip dari katadata.co.id, Sabtu (30/09/2023).
Di bawahnya, ada Prabowo Subianto dengan proporsi 37,7%. Lalu disusul oleh Anies Baswedan dengan proporsi 30,3%.
Sementara, terdapat pula 40,4% responden yang tidak pernah melihat wajah ketiga capres tersebut di spanduk, baliho, maupun stiker.
Tak hanya paling banyak terpampang di baliho, survei ini juga menemukan bahwa Ganjar Pranowo juga menjadi capres dengan sosialisasi tertinggi di portal berita online, media sosial, tim sukses atau simpatisan, hingga kunjungan langsung ke masyarakat.
Adapun survei ini melibatkan 1.200 responden berumur 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan yang tersebar di seluruh wilayah Inddonesia.
Kemudian Indikator Politik Indonesia melakukan oversample di 10 Provinsi yakni Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden.
Sementara di Sumatera Selatan dan Lampung ada penambahan masing-masing sebanyak 350 responden, serta Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Sehingga total sampel sebanyak 4.090 responden.
Pengambilan data dilakukan pada periode 25 Agustus-3 September 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka (face to face) oleh pewawancara yang terlatih.Tingkat kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.