Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut UAS

- Advertisement -
Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan penjelasan terkait hukum merayakan tahun baru Masehi menurut Islam. Hukum merayakan tahun baru Masehi dalam Islam merupakan hal yang begitu sering dipertanyakan umat Islam menjelang pergantian tahun Masehi.

Sebagian besar umat Islam masih bingung apakah hukum merayakan tahun baru Masehi dalam Islam idibolehkan atau tidak?

Pada umumnya masyarakat di belahan dunia bersuka cita merayakan tahun baru Masehi, termasuk di Indonesia. Bahkan, berbagai kegiatan dilakukan mulai dari tingkat kelurahan hingga di pusat-pusat keramaian.

Karena Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim, maka timbullah pertanyaan soal bagaimana hukum merayakan tahun baru Masehi dalam Islam.

Inilah penjelasan Ustaz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS terkait hukum merayakan tahun baru bagi umat Islam.

Sebagaimana diketahui, tahun baru Islam yakni tahun baru Hijriah, bukan Masehi. Dalam perayaan pergantian malam tahun baru Masehi, seringkali dijumpai perayaan dengan meniup terompet.

Padahal, meniup terompet bukanlah tradisi muslim.

“Meniup-meniup terompet adalah tradisi Yahudi pada perjanjian lama,”

“Itu ditiuplah terompet tanduk kerbau untuk menyambut tahun baru, maka jangan kasih anak-anak kita untuk meniup terompet,” kata UAS dikutip dari salah satu akun YouTube.

Malam tahun baru sebaiknya digunakan untuk muhasabah diri dan menjadikan momen tersebut sebagai waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

UAS menyarankan untuk lebih menghidupkan suasana masjid seperti membuat pengajian atau mengadakan tabliq akbar.

“Malam tahun baru, masjid buat tabliq akbar, undang ustadz dan lakukan muhasabah, jam 12 jam satu terus,” ungkapnya.

UAS menyarankan agar masjid-masjid melakukan pengajian supaya pemuda dan warga tidak ikut membakar mercon maupun meniup terompet.

Warga juga bisa menghadiri kajian ilmu di masjid atau paling tidak jika tidak ingin muncul keinginan merayakan, setelah isya langsung tidur.

“Anak-anak muda yang tidak datang ke masjid, habis isya tidur, kalau tidak bisa tidur, makan obat tidur dua biji. Jangan ikut merayakan tahun baru,” ujarnya.

Perkara demikian bisa dijadikan salah satu cara agar tidak terikut merayakan tahun baru Masehi. Apalagi saat ini pengajian-pengajian bisa lihat dari YouTube.

Menurut UAS, membakar mercun akan merugikan kondisi keuangan, sebab uang yang seharusnya bisa dipergunakan untuk beli hal lain yang bermanfaat, malah terbakar dengan membakar mercun.

Pergantian tahun baru dari 2022 menuju tahun 2023 hanya menghitung jam.

Sebaiknya, hal yang perlu dilakukan adalah merenungi tahun 2022 yang telah dilalui, agar pada tahun 2023 bisa menjadi lebih baik.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA