Banyak obat herbal sesak napas yang telah dipercaya secara turun temurun, maupun yang dijual secara bebas, mengklaim ampuh dalam meredakan gejala sesak napas.
Namun apakah obat ini didukung oleh bukti ilmiah yang akurat? Ketahui fakta dan efektivitas obat herbal sesak napas berdasarkan penelitian ilmiah, sebelum Anda mengonsumsinya.
Kebanyakan penyebab sesak napas berhubungan erat dengan kondisi paru-paru dan jantung. Dua organ inilah yang menjadi jalur lalu lintas oksigen dan karbon dioksida ke dan dari seluruh anggota tubuh.
Sesak napas dapat disebabkan oleh beragam penyakit, seperti serangan jantung, asma, gagal jantung, tekanan darah rendah, pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronik), sumbatan saluran pernapasan, atau kehilangan darah dalam jumlah banyak secara tiba-tiba.
Saat ini, berbagai obat herbal sesak napas mengklaim dapat menangani gejala sesak napas yang diakibatkan oleh gangguan-gangguan pernapasan. Saatnya untuk mencermati apakah bahan dasar produk-produk tersebut memang efektif untuk menangani sesak napas.
Obat Herbal Sesak Napas
Berikut obat herbal sesak napas baik yang mudah ditemukan di dapur maupun yang dijual di pasaran:
Jahe
Jahe sering diklaim sebagai obat herbal sesak napas yang disebabkan terutama oleh asma. Bagaimana jahe dapat meredakan sesak napas belum diketahui secara pasti. Diduga, jahe dapat mengurangi respons alergi karena memiliki sifat antiperadangan, antioksidan, dan mencegah pelepasan histamin.
Jahe juga diduga dapat membuat otot-otot di saluran pernapasan lebih rileks sehingga meredakan sesak napas. Namun sebelum menggunakan jahe sebagai obat herbal sesak napas, tetap konsultasikan pada dokter. Hal ini karena dikhawatirkan jahe dapat mengganggu efektivitas obat-obatan yang digunakan penderita asma.
Jintan hitam/habatussauda
Jintan hitam telah digunakan sebagai obat-obatan sejak 2000 tahun lalu. Tanaman ini digunakan untuk menangani berbagai jenis penyakit, termasuk sebagai obat herbal sesak napas dalam menangani asma, hidung tersumbat, sakit gigi, sakit kepala, diare, dan infeksi parasit.
Dari sisi medis, penelitian menemukan bahwa konsumsi ekstrak habatussauda kemungkinan efektif untuk meringankan gejala mengi, batuk, dan menguatkan fungsi paru-paru pada pengidap asma. Namun, efek obat herbal sesak napas ini tidak seefektif obat pelebar saluran napas salbutamol.
Buah-buahan kaya vitamin C
Vitamin C sebagai salah satu golongan antioksidan mampu mencegah efek kerusakan yang dihasilkan oleh sel-sel radang pada paru-paru. Kekurangan vitamin C diketahui dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru kronis.
Studi menemukan bahwa penderita asma yang kekurangan vitamin C mengalami gejala asma lebih sering. Namun, efek vitamin C sebagai obat herbal sesak napas membutuhkan dukungan dari penelitian lain.
Makanan yang mengandung betakaroten
Betakaroten adalah kumpulan zat karotenoid atau pigmen merah, jingga, dan kuning. Betakaroten dapat didapatkan dari kelompok buah dan sayur berwarna terang. Dikatakan bahwa meningkatkan asupan betakaroten dapat melindungi terhadap sejumlah masalah kesehatan.
Meningkatkan konsumsi betakaroten diyakini dapat membantu mencegah sesak napas pada para perokok dengan penyakit paru obstruktif kronis yang mengalami kesulitan bernapas, serta mencegah terjadinya bronkitis. Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas suplemen betakaroten untuk meredam gejala-gejala yang timbul saat serangan asma.
Ginseng (Panax gingseng)
Akar ginseng yang banyak tumbuh di negeri Tiongkok, Korea, dan Siberia, telah lama digunakan sebagai obat herbal. Akar ginseng diklaim mampu menambah stamina, menangani gangguan ingatan, gangguan otot, hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Ginseng sebagan obat herbal sesak napas bekerja dengan cara menghambat peradangan dan mencegah kerusakan sel di saluran napas. Efek ini diduga terkait kandungan antiradang dan antioksidan yang kuat di dalamnya.
Namun, penggunaan ginseng sebagai obat herbal sesak napas untuk meredakan gejala PPOK sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi ke dokter. Hal ini dikarenakan ginseng dapat mengganggu kinerja obat-obatan lain, seperti obat antidepresan, obat diabetes, penekan sistem kekebalan tubuh, hingga pengencer darah.
Akar manis (licorice)
Salah satu obat herbal sesak napas lainnya adalah akar manis. Tanaman herbal ini memiliki efek pengencer dahak dan dapat membantu pengeluaran dahak sehingga pernapasan terasa lebih lancar.
Satu studi lebih lanjut mengatakan bahwa obat herbal sesak napas yang satu ini juga dapat membantu memperbaiki fungsi paru dan mencegah kekambuhan serangan asma. Akan tetapi, efek dan keamanan akar manis sebagai obat herbal sesak napas secara umum masih minim diteliti dan perlu dikaji lebih lanjut.
Meskipun bahan-bahan di atas adalah bahan alami atau herbal, namun dengan manfaat dan risiko efek sampingnya memerlukan pembuktian lebih lanjut. Oleh karena itu, efektivitas produk-produk ini perlu dicermati kembali, dan konsumsi obat herbal sesak napas ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter.