Ira Riswana jadi sorotan soal kasus sang putra, Maulana Malik Ibrahim. Secara mengejutkan, anak Ira dari pernikahan dengan Kepala Biro Operasi Polda NTB, Abu Bakar Tertusi, menabrak seorang pelajar hingga tewas dan satu pelajar lainnya kritis.
Terkait musibah itu, Ira Riswana buka suara soal tudingan sang putra melakukan tabrak lari. Selain itu, Ira membeberkan kalau putranya yang berusia 18 tahun itu sama sekali tak kebal hukum.
“Memang benar itu yang pengemudi mobil Mercy itu anak saya. Di sini tegaskan bahwa anak saya tidak lari, yang membawa Ananda Syamil dan Ananda Bayu itu anak saya. Anak saya membawa ke rumah sakit sampai selesai semuanya,” seru Ira. “Waktu itu saya masih di Makassar, saya pulang langsung. Saya temani anak saya di sini, pemeriksaan sudah dijalankan dengan baik. Saya juga tidak dapat perlakuan khusus, tetap diperiksa di tempat yang seharusnya.”
“Dan sebenarnya kita tinggal menunggu dari gelar perkara. Sebenarnya dari hari kedua, kalau dibilang tidak ada upaya polisi, itu bohong. Karena dari hari kedua pun anak aku sudah di BAI (berita acara interview), saksi-saksi semua sudah di BAI, bukti-bukti pun sudah ada,” lanjut Ira.
Ira memastikan kalau putra lainnya hadir saat proses pemakaman dan saat tahlilan mendiang Syamil (korban tabrakan yang tewas). Ira juga mengaku pihaknya masih mengurus soal perawatan Bayu (korban selain Syamil) yang mengalami kritis.
Ira juga mengungkap kalau ia memberikan uang Rp15 juta pada keluarga Syamil sebagai bentuk santunan. Namun, pihak keluarga Syamil justru menolak uang tersebut karena dikira sebagai uang damai.
Kuasa hukum Malik, Olop Turnip, membeberkan kalau pihak keluarga Syamil justru meminta sejumlah syarat terkait damai mulai dari pembangunan masjid hingga menyekolahkan adik Syamil. Selain itu, keluarga Syamil juga diduga mengancam akan memviralkan jika pihak Malik tak memenuhi syarat damai.
“Pihak dari almarhum meminta ingin membangun mesjid seharga dari mobil yang ditabrak. Kita bilang kurang relevan karena kejadian ini bukan yang kami mau. Ini kecelakaan yang terjadinya adalah adanya pelanggaran lampu merah dari pihak motor,” kata Olop. “Dari pihak korban juga ada pengancaman terhadap kami seperti akan memviralkan, itu ada buktinya semua pada kami,” seru Ira.
Sebelumnya, Malik menabrak Syamil dan Bayu di kawasan Jakarta Selatan pada 12 Maret lalu. Akibat insiden itu, Syamil meninggal dunia sedangkan Bayu mengalami kritis dan koma.
“Adik aku naik motor dibonceng sama temennya (Bayu), motor milik adikku memang, mereka dari Cilandak mau arah pulang. Kemudian, dari arah Mampang, mobil Mercy kecepatan kencang, kejadian mungkin jam 12 atau jam 1 pagi, Minggu 12 Maret 2023,” kata Nadia, kakak dari Syamil, dikutip dari Kumparan. “Mobil berusaha kabur namun dikejar oleh teman adikku di motor yang lain dan warga di sekitar sana. Akhirnya adikku dibawa ke RSUD Pasar Minggu, namun sudah meninggal saat di TKP dan temannya Bayu dirawat di RS, sempat koma di ICU.”