Sebanyak 884 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan dicatat Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Jumlah kasus tersebut merupakan data per 29 Juni 2022.
“(Ada) 884 kasus DBD, data sampai per 29 Juni 2022,” papar Kasudin Kesehatan Jaksel Yudi Dimyati.
Yudi menyampaikan terdapat tiga kelurahan di Jaksel dengan kasus DBD tertinggi. Tiga kecamatan itu adalah Pondok Labu, Jagakarsa, dan Petukangan Utara.
“Pondok Labu, Jagakarsa dan Petukangan Utara paling banyak. Pondok Labu 52 kasus, Jagakarsa 46 kasus, ketiga Petukangan Utara 39 kasus,” paparnya.
Dinas Kesehatan Jakarta Pusat juga mencatat ada 377 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Pusat (Jakpus). Jumlah kasus tersebut merupakan data per 15 Juni 2022.
“(Ada) 377 kasus DBD, meninggal nggak ada, (data) sampai per 15 Juni 2022,” jelas Rismasari.
Risma mengatakan terdapat tiga kecamatan di Jakpus dengan kasus DBD tertinggi. Tiga kecamatan itu adalah Kemayoran, Johar Baru, dan Cempaka Putih.
“Kemayoran, Johar Baru, Cempaka Putih paling banyak. Kemayoran 114 kasus, Johar Baru 77 kasus, ketiga Cempaka Putih,” katanya.
Risma mengatakan Kemayoran dan Johar Baru merupakan kawasan padat penduduk, sehingga memungkinkan kasus DBD berkembang lebih cepat. Dia menyebut DBD dapat dikendalikan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Kalau saya ya melihatnya gini. Johar Baru dan Kemayoran itu padat, wilayah padat. Kalau wilayah padat mungkin bukan kesadaran, pasti adalah yang punya kesadaran untuk membersihkan, tetapi belum semua. Justru kita yang harus mengubah perilaku warga, jangan buang sampah sembarangan, sama-sama bersih-bersih lingkungan, dan lain-lain,” katanya.
“Karena ketika hanya di satu tempat saja contoh satu Kecamatan Johar Baru ada berapa RW. RW 1 aja rajin, RW 2 nggak rajin, dia (nyamuk) tetap berkembang biak, menyeberang ke RW lain, ya bisa. Jadi harus secara menyeluruh,” singkatnya. (Kay)