Nasib Partai Persatuan Pembangunan (PPP) usai ditinggal Haji Lulung atau H. Abraham Lunggana di DKI Jakarta cukup miris. Pada Pemilu 2019, PPP kehilangan kursi di Senayan dan hanya menyisakan satu kursi di DPRD DKI Jakarta.
Padahal saat dipimpin Haji Lulung pada 2009-2014, PPP meraih 7 kursi untuk DPRD dan 2 di DPR-RI. Lalu pada periode 2014 – 2019 perolehan kursi PPP meningkat menjadi 10 di DPRD dan 3 di DPR-RI.
Haji Lulung hengkang dari PPP karena Ketua Umum PPP Djan Faridz memberhentikannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan WIayah (DPW) PPP DKI pada Maret 2017 karena menolak mendukung pencalonan pasangan Basukti Tjahaja Purnama dan Djarot dalam Pilkada DKI.
Setelah dipecat PPP, Haji Lulung mengaku banyak partai menawarinya untuk bergabung, seperti PKS, Partai Golkar, dan Nasdem. Tapi dia akhirnya memutuskan hijrah ke Partai Amanan Nasional (PAN) pada Juli 2018. Politisi kelahiran 24 Juli 1959 itu ingin membuktikan bahwa dirinya adalah tokoh yang punya basis konstituen signifikan.
“Alhamdulillah kan, jumlah kursi PAN di DKI bertambah dari 2 menjadi 9. Saya dan mas Eko (Eko Indro Purnomo alias Eko Patrio),” kata Lulung, Rabu (8/9/2021).
Sebaliknya, dia melanjutkan, perolehan suara PPP di DKI Jakarta jeblok, hanya tinggal 1 kursi di DPRD dan nihil untuk DPR-RI.
Mungkin karena fakta itu, sejak Januari 2021, Lulung mengaku dirinya gencar didekati para pengurus cabang, kader, dan kiai yang berafiliasi ke PPP untuk hijrah. Dia mengaku baru merasakan CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) ke PPP ketika seorang tokoh yang selama ini selalu membela dirinya turut memintanya pulang.
Kini ia Kembali kepangkuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sejak 6 September dia resmi pamitan dari Partai Amanat Nasional yang mengantarnya naik kelas dari anggota DPRD DKI Jakarta ke DPR-RI sejak 2019.
Karena merasa dirinya sejak awal dibesarkan PPP, Lulung pun luluh. Dia bersedia kembali ke PPP dan memimpin untuk wilayah DKI Jakarta. DIa merasa ikut bertanggung jawab untuk memulihkan kondisi PPP yang rapuh dan mengembalikan kejayaannya di Ibu kota Jakarta.
“Saya pamitan baik-baik ke Bang Zul (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan). Saya tidak ada masalah sama sekali dengan beliau, juga dengan Sekjen dan Ketua DPW PAN DKI. Ini murni CLBK,” tutur Lulung.
Sebagai Ketua DPW PPP, Haji Lulung meminta maaf sekaligus meminta restu kepada konstituennya di wilayah DKI Jakarta. Langkah berikutnya dia melakukan konsolidasi organisasi, karena dalam lima tahun terakhir PPP hampir rapuh akibat kepemimpinan ganda.
Selain itu, dia juga ingin membantu memulihkan polarisasi masyarakat yang terjadi sejak Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019. “Sebagai partai dengan basis massa Islam, wajib bagi PPP menjaga kerukunan umat sebagai cerminan Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Lulung.