Kemendikbud Ubah Paradigma Pendidikan SMK di Papua Lewat GSM.

- Advertisement -
Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), menjalin kolaborasi dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).

Program GSM yang di gelar Kemendikbud melalui Ditjen Vokasi ini sebagai upaya merubah paradigma dan cara berpikir (mindset) pengelola SMK.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kemendikbud menyelenggarakan program workshop penguatan kapabilitas bagi kepala SMK yang berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat melalui GSM.

Kemendikbud
Foto / Istimewa

Tak hanya melalui program GSM, Kemendikbud serta Ditjen Vokasi juga membahas pengembangan kemitraan strategis dengan dunia kerja.

Acara program GSM yang digelar Kemendikbud melalui Ditjen Vokasi tersebut berlangsung di Kota Sorong, Papua Barat, pada 21 Maret – 26 Maret 2021.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto di Sorong, Senin, berharap kegiatan ini dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang positif guna menyiapkan lulusan SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri mendukung link & match.

“Kita ingin membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Papua dan Papua Barat, dengan membangun pola berpikirnya, inovasinya, dan keberanian untuk menciptakan terobosan-terobosan baru.”tutur Direktur Jenderal Diksi, Wikan Sakarinto di siaran pers resmi yang di terima indeksnews.

Kemendikbud
Foto / Istimewa

Untuk itu pertama yang kita dorong adalah kepala-kepala SMK dan jajaran pemimpin SMK di Papua dan Papua Barat melalui GSM,”tambah Wikan.

Wikan melanjutkan, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses keikutsertaan kepala SMK di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam program-program di Ditjen Diksi, serta mengembangkan visi dan mindset mereka layaknya seorang CEO.

“Agar nantinya proses ‘link and match’ antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat berjalan sustain dan selaras,” ujar Wikan.

Pada kesempatan ini Dirjen Wikan juga menekankan bahwa kepala sekolah harus memiliki karakter ‘pemimpin subur’ yang kuat sebagai pembangun yang mencakup fungsi sebagai motivator, inovator, organizing, dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK khususnya di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kemendikbud
Foto / Istimewa

“Target yang spesial kami ajak GSM agar benar-benar bisa membangun leadership dan pola pikir kepala SMK se-Papua dan Papua Barat,” jelas Wikan.

Penggagas GSM Muhammad Nur Rizal mengatakan gerakan tersebut sebagai mitra pendidikan membantu untuk mengubah pola pikir, paradigma pendidikan dan perilaku pelaku pendidikan agar orientasinya tidak hanya penguasaan konten tetapi pada soft skill dan kompetensi.

“Harapannya dengan perubahan paradigma ini, akan tumbuh anak-anak yang punya talenta terbaik sehingga link and match dengan dunia industri berdasarkan passion dari anak-anak itu,“ kata Rizal.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menyatakan perlunya perubahan mindset dalam sistem pembelajaran agar penyiapan hard skills yang menjadi fokus SMK selaras dengan pengembangan karakter (soft skills) peserta didik.

Kemendikbud
Foto / Istimewa

“Untuk mencapai hal ini, perlu diwujudkan suatu bentuk ekosistem pendidikan yang mengedepankan suasana belajar yang menarik, nyaman, dan menyenangkan agar peserta terus memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ahmad Saufi berharap, kegiatan ini dapat mengoptimalkan persiapan SMK di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mengakses program pengembangan SMK Pusat Keunggulan (PK).

“Kegiatan workshop ini merupakan bagian dari program peningkatan kapabilitas manajerial kepala SMK untuk menciptakan ekosistem sekolah yang menyenangkan sehingga dapat mengoptimalkan pengembangan karakter dan potensi peserta didik,” ujarnya.

Untuk lebih menguatkan kemitraan SMK dengan dunia kerja, pada kesempatan ini juga diundang 23 mitra DUDI di wilayah Papua dan Papua Barat sebagai upaya mendukung penuh pelaksanaan link and match dengan SMK.

“Dunia usaha dan dunia industri tersebut akan duduk bersama dengan peserta workshop guna menandatangani perjanjian kerja sama berikut dengan penyusunan rencana aksi yang konkret untuk mewujudkan peningkatan kompetensi peserta didik SMK khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat,” tambah Saufi.

Secara umum, kegiatan workshop ini bertujuan agar peserta mempunyai pemahaman yang sama tentang GSM di sekolah, dan menghasilkan kepala sekolah yang mampu menciptakan ekosistem perubahan di sekolah. Berikutnya, para peserta mampu melaksanakan program tindak lanjut sebagai salah satu agen perubahan dalam mewujudkan ekosistem sekolah menyenangkan untuk memaksimalkan potensi peserta didik SMK.

Selain itu, para peserta secara optimal dapat mengakses program pengembangan SMK melalui aplikasi TAKOLA SMK termasuk program SMK sebagai Pusat Keunggulan Tahun 2021.

Kegiatan implementasi kerja sama antara SMK dengan dunia kerja yang diwujudkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dan penyusunan rencana aksi bersama. Dengan begitu, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan kerja sama dengan dunia kerja secara berkesinambungan yang akan diberikan selama kurang lebih enam bulan ke depan oleh Kemendikbud. (EH).

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA