5 Destinasi Super Prioritas Indonesia diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru-baru ini untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata Indonesia yang terpuruk akibat pandemic.
Lima Destinasi Super Prioritas Indonesia ini mencakup Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.
Kelima area tersebut menjadi fokus utama pemerintah berkat keunikan budaya serta keragaman alamnya yang tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga mampu menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang memberdayakan masyarakat lokal.
Peningkatan kapasitas SDM di Destinasi Super Prioritas dilakukan Kemenparekraf lewat berbagai program, seperti pelatihan dan pendampingan untuk para operator dan penyedia jasa pariwisata.
Lewat program ini, diharapkan SDM akan semakin kreatif dengan berbagai terobosan baru sehingga dapat memperkuat perekonomian dan menciptakan lapangan kerja, khususnya di sektor pariwisata DSP Indonesia.
Inovasi SDM untuk bangkitkan pariwisata yang terpuruk
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling parah, dengan penurunan sangat besar di sektor pariwisata internasional dan domestik. Bahkan data Kemenparekraf mengungkapkan, Indonesia mengalami penurunan pendapatan negara di sektor pariwisata hingga Rp 20,7 miliar akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Sejak pandemi melanda, banyak orang yang mengandalkan mata pencahariannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terpaksa kehilangan pekerjaan. Karena itu, dibutuhkan inovasi, khususnya dalam meningkatkan kreativitas dan kompetensi SDM di sektor pariwisata, apalagi sektor pariwisata merupakan potensi paling berharga yang perlu kita kembangkan untuk meningkatkan ekonomi lokal,” ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Tingkatkan pelatihan berbasis Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi
Strategi utama Kemenparekraf adalah mendukung penuh operator dan provider jasa pariwisata di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan berbagai pelatihan dan pendampingan berbasis Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.
Lewat program-program seperti Pelatihan dan Pendampingan Adaptasi Kebiasaan Baru SDM, masyarakat akan diedukasi untuk semakin terampil dalam berinovasi dan jeli dalam melihat peluang, khususnya di 5 DSP Indonesia.
“Inovasi artinya kami terus mencari cara untuk mengembangkan kualitas dan kompetensi setiap pelaku di jasa pariwisata dan perhotelan di DSP. Kami ingin mereka memahami tentang perubahan tren pariwisata yang dinamis, dimana para wisatawan selalu mencari hal unik, seperti atraksi wisata yang lebih personal dan terlokalisasi,” ujar Sandiaga.
Sementara itu, peningkatan kompetensi berbasis “Adaptasi mencakup beberapa elemen penting seperti edukasi mengenai Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) dan protokol kesehatan yang ketat kepada penyedia jasa pariwisata di Destinasi Super Prioritas Indonesia.
Kemenparekraf juga meningkatkan pelatihan terkait digitalisasi dan pemanfaatan big data, khususnya dalam memetakan berbagai potensi di sektor pariwisata dan industri kreatif DSP.
Kemenparekraf juga berencana mendorong strategi Kolaborasi lewat kemitraan dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan dalam industri pariwisata di DSP, baik di sektor publik maupun swasta.
“Dengan strategi dan inisiatif ini, kami berharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan membangkitkan pariwisata di lima Destinasi Super Prioritas Indonesia. Melalui program ini, kami berharap dapat membangun masa depan pariwisata kelas dunia di Indonesia yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk pemberdayaan ekonomi yang lebih baik,” tutup Sandiaga.
Source: Independen Ekspos