Seorang kakek berusia 64 tahun inisial AD, warga Nagari Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, ditangkap Satuan Reskrim Polres Bukittinggi.AD diduga mencabuli puluhan anak di bawah umur di daerah setempat.
KBO Reskrim Polres Bukittinggi Ipda Herwin membenarkan penangkapan tersangka di Jalan Kapalo Hilalang Kecamatan Sicincin sekitar pukul 14.00 WIB pada Jumat (16/7/2021). Penangkapan itu berawal dari laporan keluarga salah satu korban.
“Benar, tersangka ditangkap berdasarkan laporan dari salah satu keluarga korban, saat ini kami telah menerima laporan dari lima orang perwakilan keluarga korban yang di-BAP, masih dilakukan pengembangan dengan penambahan korban lainnya,” kata Herwin, Sabtu (17/7/2021).
Dia menjelaskan dari pengakuan tersangka, ada sekitar 20 anak usia di bawah umur yang menjadi korban pelaku. Aksi bejat pelaku dilakukan di warung tempatnya berjualan.
“Tersangka mengakui perbuatannya yang dilakukannya di warung makanan ringan dan barang harian miliknya, korban termasuk anak laki-laki dan perempuan, kami masih melakukan pendalaman atas kejiwaan tersangka yang mengaku pernah menjadi korban kasus sodomi,” katamya.
Sedangkan menurut pengakuan tersangka, hal tersebut dilakukannnya kepada anak-anak usia sekolah dasar yang berbelanja di warung miliknya. Rumah tersangka berada di permukiman padat penduduk bersebelahan dengan masjid dan madrasah tempat anak-anak belajar mengaji.
“Saya baru melakukan perbuatan ini dua bulan terakhir, saya kesal dengan beberapa anak nakal yang tidak membayar belanja mereka karena kekurangan uang,” kata pelaku yang diketahui sudah memiliki cucu tersebut.
Sementara salah seorang orang tua korban yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, anaknya sudah dicabuli sejak 2018 oleh pelaku dan baru beberapa bulan terakhir diketahui hingga dilaporkan ke Polisi.
“Bahkan ada sebagian anak disini yang mengaku pernah dicabuli pelaku pada 2015, kasus ini sangat membuat kami ketakutan, semoga warga lain yang anaknya menjadi korban bisa segera melaporkan ke pihak yang berwajib, jangan sampai mengganggu mental anak anak kami di masa depan,” kata dia.
Atas perbuatannya tersangka dijerat pasal 82 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara. (Kay)