RS Indonesia di Gaza sibuk menangani para korban serangan Israel meskipun imbas gempuran Israel sempat mengenai rumah sakit tersebut. Namun, pendiri sekaligus presidium dan relawan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr Yogi Prabowo, SpOT mengatakan kerusakan RS tidak parah.
“Kerusakan RS Indonesia akibat dampak serangan tidak parah dan masih bisa beroperasi dengan baik. MER-C akan kirim tim bedah dalam satu hingga dua pekan kedepan,”ujar Yogi Prabowo dikutip dari Republika.co.id, Senin (17/5/2021).
MER-C telah merencanakan untuk mengirimkan enam hingga tujuh orang dokter spesialis ortopedi, bedah, anastesi, radiologi dokter umum dan perawat.
Jalur akses bagi pengiriman bantuan baik tenaga medis maupun logistik akan melalui perbatasan Rafah dan Mesir. “Perbatasan Rafah dan Mesir kabarnya sudah dibuka. Kami akan persiapkan segala sesuatunya,” ujar Yogi.
Sedangkan relawan MER-C, Reza yang berada di Gaza melaporkan bahwa serangan zionis Israel masih terus terjadi dan semakin menggila. Serangan menyasar rumah warga, infrastruktur, perkantoran dan masjid.
Hingga Senin pagi sebanyak 197 warga Gaza terbunur, 50 diantaranya anak-anak dan 34 lainnya wanita. Sementara itu korban terluka sebanyak 1.235 orang. Saat ini RS Indonesia telah menerima jenazah korban serangan sebanyak 40 orang dan korban terluka sebanyak 456 orang.
Kemungkinan korban masih terus bertambah karena serangan tidak juga mereda. Bentrokan terparah masih terjadi di komoleks Al Quds dan di desa Syekh Jarrah.
“Akibatnya kegiatan di Gaza lumpuh total termasuk pasar, toko, dan akses pun ditutup karena risiko cukup tinggi. Persediaan logostik kami dan berharap adanya babtuan karena hingga saat ini bantuan asing belum masuk,”ujar dia.
Sementara, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad mengatakan korban semakin bertambah dari serangan israel semakin masif. “RS Indonesia di Gaza menjadi tempat pengobatan pasien yang terluka akibat serangan israel. Rumah sakit sudah overload, maka pintu perbatasan rafah di buka untuk evakuasi pasien yg tidak bisa di tanganin di Gaza,”ujarnya dikutip dari Republika.co.id.
Disamping obat-obatan semakin menipis termasuk instrumen bedah yang juga semakin kritis. Namun bangunan RS hanya mengalami kerusakan ringan imbas dari getaran dan masih beroperasi.
“Kami sangat membutuhkan obat-obatan, instrumen bedah serta obat -obatan anestesi yang sudah menipis maka bantuan internasional sekarang ini sangat di nanti dan dibutuhkan,” ungkapnya.
Source: Republika