Seorang santri di Sampang, Madura, berhasil menciptakan miniatur pesawat Garuda Indonesia yang bisa diterbangkan dengan remote control.
Video miniatur pesawat Garuda Indonesia yang tengah terbang di langit Madura sontak menjadi viral. Tampak sejumlah warga juga ikut melihat penerbangan pesawat tersebut. Beberapa anak juga takjub karena dari kejauhan, terlihat seperti pesawat sungguhan.
Dilansir detikcom, Kamis (26/8/2021). Kreativitas pembuatan miniatur pesawat ini mendapat acungan jempol dari masyarakat. Dalam video, beberapa orang juga terlihat bertepuk tangan memberikan apresiasi.
Miniatur pesawat ini buatan seorang santri, yakni Agus Humaidi (25). Ia merupakan warga Desa Tlambah, Karang Penang, Sampang, Madura. Meskipun hanya miniatur, Humaidi mengaku pesawatnya menggunakan mesin dan bisa diterbangkan dengan remote control.
“Biasanya saya terbang sampai jarak 400 meter hingga jarak 1 kilometer, karena pesawat yang kemarin belum dikasih GPS,” ujar Humaidi dikutip dari detikcom, Rabu (25/8/2021).
Selain pesawat elektrik, Humaidi juga membuat pesawat yang manual. Berbeda dengan pesawat miniatur lainnya, Humaidi menyebut pesawatnya lebih ringan. Ini yang membuat bisa terbang dengan mulus.
“Pesawatnya memang lebih ringan punya saya dari pada teman-teman, karena pesawat saya terbuat dari styrofoam yang ringan dan tidak keras. Kalau teman-teman ada yang dari polifoam dan gabus yang berat,” ungkapnya.
Untuk membuat satu pesawat, Humaidi mengaku membutuhkan waktu hingga satu bulan, tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitan. Dia mengaku telah mendapat sejumlah pesanan mulai dari ukuran kecil hingga mencapai 6 meter.
Humaidi mengaku belajar secara otodidak dari Facebook dan Google. Awalnya, dia bergabung di grup Facebook yang memuat informasi pembuatan miniatur pesawat. Setelah itu, dia mencari informasi lanjutan melalui Google.
“Pertama begini saya gabung grup komunitas, di sana ada cara bikin pesawat. Saya menyimak aja di situ. Belajar dari elektroniknya. Tapi saya juga sambil melihat di Google. Yang lebih membantu saya di Google itu,” ujar Humaidi.
Humaidi juga mengaku tak lulus MI atau SD. Namun ia bertekad dan terus belajar membuat miniatur pesawat secara otodidak. Dalam tiga bulan, Humaidi akhirnya mampu membuat pesawat yang bisa diterbangkan.
“Saya belum lulus MI atau SD. Belajarnya sih tiga bulanan. Menurut saya 3 bulan sudah bisa. Iya barokahnya Google dan komunitas juga, tapi saya otodidak dan saya yakin bisa,” ujar Humaidi.
Atas kegigihannya membuat miniatur pesawat yang lumayan besar, beberapa orang pun heran. Karena, untuk belajar membuat miniatur pesawat harusnya mendapat bimbingan dari ahlinya.
“Karena kalau kata teman saya bikin pesawat harus ada yang membimbing, tapi saya semangat alhamdulillah meskipun nggak ada yang membimbing bisa. Sampai teman-teman di komunitas heran kok bisa bikin yang langsung besar padahal masih pemula. Karena komunitas di Google tidak banyak orang yang bisa membuat pesawat besar. Setahu saya cuma ada empat di Indonesia,” ungkapnya.
Menjelang peringatan HUT RI ke-76, Humaidi mendapat penghargaan dan uang dari bupati. Humaidi juga diundang ke pendopo untuk memperlihatkan miniatur pesawatnya.
“Bapak Bupati Sampang pernah mengundang saya waktu acara menjelang hari kemerdekaan,” ujar Humaidi.
Saat ini, Humaidi mengaku, banyak pihak yang memesan miniatur pesawat buatannya. Harganya juga sesuai kemampuan pembeli dengan menyesuaikan spesifikasi. Humaidi menyebut, dia membanderol harga Rp 15 juta untuk miniatur pesawat dengan ukuran terbesar, mencapai 6 meter.
“Kalau pembuatannya tergantung dari yang pesan, kalau minta lebih cepat selesai lebih mahal. Untuk bahan elektriknya, kalau yang manual yang biasa saja murah harganya Rp 6 juta. Kalau yang bagusan dikit harganya bisa lebih mahal lagi,” paparnya.
“Kalau yang besar bisa sampai Rp 15 juta, ada yang Rp 7 juta, Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Kalau yang Rp 15 juta itu insyaallah ukuran 5 meter lebih hampir 6 meter,” tambah Humaidi.
Tak hanya Madura dan sekitarnya, miniatur pesawat buatan Humaidi juga mendapatkan atensi dari masyarakat di luar daerah. Dia menyebut pernah kedatangan pembeli dari Trenggalek yang datang khusus ke rumahnya untuk memesan pesawat.
“Kalau dari kemarin ada yang dari Trenggalek dan kerabat-kerabat yang pesan,” ujarnya.
Source: detikcom