Pembangunan mushala di puncak Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) yang diinisiasi Mapala Unand, diapresiasi oleh Rektor Universitas Andalas (Unand) Prof Yuliandri.
“Saya mengapresiasi para pencinta alam, khususnya Mapala Unand atas pembangunan Mushala yang diadakan di puncak Gunung Talang,” ujar Yuliandri saat peresmian mushala di Gunung Talang secara virtual, Minggu (14/2/2021).
Yuliandri berharap dengan adanya tempat ibadah di puncak gunung talang dengan ketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut itu dapat meningkatkan ibadah para pendaki gunung.
“Diharapkan dengan adanya mushala tersebut semakin meningkatkan ketakwaan kita terhadap Sang Pencipta hendaknya,” ujarnya.
Keberadaan tempat ibadah tersebut, Kata Yuliandri juga menunjukkan bahwa selain mencintai alam, para pendaki gunung juga mencintai Sang Pencipta.
Wali Nagari Aia Batumbuak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok Yunaldi juga menyambut baik atas pembangunan sarana ibadah di puncak Gunung Talang tersebut.
Dia mengharapkan hal itu menjadi awal yang baik untuk pengembangan objek wisata Gunung Talang kedepannya.
“Semoga terus meningkatkan semangat Pokdarwis untuk mengembangkan objek wisata Gunung Talang ini dan jumlah pengunjung terus meningkat,” ujarnya.
Selain itu, Ketua Mapala Unand Periode 2020/2021, Farhan Furqani, mengatakan perencanaan pembangunan tempat ibadah tersebut sudah sejak tiga bulan yang lalu.
“Alhamdulillah perencanaan tersebut mendapat respons positif dari para pendaki dan pemangku kepentingan lainnya,” kata dia.
Dia menyebutkan untuk biaya pembangunan sarana ibadah tersebut berasal dari iuran anggota dan beberapa donatur lainnya yang sangat mendukung atas gagasan itu. Selain itu, total biaya pembangunan Mushala tersebut terkumpul sekitar Rp25 juta.
“Tujuan pembangunan Mushala ini ialah sebagai amal jariah dan tempat ibadah bagi para pendaki Gunung Talang lainnya karena sebelumnya di sini belum ada tempat ibadah,” ujar dia.
Selain itu, dia mengatakan terkait kondisi air bersih untuk berwudhu diambil dari sumber mata air dan dibuatkan tempat penampungan khusus agar memudahkan para pendaki.
Pembangunan sarana ibadah itu sudah dilakukan sejak tiga hari yang lalu, namun untuk pengangkutan material mushala dilakukan secara bertahap, yakni sejak satu bulan yang lalu yang dibantu para pendaki lainnya.
“Mushala tersebut juga aman dari petir karena sudah ada alat penangkal petirnya,” pungkasnya.
Source: Republika
