Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, sampaikan kekesalannya terhadap tokoh-tokoh yang mengkritik Presiden Jokowi terkait didepaknya 75 pegawai KPK karena tak lolos tes kebangsaan menjadi ASN.
Pengkritik Jokowi yang cukup keras itu adalah Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas. Dia memperingatkan KPK tumbang di bawah pemerintahan Jokowi.
Ngabalin menyebut otak Busyro Muqoddas sungsang menyalahkan Jokowi soal nasib Novel Baswedan dkk yang dibebastugaskan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
“Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan ummat yang kuat dan berwibawa kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini,” ujar Ngabalin dikutip dari Instagram resminya, Kamis (13/5/2021).
Ia menyarankan eks pimpinan KPK itu lebih cocok membuat LSM antikorupsi atau masuk parpol jika ingin mengkritik Presiden Jokowi. “Rasanya Anda tidak cocok menjadi pimpinan Muhammadiyah,” ujar politikus Golkar itu.
Sebelumnya, Busyro Muqoddas memberi peringatan Jokowi. Sejarah akan mencatat di bawah pemerintahan saat ini KPK tumbang tak lagi punya gigi memberantas korupsi.
“Dari bahasan-bahasan itu kesimpulan besar saya begini, bahwa penonaktifan 75 pegawai KPK melalui proses tes wawasan kebangsaan itu mempertegas pernyataan saya sebelumya, yaitu di tangan Presiden Jokowi sistem pemberantasan korupsi itu tumbang,” ungkap Busyro, Rabu (12/5).
“(KPK) Tumbang karena ditumbangkan, itu kesimpulan besarnya.”- Busyro Muqoddas
Busyro mengingatkan Jokowi soal janji-janji saat kampanye Pilpres dahulu. Dalam dua kali pemilu, 2014 dan 2019, Jokowi menegaskan komitmennya memperkuat KPK.
“Janji janji itu berujung dengan Surpres Jokowi untuk DPR tentang revisi UU KPK. Kedua, rangkaian langkah-langkah pemilihan pimpinan KPK terpilih ini tidak bisa dilepaskan dari RUU itu,” kritiknya.