Kasus aneh yang terjadi di ruang autopsi terkait penemuan organ vital mayat wanita simpanan penuh belatung diungkap oleh dokter Spesialis Forensik Stephanie Yulianto.
Organ vital mayat wanita simpanan penuh belatung ditemukan Stephanie Yulianto bersama tim forensiknya, saat memeriksa jenazah wanita yang baru meninggal dan berusia sekitar 20 tahun.
Waktu menerima mayat itu dari polisi, kata Stephanie, diinformasikan bahwa yang bersangkutan adalah wanita simpanan dari seorang pria yang memiliki kedudukan penting dan kaya.
Saat memeriksa mayat wanita tersebut, kata Stephanie, ia dan tim forensiknya sangat kaget, shock, ngeri dan terkejut. Bahkan kata Stephanie salah satu anggota tim forensiknya sampai muntah-muntah dan nyaris pingsan.
“Saya sendiri saat itu kaget, syok waktu mendapatkan temuan itu. Sampai saya merinding. Sekarang saja waktu saya inget-ingat itu tuh saya merinding,” kata Stephanie di akun YouTubenya @Dokter Stephanie.
“Karena yang saya dapatkan di tubuh korban itu saya menemukan di organ vitalnya banyak sekali keluar belatung,” kata Stephanie.
Awal kejadian kata Stephanie ia mendapat kiriman jenazah perempuan berusia 20 tahunan yang baru meninggal.
“Keadaannya korban itu bisa dikatakan cukup memprihatinkan lah. Tubuhnya kurus kering, rambutnya sebagian rontok, benar-benar kayak orang sakit berat,” kata Stephanie.
Awal penemuan mayat tersebut kata Stephanie karena tetangga kos korban mencium bau busuk dari kamar wanita itu. Lalu, menginformasikan kepada penjaga kos dan tetangga lainnya.
Mereka kemudian mendobrak pintu kamar hingga menemukan korban terbaring di tempat tidur dalam keadaan tak bernyawa.
Dari keterangan penyidik pula kata Stephanie hampir 2 bulan ini korban itu kesehatannya ngedrop berdasar keterangan tetangga kos.
“Beberapa kali korban minta ditemenin sama teman kosannya itu buat berobat. Tapi ya nggak ada perubahan. Malah kesehatannya korban itu semakin memburuk,” ujarnya.
Selain itu kata Stephanie saat pintu kamar korban didobrak bau busuk sangat pekat dan tetangga korban dikabarkan sampai muntah.
“Mereka melapor ke polisi yang langsung melakukan olah TKP. Di kamar korban memang ditemukan banyak obat-obatan. Tapi tidak ada obat-obatan, yang mengarah ke penyakit berat,” ujarnya.
Yang ada kata Stephanie hanya obat penahan nyeri dan multivitamin.
“Tapi nggak ada obat-obatan yang menunjukkan korbannya sakit berat,” kata dia.
“Nah dari keterangan penyidik, katanya keluarga korban itu nggak mau korban di otopsi. Dari pihak keluarga sudah menerima kalau korban mati karena sakit dan mereka cuma minta korban diperiksa luar saja,” ujar Stephanie.
Kemudian, katanya, ia bersama tim forensik melakukan pemeriksaan jenazah.
“Waktu saya memeriksa tubuh korban, saya agak heran juga. Memang korbannya itu, baunya tuh busuk sekali mayatnya ini. Kayak korban yang sudah meninggal 3 sampai 5 hari,” katanya.
Tapi menurut Stephanie tubuh korban sama sekali belum membusuk dan masih relatif segar. Saat diperiksa perkiraan waktu kematiannya, kata Stephanie belum sampai 12 jam.
“Setelah kami melakukan pemeriksaan di tubuhnya itu, kami nggak menemukan luka-luka yang berarti. Ya ada luka sedikit aja lecet, tapi nggak ada tanda-tanda kekerasan yang mengarah ke tindak pidana,” ujarnya.
Namun ketika Stephanie dan tim memeriksa bagian bawah tubuh korban, mereka mengalami kaget dan kengerian.
“Ketika kami memeriksa bagian bawah tubuh korban, apa yang kami temukan di situ benar-benar mengerikan dan bikin kaget. Sampai salah satu anggota tim saya itu muntah-muntah dan hampir pingsan,” katanya.
“Dan saya waktu melihat bagian bawah tubuh korban itu, saya juga merinding sebadan-badan. Saya kagetnya minta ampun,” ujar Stephanie.
“Karena waktu saya lihat di bagian alat vital korban, itu banyak sekali belatung yang keluar dari sana. Setelah saya melakukan pemeriksaan ya saya laporkan itu ke penyidik,” katanya.
Dari keterangan yang akhirnya Stephanie dapatkan diketahui bahwa wanita tersebut adalah wanita simpanan atau sugar baby dari seorang pria yang memiliki kedudukan dan cukup kaya.
“Beberapa bulan sebelumnya, istri sah dari laki-laki tersebut sempat datang ke kos korban, melabrak korban dan saat itu korban sedang bersama si sugar babynya ini,” katanya.
Tapi waktu dilabrak katanya si pria justru membela korban. “Dan bahkan istri sahnya diusir.
“Setelah kejadian tersebut dia menjalani kehidupan seperti biasa, sama sekali tak terganggu” kata Stephanie.
Tapi, tidak lama setelah itu kesehatan korban mulai memburuk.
Korban bahkan sempat berobat ke dokter hingga pengobatan alternatif tapi tidak kunjung sembuh hingga ditemukan meninggal dunia.
Belatung di Mayat Baru Meninggal Tak Masuk Akal
Menurut Stephanie penemuan belatung yang mengerubungi alat vital korban cukup sulit dijelaskan secara medis.
Apalagi, belatung tidak bisa bertahan hidup di atas suhu 30 derajat celcius.
Sementara suhu tubuh manusia biasanya antara 36-37 derajat celcius.
Apakah yang dialami wanita itu karena disantet, Stephanie tidak bisa menjelaskan mesti pernah mendengar soal itu.
“Belatung atau Larva lalat maksimal tuh bisa bertahan hidup disebut 30 derajat celcius, kalau di atas suhu 30 derajat celcius itu nggak akan bisa bertahan hidup, apalagi berkembang biak. Jadi, saya nggak bisa menemukan penjelasan kenapa kok sampai ada belatung begitu banyaknya,” ungkapnya.
“Kalau dari segi metafisika, saya pernah dengar memang ada salah satu jenis santet, dimana pengirimnya itu bisa memasukkan lalat atau parasit lain ke dalam tubuh korbannya. Tapi, lagi-lagi kalau berurusan sama metafisika itu sudah diluar kewenangan saya sebagai dokter forensik, dan saya tidak bisa mendapat penjelasan medisnya,” ujar Stephanie Yulianto.