Partai Demokrat Tegas Tolak Syarat Koalisi yang Diajukan PDIP

- Advertisement -
Partai Demokrat dengan tegas menolak syarat koalisi dengan PDI Perjuangan, dalam mendukung Ganjar Pranowo.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, partainya menginginkan harus ada pertemuan dulu, antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keduanya bisa duduk bersama dan membicarakan format koalisi.

Menurutnya, antara pertemuan dua tokoh bangsa dan dukungan kepada Ganjar Pranowo adalah hal yang berbeda.

“Kami menganggap bahwa dukungan dan pertemuan itu suatu hal yang berbeda gitu,” ujar Syarief, Jumat (15/9/2023).

Syarief mengatakan, Megawati dan SBY harus berkomunikasi lebih dulu karena keduanya memegang keputusan untuk menentukan langkah partai masing-masing.

Pasalnya di Partai Demokrat, kalau menentukan kebijakan ke depan di Partai Demokrat adalah ranah majelis tinggi partai.

“Sementara, di kubu PDI-P kan Ibu Megawati. Jadi harus ada komunikasi dulu,” imbuhnya.

Demokrat, menurut Syarief, tidak ingin masuk ke koalisi yang memberikan syarat tertentu. Meski demikian komunikasi dengan memang lumayan bagus.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya membuka pintu lebar-lebar bagi Demokrat untuk membangun kerja sama politik.

Partai berlambang Moncong Putih itu juga mendukung terjadinya rekonsiliasi antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan Megawati Soekarnoputri.

Seperti diketahui, hubungan antara Megawati dengan SBY renggang, bahkan memburuk sejak SBY mencalonkan diri sebagai Presiden RI pada Pemilu 2004.

Namun kini kedua belah pihak membuka peluang bekerja sama, setelah Demokrat mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Sebagai catatan, sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sudah pernah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada pertengah Juni lalu.

Hasto mengatakan, Partai Demokrat harus menyatakan secara resmi dukungan mereka terhadap Ganjar Pranowo, calon presiden yang diusung oleh PDIP.

“Setelah ada komitmen memberikan dukungan kepada Pak Ganjar, baru pertemuan itu dilakukan formal,” ujar Hasto.

Hal ini diungkapkan Hasto dalam acara pertunjukan wayang orang Bharata “Wahyu Makutharama” di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).

Hasto menyampaikan, pola pertemuan tersebut sama seperti partai-partai lainnya yang sudah bergabung bersama PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, seperti PPP, Hanura, dan Perindo.

Menurut Hasto, pola pertemuan ini lebih kokoh karena mengusung visi misi yang sama.

“Jadi diberikan dukungan terlebih dahulu, baru (pertemuan) secara formal, sehingga kerja sama ini akan kokoh karena didasari oleh kepentingan masa depan bangsa dan negara,” ucap Hasto.

Dia menjelaskan, pola pertemuan juga diadakan secara bertingkat. Sebelum perjumpaan Megawati-SBY, pihaknya akan lebih dulu mengutus beberapa orang untuk berkomunikasi.

Salah satu contohnya, pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Begitu pula komunikasi lain dari kader PDIP yang telah terjalin, meliputi Said Abdullah, Olly Dondokambey, Bambang Wuryanto, dan sebagainya.

“Ya pertemuan secara bertingkat. Kalau kita lihat dalam perjalanan partai politik, yang bertemu kan Mbak Puan terlebih dahulu didampingi jajaran DPP,” jelas Hasto.

Saat ini, Partai Demokrat masih menjajaki potensi kerja sama politik antara dua parpol, antara dengan PDIP maupun dengan Partai Gerindra.

Yang jelas kata Hasto, PDIP terbuka terlihat dari beberapa pertemuan yang sudah terjadi.

“Kan minta sudah bertemu, sekali lagi Mbak Puan, Mas AHY bisa bertemu di GBK.

Itu kan merupakan hal yang sangat positif, di antara Kesekjenan juga sering komunikasi,” jelas Hasto.

Sebagai informasi, Demokrat belum menentukan pilihan di mana akan berlabuh, setelah koalisinya pecah karena bakal calon presiden yang diusung, Anies Baswedan, memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar menjadi bacawapres.

Diketahui, Demokrat bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Partai Nasdem. AHY sejauh ini, keukeuh ingin menjadi cawapres pendamping Anies.

Di sisi lain, PDIP terbuka dengan partai manapun yang ingin berkoalisi. Belakangan, Demokrat pun mengaku terbuka dengan semua kemungkinan, termasuk peluang berkoalisi dengan PDI-P atau Gerindra.

Adapun koalisi pengusung Ganjar diisi oleh PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura.

Di sisi lain, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto juga menyatakan membuka pintu jika Demokrat mau bergabung.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA