Sebuah potongan video siaran langsung dari Instagram (IG) yang menayangkan aksi dugaan pembacokan seorang remaja yang masih siswa SMP berinisial ARSS (14) tahun di Sukabumi hebohkan publik. Diketahui, ARSS meninggal dunia pada Kamis (23/3) usai menjadi korban pembacokan sebanyak dua kali.
Berdasarkan video yang beredar, siaran langsung (live) IG itu ditayangkan akun dengan nama @spandas743****. Dalam video berdurasi 55 detik itu terlihat seorang laki-laki mengacungkan senjata tajam dan mengejar laki-laki lain. Pengunggah juga menyematkan kutipan ‘1 vs 1’ dalam siaran langsung tersebut.
Lokasi yang ditunjukkan dalam live Instagram itu sama persis dengan tempat kejadian perkara pembacokan kepada ARSS yaitu di depan Perum Pesona Mayanti, Jalan Cibuntu, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Namun akun dengan nama @spandas743**** sudah hilang dari pencarian Instagram.
Informasi mengenai siaran langsung Instagram ini juga diketahui ayah korban, Adrianto Saputra (48). Dia mengatakan, anaknya yang lain mendapatkan video tersebut dan memperlihatkan kepada dirinya.
“Sementara ini saya dapat informasi iya dari anak saya, videonya ada,” jelas Adrianto, Jumat (24/3).
Akibat peristiwa tersebut, korban mendapatkan luka di pergelangan tangan hingga nyaris putus, luka bacokan di kepala dan nyeri di bagian perut. ARSS meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Al-Mulk dan dirujuk ke RSUD Syamsudin.
Sementara itu, Kapolsek Polsek Cibeureum Resor Sukabumi Kota AKP Suwaji mengaku masih menyelidiki kasus tersebut. Pihaknya sudah melakukan pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur atau pelanggaran pidana Oasal 351 KUHPidana.
“Anggota telah melakukan pengecekan TKP tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur dan atau penganiayaan. Identitas pelaku masih dalam lidik,” kata Suwaji.
Menurut ayah korban, Adrianto mengatakan mulanya korban berpamitan untuk meminjam motor dan pergi ke rumah temannya. Kemudian sekitar jam 15:00 sampai 17:00 WIB, Adrianto belum mendapatkan kabar kepulangan anak keempatnya itu.
“Gurunya telpon saya, nanya AR ada di rumah nggak. Saya telepon suaranya nyambung dan guru ngasih tahu kalau AR ada di rumah sakit. Itu saya lari ke rumah sakit Al-Mulk,” tuturnya.
Korban dirujuk ke RSUD Syamsudin karena keterbatasan alat di RSUD Al-Mulk. Sesampainya di rumah sakit, Adrianto melihat kondisi anaknya penuh luka dengan pergelangan tangan nyaris putus, kepala terkena bacokan dan pendarahan di tengkorak kepala. Korban juga terlihat kesakitan di bagian perut.
“Sekitar Kamis (23/3) jam 02.30 WIB saya dapat informasi anak saya sudah tidak ada dengan keadaan menurut saya sebagai orang tua sangat kejam,” sambungnya.
Dia berharap, pihak kepolisian segera menangkap pelaku dan mengungkapkan kasus tersebut. Terlebih, peristiwa pembacokan itu merupakan yang kedua kalinya.
“Kami sebagai keluarga dan saya sebagai bapaknya pengen diungkap seterang-terangnya dan pelaku ditangkap karena ini rupanya bukan kejadian pertama, ini kejadian dua kali selama hampir satu bulan. Jadi saya harap ke pihak kepolisian untuk menyelesaikan mencari si pelaku sampai dapat untuk mempertanggungjawabkan kelakuan mereka kepada anak saya,” tandasnya. (kay)