Rencana pembangunan patung Soekarno di Area GOR Saparua dengan tegas ditolak oleh komentator politik M Rizal Fadillah.
Rizal menegaskan bahwa proyek pembangunan patung Soekarno ini disinyalir sarat dengan kepentingan politik karena tidak berhubungan dengan kepentingan rakyat Jabar.
“Tidak ada agenda terencana berbasis APBD. Ini proyek politik Ridwan Kamil yang bersembunyi dibalik penghormatan pada tokoh sejarah,” ujar Rizal, Minggu (2/7/2023).
Dia juga menyoroti penggunaan lahan milik Pemrov Jawa Barat harus dengan persetujuan atau didahului pembahasan di DPRD.
“Harus jelas hubungan hukum antara Pemprov dengan Yayasan Putra Nasional Indonesia. Ground Breaking dengan menelikung DPRD jelas menyalahi. DPRD berhak untuk memanggil Ridwan Kamil,” ungkapnya.
Kemudian, patung Soekarno setinggi 20,3 M yang disebut sebagai tertinggi itu bukan menjadi kebanggaan tetapi keprihatinan.
“Dibangun oleh Seniman Yogya bukan dari Bandung. Patung dalam aspek keagamaan harus beralasan kuat, tanpa itu akan dianggap sebagai kultus atau bahkan pengembangan keberhalaan (paganisme). Nabi Ibrahim dahulu berani menghancurkan berhala,” katanya.
Rizal juga mengatakan, jika bernuansa politik dan bagian dari transaksi politik, misalnya Ridwan Kamil berharap menjadi Cawapres Ganjar, maka sadar atau tidak maka pembuatan patung Soekarno adalah bentuk baru dari sebuah gratifikasi.
“Jadi di samping ada gratifikasi uang, jabatan, sex juga kini patung,” ungkapnya.
“Pemenang Pemilu 2019 Kota Bandung adalah PKS sedangkan untuk Jawa Barat Partai Gerindra. Kehadiran Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP pada saat groundbreaking menunjukkan kepentingan PDIP ada di sana. Ridwan Kamil memfasilitasi. Tanah Pemrov digunakan untuk Plaza Soekarno tersebut,” katanya.
Rizal berharap agar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak bermanuver politik dengan “menjual” tanah aset Pemprov Jawa Barat demi kekuasaan.