Pemerintah Kota Padang sedang memperkuat langkah mitigasi untuk mengantisipasi potensi bencana alam yang disebabkan oleh Megathrust Mentawai. Isu terkait potensi gempa dan tsunami ini kembali menjadi perhatian publik, dan Pemkot Padang merespons dengan peningkatan kesiapsiagaan bencana secara menyeluruh.
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, menjelaskan bahwa potensi bencana akibat Megathrust Mentawai bukanlah hal baru. Untuk itu, Pemkot Padang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk perbaikan fasilitas-fasilitas penting seperti rambu jalur evakuasi, shelter, dan sirine peringatan tsunami.
Saat ini, Kota Padang memiliki tiga shelter tsunami, yakni Shelter Darussalam di Kelurahan Bungo Pasang, Shelter Nurul Haq di Jalan Komplek Jondul 4 Parupuk Tabing Koto Tangah, dan Shelter Wisma Indah Warta Bunda di Jalan Sumatera Ulak Karang Utara.
“Kami rutin melakukan mitigasi setiap tahunnya, dan setiap tanggal 25 setiap bulan, kami juga melakukan pengecekan fungsi sirine tsunami,” kata Andree dalam keterangan yang diterima pada Kamis (22/8/2024).
Andree menambahkan bahwa pengumuman terkait potensi Megathrust Mentawai oleh BMKG dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat. Selain menyediakan shelter, Pemkot Padang juga telah menyiapkan beberapa bangunan seperti hotel, masjid, sekolah, dan supermarket sebagai alternatif tempat evakuasi.
Terkait evakuasi horizontal, beberapa jalan yang digunakan sebagai jalur evakuasi telah diperlebar untuk menghindari kemacetan saat evakuasi. Pemkot Padang juga telah menetapkan zona aman tsunami atau kawasan hijau yang ditandai dengan warna di beberapa titik jalan, untuk memudahkan evakuasi baik bagi warga maupun wisatawan.
Andree juga mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan tas bencana yang dapat berguna sewaktu-waktu saat terjadi bencana. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan masyarakat Kota Padang dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.