Saat ini banyak data survei dari lembaga survei sewaan digunakan oleh aktor politik untuk menjatuhkan lawannya. Hal itu diungkapkan pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul.
Najmuddin mengatakan, survei-survei politik yang diadakan banyak lembaga survei sewaan saat ini hanya melihat berdasarkan tren politik yang terjadi.
“Survei itu kebanyakan hanya melihat tren. Dan survei belum tentu mencerminkan pilihan masyarakat,” ujar Najmuddin, Rabu (7/6/2023).
Seharusnya kata Najmuddin, lembaga survei berlaku independen dan tidak memihak ke salah satu kubu politik. Namun yang terjadi saat ini adalah lembaga survei melakukan survei untuk memenangkan pemesan dan juga untuk meningkatkan tingkat popularitas pemesan.
Could not load the poll.
“Saya melihat para kontestasi politik umumnya menggunakan jasa lembaga survei untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas kandidat yang diusung. Bahkan hasil survei sewaan ini dipublikasikan di media dengan menampilkan para analis,” kata Najmuddin.
Najmuddin mengimbau para peneliti dan lembaga survei supaya mengembalikan lagi tujuan awal survei, yakni untuk menjawab masalah dan menambah pengetahuan baru.
Dan sebuah aktivitas survei menurut dia harus dapat dipertanggungjawabkan secara metodologi ilmu pengetahuan.
Najmuddin juga berharap media massa mainstream tidak lagi mengikuti skenario yang dibangun lembaga-lembaga survei.
Karena dengan begitu, media yang seharusnya menjadi pengawal demokrasi justru ikut arus sesuai keinginan kubu politik tertentu.