Pengaruh bakal calon presiden (capres) 2024, Anies Baswedan mulai merambah ke wilayah perkampungan di Jawa Barat. Hal ini terungkap saat Relawan Amanat Indonesia menggelar program Opung Anies (Obrolan Kampung Amanat Indonesia) di Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Sabtu (1/4/2023).
Relawan Anies Baswedan mengangkat program andalan ‘Opung Anies’ yang telah diluncurkan bulan lalu di Jakarta, oleh Ketua Umum ANIES, Sahrin Hamid.
Ini merupakan safari politik Relawan ANIES yang kedua di Tanah Pasundan, setelah sebelumnya pada 23 Maret 2023, program Opung ANIES dilaksanakan di Cigagak Cisurupan, Kota Bandung.
Ketua Panitia Pelaksana Opung Anies, Budi Purwoko akui obrolan kampung kali ini selain dihadiri oleh emak-emak setempat, pihaknya juga melibatkan para Milenial Cicalengka pendukung Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Mereka selain kelompok milenial yang memang konsen ke dunia politik, juga pernah terlibat dalam agenda climate change, dengan aksi kebersihan lingkungan.
Hadir sebagai narasumber acara yaitu aktivis senior Reformasi 98, Didin Hasanuddin. Dia juga merupakan Sekretaris Umum (Sekum) Badko HMI Jawa Bagian Barat 97 – 99.
Kang Didin, sapaan akrabnya dihadirkan khusus untuk memaparkan tema diskusi ringan bertajuk ‘Kenapa Harus Anies di 2024?’.
Dengan pengalamannya yang cukup luas di bidang kemasyarakatan, Kang Didin pun dengan mudah berinteraksi serta bertukar pikiran dengan warga tentang politik kekinian.
“Sengaja OPUNG ANIES kita gelar di desa-desa agar desa juga merasakan denyut nadi pemilu gembira dan bahagia,” jelas Budi.
Dengan begitu, dia berharap warga di pedesaan juga akan mengenal lebih dekat lagi sosok Anies Baswedan sebagai calon pemimpin di masa depan.
Peta Persaingan Pemilu 2024 di DKI, Faktor Anies Baswedan Untungkan Para Caleg Parpol Pendukung
Partai Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menandatangani nota kesepahaman atau MoU piagam koalisi perubahan.
Mou itu menandai NasDem, Demokrat, dan PKS resmi memutuskan mendukung Anies Baswedan maju calon presiden di Pilpres 2024.
Di Jakarta, bacaleg dari tiga partai pendukung sudah mulai memasang foto Anies Baswedan dalam poster maupun spanduk sosialisasi mereka.
Mereka cukup percaya diri dan menatap optimistis dukungan partainya kepada sosok Anies Baswedan.
Apalagi, dalam berbagai survei, elektabiltas Anies Baswedan di Jakarta menempati urutan tertinggi dibandingkan sosok potensial lain, semisal Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Survei terbaru Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) tertinggi di tiga provinsi dari lima provinsi yang disurvei. Tercatat, Anies unggul di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Dalam simulasi 3 Capres terkuat di DKI Jakarta, elektabilitas Anies Baswedan 49.6 persen, unggul jauh dari Ganjar Pranowo dengan 27.5 persen, dan Prabowo Subianto sebesar 15.7 persen
Bacaleg Nasdem, Grevilma Kurniati Pertiwi mengakui, diusungnya Anies Baswedan sebagai bacapres, khususnya oleh partai Nasdem, memberikan keuntungan tersendiri baginya yang mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta pada pemilu 2024 mendatang.
Diketahui, Grevilma yang karib disapa Mpok Wilma ini, akan bertarung di Daerah Pemilihan 7 meliputi Kecamatan Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Cilandak dan Setiabudi
Faktor Anies Baswedan sebagai calon presiden yang diusung pertama kali secara terbuka oleh Nasdem tentunya sangat signifikan dan menguntungkan para caleg dalam melakukan sosialisasi,”
“Khususnya di dapil 7 yang merupakan lokasi dari tempat tinggal bacapres, khususnya di kawasan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak,” ujar Mpok Wilma dikutip dari Warta Kota di Jakarta, Kamis (30/3/2022)
Mpok Wilma yang juga dosen di Universitas Indonesia menambahkan, dalam ilmu politik, ada istilah Efek Ekor Jas (EEJ) atau coat-tail effect.
Yaitu secara umum merujuk pada kecenderungan kandidat popular dalam satu level pemerintahan dapat menyebabkan pemilih memilih kandidat dari partai yang sama dengan kandidat populer tersebut untuk level pemerintahan yang lain.
“Penelitian-penelitian ilmiah mengenai EEJ sebenarnya berdasarkan riset pemilu serentak dalam sistem presidensial dua partai seperti misalnya pemilu di Amerika,” jelas Mpok Wilma.
Dari konsep ini, kata dia, dapat diambil kesimpulan adanya keterikatan yang sejalan antara kekuatan elektoral seorang calon presiden dengan partai politik pendukungnya.
Dalam kondisi saat ini, maka Anies Baswedan yang merupakan mantan gubernur Jakarta dan bacapres yang memiliki popularitas serta elektabilitas yang tinggi.
Kondisi itu tentunya akan memberikan keuntungan positif secara elektoral bagi Nasdem sebagai parpol yang dari awal mengusungnya
Dimana hal ini juga dengan jelas memberikan keuntungan bagi para caleg Nasdem, khususnya yang bertarung di wilayah DKI Jakarta.
“Timeline Pemilu legislatif masih berada dalam rentang beberapa bulan lagi, tetapi coattail effect dari seorang Anies Baswedan sudah terlihat dengan banyaknya kader-kader partai politik lain di Jakarta, yang berpindah haluan dan masuk ke Nasdem untuk perebutkan kursi anggota dewan baik itu tingkat DPRD maupun DPR RI,” pungkasnya.