Di tengah situasi mencekam atau tertekan, hormon adrenalin akan mengendalikan diri Anda untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Meski perannya begitu penting, hormon ini justru bisa berbahaya bila kadarnya berlebihan dalam tubuh.
Hormon adrenalin atau disebut juga epinefrin dihasilkan secara alami oleh tubuh, tepatnya kelenjar adrenal, yang dikendalikan oleh kelenjar pituitari di otak. Pelepasan hormon ini akan terjadi saat Anda merasa takut, panik, stres, atau terancam.
Tak hanya dihasilkan secara alami oleh tubuh, hormon adrenalin juga bisa diproduksi dalam bentuk obat yang biasanya digunakan untuk beberapa kondisi medis, seperti:
- Mengatasi syok kardiogenik dan henti jantung mendadak
- Melancarkan pernapasan pada penderita asma
- Mengatasi reaksi anafilaktik atau reaksi alergi berat
- Mengobati sepsis
- Memperpanjang lama kerja beberapa obat bius
Meski demikian, pemberian adrenalin sebagai pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan dokter agar tidak membahayakan nyawa.
Efek Kelebihan Hormon Adrenalin dalam Tubuh
Ketika produksi hormon adrenalin meningkat secara mendadak, tubuh akan mengalami beberapa perubahan dan akan menimbulkan gejala, seperti:
- Keringat berlebih
- Jantung berdebar
- Lebih waspada dan lebih fokus
- Napas lebih cepat
- Tekanan darah meningkat
Biasanya gejala yang ditimbulkan hanya bersifat sementara dan akan membaik saat pemicunya telah teratasi. Namun, jika tidak diatasi dan dibiarkan tanpa penanganan, hal ini bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan yang harus segera ditangani.
Kaitan Antara Stres dan Adrenalin Berlebih
Stres merupakan salah satu kondisi yang dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin dalam tubuh. Pelepasan hormon ini dapat memengaruhi daya tahan tubuh dan bagian otak yang mengendalikan suasana hati, rasa takut, motivasi, dan bahkan siklus tidur.
Peningkatan produksi hormon adrenalin akibat stres jangka pendek akan mendorong seseorang untuk mengambil keputusan, melakukan sesuatu, hingga menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Peningkatan hormon ini pun tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan akan kembali normal setelah pemicu stres teratasi.
Namun, saat produksi hormon adrenalin terus meningkat akibat stres yang berlarut-larut, tubuh rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, gangguan sistem pencernaan, peningkatan berat badan, insomnia, penurunan daya ingat dan konsentrasi, kegelisahan, hingga depresi.
Mengingat dampak stres berkepanjangan pada kesehatan, Anda disarankan untuk mengelola stres dengan mencoba menerapkan beberapa hal berikut ini:
- Membicarakan masalah yang dihadapi dengan anggota keluarga atau teman
- Berolahraga secara rutin
- Melakukan teknik relaksasi, seperti latihan napas maupun meditasi
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Menghindari penggunaan gawai setidaknya satu jam sebelum tidur
- Mencukupi waktu istirahat
- Meluangkan waktu untuk melakukan hal yang diminati atau melakukan hobi
Pada kondisi tertentu, adrenalin dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan diri. Namun, jika berlebihan, adrenalin juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga keseimbangan hormon adrenalin dalam tubuh.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam mengelola stres yang dapat memicu peningkatan hormon adrenalin atau bahkan kondisi tersebut sudah mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.