Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku legawa apabila kembali tidak terpilih pada Pilpres 2024 mendatang, karena sudah terbiasa menerima kekalahan.
Hal itu disampaikan Prabowo Subianto saat menghadiri acara Musyawarah Kerja Nasional III Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
Namun, pada momen tersebut, Prabowo Subianto meminta mandat rakyat untuk memimpin Indonesia pada 2024 mendatang. Bahkan dia berjanji, apabila nasib baik berpihak padanya, maka dirinya akan bekerja sebaik mungkin untuk Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Prabowo telah berkali-kali maju ke kontestasi pemilihan presiden (pilpres).
Ia pertama kali ikut bertarung pada Pilpres 2009. Kala itu, ia maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Megawati Soekarnoputri dan kalah.
Kemudian, pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto maju sebagai capres. Ia menggandeng Hatta Rajasa pada 2014 dan Sandiaga Uno pada 2019.
Namun, lagi-lagi Prabowo kalah. Mantan Danjen Kopassus itu kalah bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi).
Kini pada gelaran 2024, Prabowo Subianto kembali maju sebagai capres dengan menggandeng putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.
“Saya datang di hadapan rakyat dan saya minta mandat. Kalau rakyat memberi mandat kepada saya, saya siap berkerja untuk bangsa dan negara.”
“Kalau rakyat tidak memberi mandat ya tidak masalah dan saya sudah buktikan berkali-kali,” tuturnya, Sabtu.
Ketua Umum Gerindra itu menegaskan akan terus mencoba selagi ada kesempatan. Ia melihat bagaimana Indonesia masih memiliki masalah yang sama dari waktu ke waktu.
“Ada kesempatan lagi, maju lagi, minta lagi, enggak dikasih lagi, ada kesempatan ya maju lagi.”
“Tapi saya lihat tuh kok masalahnya masih sama ya masalahnya adalah kekayaan bangsa Indonesia tidak tinggal di Indonesia,” ujarnya.
Ia pun mengeklaim memahami apa yang terjadi sehingga meminta mandat rakyat Indonesia untuk memimpin bangsa ini.
“Saya ingin diberi mandat. Saya ingin untuk diberi kesempatan memimpin bangsa dan negara ini karena saya merasa bahwa saya paham, saya mengerti apa yang sedang terjadi kepada bangsa kita,” jelasnya.
Selain minta mandat rakyat, pada momen tersebut, Prabowo juga sempat curhat buku karangannya tidak laku di pasaran.
Judul buku yang ia buat ialah Paradoks Indonesia dan Indonesia Menang.
“Saya bikin beberapa buku. Menurut saya, buku saya bagus, tapi enggak laku. Buku saya tidak laku sedih dong,” jelasnya.
Namun, Menteri Pertahanan (Menhan) itu tidak kapok dan tetap membuat buku. Prabowo mengaku, sering membagikan buku karangannya cuma-cuma atau gratis ketika ia menghadiri beragam kegiatan.
“Buku yang bagus memang belum tentu laku. Ya sudahlah aku bikin buku lagi, aku bagi-bagi saja,” pungkasnya.