Sejumlah warga Australia terpaksa nekat untuk menyewa kapal laut agar bisa kembali ke negaranya dari Indonesia. Hal ini terjadi karena sulitnya penerbangan dari Indonesia.
Operator pariwisata yang berbasis di Lombok, Brendan Nuir, menerima banyak permintaan dari ekspatriat untuk memulangkan warga Australia ini ke negaranya.
Tarif kapal laut sebesar AU$ 3.500 per orang untuk perjalanan selama 67 jam dari Kupang ke Darwin. Perjalanan menggunakan kapal tradisional phinisi.
Dilansir dari The Australian, Nuir yang sebelumnya bekerja sebagai penambang emas di Australia barat ini sebelumnya mengatur penyewaan pesawat untuk ke Australia dengan harga tiket AU$ 10.600 per orang.
Jumlah warga Australia yang terdampar di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan orang. Kini mereka kesulitan kembali ke negaranya karena tak ada penerbangan langsung dari Indonesia sejak Januari lalu.
Singapura juga melarang penerbangan transit dari Indonesia. Sedangkan Australia sendiri sudah mengurangi hingga separuh kedatangan pesawat.
Nuir pernah menyewakan kapal secara pribadi untuk warga Australia yang ingin pulang kampung pada tahun lalu. Namun saat itu sulit mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia.
Namun kali ini dia mengaku sudah memiliki izin yang diperlukan untuk membawa warga Australia kembali ke negaranya. “Kami hanya menunggu untuk melihat apakah Darwin akan memberi izin untuk datang dan pergi. Itu satu-satunya yang menahan kami,” ujarnya.
Sementara, semua kedatangan harus menjalani karantina di Darwin. “Hanya saja tidak disebutkan berapa lama sebelum kapal diizinkan berangkat lagi,” ujarnya.
Seorang juru bicara Pasukan Perbatasan Australia mengatakan warga negara atau penduduk Australia yang tiba dengan perahu kecil harus memberikan pemberitahuan setidaknya 48 jam untuk perjalanan yang memakan waktu hingga 72 jam. Mereka juga harus mematuhi aturan biosekuriti.
Sedangkan awak kapal yang bukan warga negara Australia harus memiliki visa atau pengecualian perjalanan yang sesuai. “Di luar itu, batas kedatangan, ketersediaan karantina, dan proses kesehatan saat kedatangan adalah masalah negara bagian atau teritori yang relevan,” katanya.
Di antara calon penumpang adalah Mathew Connelly. Ia ditugaskan oleh perusahaannya di Australia pada proyek Moto GP di Lombok. Conelly tak pernah membayangkan akan menempuh jalan berliku untuk kembali ke negaranya.
Total kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati angka 1 juta lebih. Jumlah pasien yang membludak membuat rumah sakit kewalahan.
Media Australia, ABC juga memberitakan sejumlah warganya yang terlantar di Bali. Para ekspatriat pun terpaksa menyewa pesawat terbang dari Bali ke Perth dengan harga sangat mahal, karena tak adanya penerbangan.
Saat ini sekitar 100 warga Australia sudah mendaftar. Namun hanya 25 orang yang bisa terbang dengan pesawat sewaan. Akibatnya harga tiket menjadi amat mahal.
Total kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati angka 1 juta lebih. Jumlah pasien yang membludak membuat rumah sakit kewalahan.
Selain Australia, sejumlah ekspatriat sudah lebih dulu kembali ke negaranya. Warga negara Taiwan, Arab Saudi dan Jepang ramai-ramai menyewa pesawat pulang.