Komunitas Samawe Adventure akan melakukan ekspedisi pada 30 gunung di Indonesia dari Sabang sampai Merauke mulai bulan Mei 2021 mendatang.
Perjalanan Ekpedesi 30 Summit Samawe Adventure rencananya akan berjalan satu tahun, mulai bulan Mei tahun 2021 ini hingga bulan Mei tahun 2022 mendatang.
Pendaki utama Samawe Adventure, Raden Bambang Adi Wijaya (Awe), mengatakan tujuan utama ekspedisi dilakukan karena gunung yang menjadi sumber kehidupan manusia. Gunung yang perlu dijaga habitatnya termasuk daerah aliran air jangan sampai masalah sampah merusak ekosistem.
“Masalah utama pada saat era sekarang dan zaman dulu gunung hampir tidak menemukan sampah tapi kalau zaman sekarang naik gunung lebih banyak menemukan sampah daripada pemandangan. Nah dengan ekspedisi ini kita juga bisa mengedukasi masyarakat mengenai smapah plastik,” kata Awe salah satu Founder Samawe Adventure saat press conference di Kawasan Kerinci, Jakarta Selatan, Minggu (25/4/21).
Dalam rangka mengedukasi masyarakat Seputar Sampah Plastik Samawe Adventure mendapat dukungan dari Get Plastic sebuah organisasi pelestarian alam yang concern pada sampah plastik mendukung gelaran Ekspedisi 30 Summits 2021-2022.
“Keempat kalinya pertemuan dan membahas tentang penanganan sampah lebih detail. Waktu pertemuan kemarin ada pertanyaan seperti apa cara penanggulangan sampah dan berapa biaya yang dikeluarkannya dan partikel apa yang didapat diperbaharui seperti bahan bakar dan akan berguna untuk apa misal mesin diesel atau bensin. Jenis plastiknya apa dan berapa banyak plasti jika diolah menjadi satu liter diesel. Alhamdulillah sahabat kami hari ini dapat hadir di acara ini dari Get plastik.”ujar Awe.
“Saya dan mba Ani akan menjelaskan lebih detail lagi mengenai sistem kerja dalam artian dalam kita jalan bareng dengan ekspedisi ini menjangkaunya apa saja, apa saja yang dapat kita sampaikan dan apa yang kita harapkan dari kegiatan ini bisa bermanfaat untuk kita dan masyarakat lainnya.”tambahnya.
Ani Handayani perwakilan dari Get Plastic sendiri sangat mendukung kerjasama kegiatan Samawe Adventure dalam mengelar Ekspedisi 30 Summit.
“Banyak persoalan di dunia yaitu tentang sampah plastik dan kita akan berkolaborasi baik dengan banyak pihak termasuk Samawe Adventure, komunitas Menejemen plastik maupun manajemen sampah plastik itu dan bagaimana memperdayakan masyarakat sekitar untuk pengolahan sampah. Jenis jenis sampah apa saja yang dapat kita kelola menjadi bahan alternatif berupa solar ada juga nanti berupa bensin dan juga residu karbonnya dan sampah plastik sama sekali tidak meninggalka jejak jadi zeroes. Kita mengenang wes energi yang penting ini dapat mengubah dan mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan sampah aplasik. Get Plastic memiliki reaktor yang mampu mengubah plastik zero waste, menjadi bahan bakar bensin, solar maupun minyak tanah,”ungkap Ani.
“Pihaknya akan membantu menghentikan polusi tanah dan air yang berasal dari mikroplastik. Get Plastic memiliki reaktor yang mampu mengubah plastik zero waste, menjadi bahan bakar bensin, solar maupun minyak tanah,” jelasnya.
“Samawe Adventure dan Get Plastic sepakat bekerja sama untuk mengedukasi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung, agar peduli pada sampah plastik dan mengolahnya. Dari pada jadi sampah selamanya, lebih baik dijadikan benda-benda benilai ekonomi, seperti tas, dompet, vas bunga. Bahkan, sampah plastik dapat diubah menjadi bahan bakar,” ujar Awe.
Proses pengolahan sampah plastik itu Get Plastic menggunakan alat yang low teknologi dan sangat sederhana sekali dan mudah didedikasi. Prosesnya adalah pemanasan sampah plastik dan didalam sampah plastik mengandung organiknya sendiri dari hidro karbonnya yang prosesnya sangat panjang.
“Selama ini proses menggunakan bahan untuk sementara menggunakan tabung gas 3 kg. Jika kita mempunyai sampah sekitar 10 kg di masak membutuhkan waktu sekitar 5+6 jam memakan 10 liter dan memakan listrik sebesar 120 watt untuk pendinginya karena prosesnya sangat panas. Di proses atau dimasak dan menghasilkan bensin. Dari riset itu bagaimana gas itu bisa digunakan untuk membakar proses itu masih panjang prosesnya, “tutur Ani.
Tak hanya Get Plastic, Denny Frust, Sepijak, Lia Halisa, Iness Balladiva, Didit T Hidayat, Dr. Edi FP mendukung Ekspedisi 30 Summit dan program pemerintah agar tidak mudik.
“Saya sangat support banget dengan acara ini, saya kemarin membuat tour pandemi, Awalnya 14 kota tetapi yang terjadi 9 kota. Ada beberapa tempat yang memang harusnya di jaga dan akhirnya harus terancam dengan tambang. Jadi pada tour itu sekaligus membawa misi untuk melakukan gerakan berbagi yang dilakukan di Tambunan. Yang akan turun. Pulau itu tidak terlalu besar hanya sekian ratus ribu meter sementara kota tamanya ada 42 kilometer Gambir setengah pulau. Kemaren juga sempet jalan ke bewa, bewa didaerah Poso itu adalah salah satu tempat dan punya banyak patung megalid, patung megalid itu salah satu patung tertua lebih dari yang lain. Kita sempat membuat festival lembah terakhir bertujuan untuk menjaga agar daerah ini tidak rusak dari penambang. Kenapa saya semakin semangat dengan adanya ekspedisi ini bisa membuka mata hati pikiran semua manusia.”ujar Denny Frust Brand Ambassador Samawe Adventure 30 Summit ini.
“Terima kasih sudah diajak bergabung dan ini kemauan saya sendiri karena saya melihat misi yang disampaikan Samawe Adventur untuk kembali memberikan semangat pada Indonesia salah satunya yaitu perbanyak melakukan kebaikan mulai dari gunung. Saya sangat mendukung sekali karena saya pernah naik gunung jadi kurang lebihnya tau kondisinya, selama ini orang tahunya gunung – gunung kita indah tapi nyatanya di sana tidak seindah yang dibayangkan. Banyak sampah sampah plastik berserakan, saya seneng sekali berada di dalam satu frekuensi untuk mendukung kegiatan Samawe ini.”kata Mama Reagge.
“Saya sangat peduli dengan kebudayaan karena kita atau sejak sebelum Agama masuk ke Indonesia. Budaya kita sekarang ini hampir berkurang khususnya anak anak milenial banyak yang tidak mengerti tentang budaya kita. Dengan kesempatan ini saya sangat setuju dan mendukung sekali. Samawe akan mendaki gunung Lawu, nanti sewaktu ingin mendaki di Solo Gunung Lawu kita akan meminta walikota Solo Mas Gibran untuk menyambut kegiatan Samawe di gunung Lawu.”kata Didit T. Hidayat.
Dukung Program Jangan Mudik
Tak hanya mengelar Ekspedisi 30 Summit Samawe Adventure juga mendukung program pemerintah agar masyarakat untuk tidak mudik di masa pandemi.
Hal ini untuk mencegah meningginya kasus Covid – 19 di Indonesia, dimana vaksin yang dilakukan pemerintah belum merata serta kurangnya perhatian masyarakat akan bahaya Covid sudah berkurang.
Tak dipungkiri, masyarakat sudah mulai jengah dengan kondisi di Indonesia, apalagi peraturan pemerintah yang melarang untuk mudik.
Keprihatinanpun disampaikan oleh Dr.Edi Prasetyo. Ia menjelaskan bagaimana vaksin di Jakarta dan Indonesia belum merata.
“Kita harus belajar dari India. Sekarang infeksi virus Covid di India kembali naik akibat akses semua dibuka. Padahal kenyataannya belum seluruhnya membaik. Nah, kita jangan sampai seperti India. Jadi alangkah baiknya jika kita membantu program pemerintah dalam mengatasi Covid-19.”ungkap dr.Edi.
“Sampai saat ini,vaksin Covid-19 untuk lansia juga belum merata. Bahkan di DKI Jakarta saja,jumlah lansia yang divaksin belum sesuai dengan banyaknya data yang masuk. Ini bukti masih adanya tingkat kerawanan yang tinggi.”kata Dokter Edi Prasetyo.
“Untuk masalah warga India masuk ke Indonesia seperti halnya kita mempunyai kewarga negaraan yang lain misal negara australi atau amerika apalah itu. Pakai bisa pun mungkin ada freefilens itu menjadi alasan mereka. Saya tidak akan membahas lebih dalam saya ingin berpesan bahwa kasus Covid itu belum akan berakhir di prediksi mungkin 5-6 tahun, dapat dibayangkan perekonomian kita akan kacau. Dapat dilihat untuk daerah Jakarta naik lagi karena faktor ada Munggahan sebelum puasa dan juga ada kegiatan buka puasa bersama. Untuk program vaksinasi diakui untuk fase pertama tenaga medis dilakukan dan alhamdulilah selesai dilakukan dan disaat itu pasien turun hingga 50% tadinya paien saya 60 sekarang hanya 20 pasien.
“Bahkan sore tadi ada laporan hanya 14 pasien. Untuk vaksinasi lansia memberi efek yang tidak terlalu berat yang sudah divaksin dan masalahnya data lansia itu belum sesuai ekspetasi baru hanya sekitar lima ribu, mungkin sempatt terganggu dengan vaksin Nusantara, untuk sekarang vaksin nusantara bukan lagi vaksin tetapi terapi identitik jika bukan disebut vaksin lagi yang sifatnya individual. Untuk itu mohon bantuannya untuk mempromosikan juga dengan kegiatan Samawe ini untuk kegiatan vaksinasi ini. Karena semua akan kembali dengan tanda kutip kembali ke newnormal. Untuk India sendiri mungkin karena keteledoran mereka dengan kasusnya banyak turun dan sekarang melonjak kembali kasusnya karena semua kegiatan di buka semua. Kenapa pemerintah kita melarang untuk ini dari sisi medis mencegah itu terjadi, jika terjadi lagi dengan tanda kutip kita biayai dengan apa lagi kemarin saja sudah habis habisan. Ini perlu kerjasama kita semua bukan hanya tenaga kesehatan saja, untuk kegiatan naik gunung kita membutuhkan fisik yang sehat.”tambahnya.
“Jika kita tidak mudik sekarang kita hidup sehat , bisa berpuasa tahun depan, dan dapat bersilahturahmi denga keluarga. Dan juga untuk temen temen diingatkan bahwa teknologi sekarang ini sudah canggih dapat melakukan silahturahmi menggunakan handphone dengan cara Videocall atau media sosial lainnya. Dan kita juga di dukung oleh mba Hesti dari menkomaritim dan investasi, beliau seorang yang sangat pandai dan sangat di percaya di menkomaritim koordinasi dan investasi.”tutup Harry Koko Santoso penasehat Samawe Adventure. (EH).