Seks Bebas Berisiko Mengganggu Kesehatan Mental

- Advertisement -
Sudah banyak yang memahami, seks bebas atau berganti-ganti pasangan dapat menularkan penyakit, terutama penyakit menular seksual. Yang jarang diketahui atau tidak disadari, seks bebas juga dapat berpengaruh pada kejiwaan atau kesehatan mental.

Penyakit menular seksual akibat seks bebas, antara lain HIV, herpes simpleks, kutil kelamin, sifilis, gonore, hepatitis B, hepatitis C, dan klamidia. Ada pula risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan kemungkinan aborsi. Selain itu, jangan anggap penyakit penyakit menular seksual hanya dapat menyebar melalui hubungan seks lewat vagina. Kamu bisa tertular penyakit menular seksual meski hanya melakukan seks oral atau seks anal.

Memicu Depresi dan Rendah Diri

Berbagai aplikasi dan forum daring atau online, kini semakin mempermudah para penggunanya menemukan pasangan untuk berhubungan seksual. Hubungan seks bebas ini biasanya terjadi karena berbagai alasan, mulai dari rasa penasaran dan keinginan bereksplokrasi, sedang mabuk, pengaruh pergaulan, atau sekadar ingin membuat orang lain cemburu.

Sebagian orang jelas hanya menginginkan hubungan semalam, “kencan” tanpa status (no strings attached), atau hubungan friends with benefits. Tetapi mungkin ada juga yang diam-diam ingin mencari hubungan jangka panjang. Jika hal ini yang sebenarnya dicari, hubungan seksual bebas tanpa komitmen atau tanpa hubungan emosional, akan membuat seseorang merasa rendah diri dan rentan mengalami depresi.

Perasaan tersebut akan lebih mudah muncul terutama jika hubungan seksual dilakukan pada saat mengalami peristiwa buruk atau setelahnya, misalnya baru saja diberhentikan dari pekerjaan. Selain itu, juga bila seks bebas dilakukan sebagai bentuk pelampiasan emosi.

Meski saat melakukan hubungan seks bebas kamu bisa merasa diinginkan atau merasa puas, tetapi hal ini umumnya hanya bersifat sesaat. Selanjutnya, kamu justru akan merasa bersalah, menyesal atau malu. Hal ini dapat terjadi baik pada perempuan, maupun laki-laki, tetapi paling sering dialami oleh wanita, terutama di awal usia 20-an. Biasanya lebih sulit bagi wanita untuk berhubungan seksual tanpa mengharapkan apapun lebih lanjut.

Dalam penelitian ditemukan bahwa sebagian orang merasa lebih kesepian, cemas, stres, lebih tidak puas akan hidup, lebih tidak bahagia, bahkan depresi, setelah melakukan seks bebas.

Memperoleh Hubungan Seks yang Sehat

Hubungan seks yang sehat yaitu hubungan seks yang dilakukan untuk menjalin keintiman dalam jangka panjang. Jika seks bebas cenderung dapat membuat mentalmu terganggu, seks yang dilakukan setelah menikah justru dapat membuatmu lebih sehat, tidak hanya secara fisik, tapi juga secara psikologis, emosional, intelektual dan sosial.

Kehidupan seks yang sehat umumnya dicapai dengan hubungan seks monogami atau tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom sebagai pengaman, dan bukan berdasarkan paksaan.

Seperti olahraga, seks sehat dalam pernikahan dapat mengurangi kecemasan dan stres, serta membuatmu lebih bahagia. Selain itu, manfaat seks dalam pernikahan yaitu:

  • Meningkatkan kemampuan mengenali dan mengekspresikan emosi.
  • Membuat kamu lebih percaya, dekat dan lebih cinta pada pasangan, karena hormon oksitosin yang dihasilkan saat berhubungan seksual.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan membuatmu tampak lebih muda.

Tidak hanya penularan penyakit yang menjadi risiko terhadap kesehatan jika melakukan hubungan seks bebas, namun juga gangguan pada kesehatan mental. Pertimbangkan dengan baik sebelum kamu melakukan hal tersebut. Menikah merupakan salah satu cara memiliki hubungan seks yang sehat dengan berbagai manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun mental.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA