Siapa Bilang JIS Tidak Standar FIFA? Bung Towel: Itu Otoritas FIFA Bukan Menteri PUPR

- Advertisement -
Banyak pihak yang menyatakan bahwa JIS tidak standar FIFA. Bahkan kondisi Jakarta Internasional Stadion (JIS) yang dibangun pada era Anies Baswedan ini diseret oleh sejumlah kalangan ke ranah politik dengan narasi “JIS bukti kegagalan Anies”.

Benarkah JIS tidak standar FIFA?

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan kondisi JIS sudah sangat bagus. Namun ada beberapa yang harus direnovasi salah satunya menyangkut rumput stadion.

Basuki mengungkapkan rumput JIS tidak standar FIFA. Untuk ini, anggaran yang dihabiskan diperkirakan mencapai Rp 6 miliar.

“Hari ini kami melihat JIS, stadion yang bagus, namun kami evaluasi. Kalau nanti dievaluasi FIFA mudah-mudahan sudah bisa dapat memenuhi standar. Di antaranya salah satu yang utama adalah rumput. Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang,” ungkap Basuki di lokasi Rabu (5/7/2023).

Basuki menegaskan rumput yang tertanam di JIS saat ini tidak masuk kriteria FIFA. Rumput akan diganti total dan pihaknya sudah membicarakan hal ini dengan Karya Rama Prima (KaerPe) yang merupakan perusahaan yang mengurusi rumput GBK.

Terkait hal ini, pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly atau Bung Towel mengatakan, pernyataan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang akan mengganti rumput di Jakarta Internasional Stadion (JIS) karena tidak sesuai dengan standar FIFA menimbulkan polemik.

Menurut Bung Towel, Menteri PUPR tidak berhak menyatakan hal tersebut, karena tidak pada kewenangannya. Seharusnya, yang berhak memberi pernyataan itu adalah FIFA sendiri selaku regulator dari persepakbolaan dunia.

“Karena menyatakan tidak sesuai standar FIFA itu kan ada kewenangannya ada otoritasnya, nah, otoritasnya itu adalah FIFA kan. Jadi misalnya, Technical Delegatenya atau Asesor dari FIFA datang, itu barulah menjadi valid itu verifikasinya atau verifikatornya. Tapi ketika, menteri PUPR menjadi seolah-olah aksesor FIFA, itu yang akhirnya menyulut polemik kan soal rumput ini,” kata Bung Towel

Menurut Bung Towel, jenis rumput yang dipakai dalam stadion JIS adalah jenis hybrid. Di mana, jenis rumput hybrid itu ada banyak macam jenisnya. Beberapa stadion berkelas dunia di Eropa seperti Allianz Arena di Jerman, Spartak Moscow di Moskow hingga Wanda Metropolitano di Madrid, juga menggunakan rumput hybrid seperti JIS.

“Jadi bukan hal yang baru (menggunakan rumput hybrid), karena FIFA ada tiga kriteria tentang permukaan atau lapangan rumput, ada yang rumput asli, ada yang hybrid, ada yang artificial grass, jadi semuanya bisa memenuhi syarat sepanjang sesuai dengan standar FIFA. Nah hybrid ini bukan hal yang baru di JIS ini kan 5 persen rumput alami 95 persen sintetis. Ketika diganti jadi rumput alami apakah itu sesuai dengan konsep awal, karena menyangkut roof stadion juga,” ujarnya.

Bung Towel menyayangkan pernyataan dari Menteri Basuki yang menyebut rumput stadion JIS tidak sesuai standar FIFA, padahal Menteri Basuki bukan sebagai perwakilan dari FIFA.

“Jadi harus dipahami gitu loh, jangan tiba-tiba menyatakan tidak sesuai, tapi juga bukan pihak yang menjadi berkompeten menyatakan tidak sesuai standar itu. Nah, ini yang menimbulkan polemik menurut saya sih,” ujarnya

Penilaian bahwa Jakarta International Stadium (JIS) belum memenuhi standar Federation Internationale de Football Association (FIFA) bukan kali ini saja disoroti. Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi pernah menyampaikan, infrastruktur JIS tidak sesuai dengan standar FIFA.

Karena itulah, FIFA matchday, pertandingan Timnas Indonesia melawan Curacao, pada akhir September 2022 tak digelar di JIS. “Ya seperti statement kami di laman PSSI, belum saatnya FIFA matchday dan event resmi berskala besar kami laksanakan di JIS,” kata Yunus Nusi, Senin, 12 September 2022.

Yunus membeberkan sejumlah kekurangan JIS dalam aspek teknis, sehingga stadion berkapasitas 80 ribu orang itu tidak memenuhi standar digelarnya pertandingan FIFA matchday. Pertama soal akses bis. Kedua, arus keluar-masuk dari dan ke stadion.

Dia menuturkan JIS hanya memiliki satu pintu untuk masuk ke stadion yang kapasitasnya mampu menampung 80 ribu penonton. Kemudian kapasitas parkir di stadion kawasan Jakarta Utara itu maksimal 600-800 mobil.

Hal lain yang dipermasalahkan PSSI adalah adanya permukiman sangat padat dengan jalan yang sempit di luar JIS. “Kita juga tahu jika di luar stadion itu ada kawasan pemukiman yang sangat padat dengan jalan yang sempit,” ujar dia.

“Kemudian ada beberapa pagar pembatas lantai 2 dan 3 yang anda lihat sendiri itu tidak terlalu kuat, itu bahaya sekali kalau event sepak bola terlebih yang main timnas,” lanjut Yunus.

Menurut Yunus, sejumlah aspek ini perlu dipertimbangkan mengingat Tim Curacao berasal dari salah satu negara yang terkuat di Amerika Latin, kala itu menempati ranking 80-an FIFA.

PSSI ralat pernyataan

Hanya berselang sehari, Yunus meralat pernyataanya. Dia menyatakan seluruh infrastruktur JIS sudah berstandar FIFA.

Dia menilai, JIS sebagai stadion berkelas dunia yang megah dan memenuhi standar FIFA. Bahkan, Yunus memuji kualitas rumput stadion yang menjadi kebanggan warga DKI Jakarta itu.

“Kalau soal stadion harus kita akui. Itu megah layaknya stadion di Eropa. Demikian juga rumput stadion. Semua berstandar FIFA,” ujar Yunus Nusi.

Meski begitu, pertandingan Timnas Indonesia vs Curacao tetap tak berlangsung di JIS. Pertandingan ini jadinya dihelat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat pada 24 September 2022.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA