Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah resmi meluncurkan program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan, pada hari Rabu 16 Maret 2021 lalu.
Program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan yang diresmi diluncurkan Kemendikbud sebagai perwujudan dari visi Presiden Joko Widodo terkait pendidikan vokasi sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Menurut Direktur sekolah menengah kejuruan (SMK) Kemendikbud, M. Bakrun bahwa SMK Pusat Keunggulan (PK) akan memakai Kurikulum Merdeka agar sekolah bisa mengembangkan sendiri kompetensi keahlian yang lain.
Bahkan SMK Pusat Keunggulan Dalam kurikulum ini fleksibilitasnya sangat tinggi, sehingga kalau tidak sesuai, Kemendikbud tetap terbuka dan memberi alternatif untuk beralih ke program keahlian lain.
“Dulu ada 149 spektrum keahlian, itu terlalu beragam. Sekarang sudah kita sederhanakan jadi 59, kita naikkan menjadi program keahlian. Sehingga beberapa yang sudah ketinggalan zaman akan coba di situ dia bisa ngetwist ke mana. Karena ketika spektrum itu bidangnya sudah nggak laku lagi akan berat,” ujar, Bakrun dalam webinar Kemendikbud, Jumat (19/3/21).
SMK PK merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2021.
“Program ini lahir sebagai upaya pengembangan SMK dengan program keahlian tertentu agar mengalami peningkatan kualitas dan kinerja.”ucap Bakrun
Tak hanya memakai Kurikulum Merdeka, SMK Pusat Keunggulan (PK) juga akan mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi Vokasi.
Hal dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto PK akan mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi vokasi. Pendampingan tersebut bakal berlangsung sampai setahun penuh.
“Perguruan tinggi jadi ‘kakak pendamping’. Kita kan ingin tuntas. Maka kita minta tolong kepada perguruan tinggi vokasi untuk mendampingi rutin sampai setahun full,” kata Wikan.
Melalui pendampingan ini, para siswa SMK mendapatkan bimbingan dari perguruan tinggi saat menjalankan pelajaran praktik. Program ini, menurutnya, sangat baik dalam inovasi yang menumbuhkan percepatan. Di mana, hampir 160 perguruan tinggi yang daftar untuk menjadi pendamping.
“Jadi yang menarik, sebelum pendaftran SMK Pusat Keungg dibuka, kita sudah membuka pendaftaran untuk calon kakak pendamping. Yang daftar itu hampir 160 kampus di Indonesia, yakni perguruan tinggi negeri, swasta, ada politeknik, universitas, institut, sekolah tinggi dan sebagainya,” tuturnya.
Perguruan tinggi ini dapat membantu SMK untuk menbantu link and match dengan dunia industri dan dunia usaha. “Ini ide Mendikbud. SMK diberikan kakak pendamping, network kakak-kakak ini bisa diteruskan ke SMK,”tutup Wikan.
Program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat “Merdeka Belajar” yang berfokus kepada penguatan SDM, yaitu guru dan tenaga kependidikan, serta mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia nyata atau dunia profesional. Program SMK Pusat Keunggulan memberikan jalan untuk dapat memerdekakan potensi guru, kepala sekolah, dan siswa, serta menciptakan ekosistem berkebinekaan yang berstandar global.
SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi penggerak bagi sekolah lainya agar meningkatkan kualitas hasil belajar siswa sehingga mampu mencapai standar industri. Dengan begitu jumlah lulusan SMK, yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan, akan mengalami peningkatan. Selain itu, SMK PK diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan dunia usaha/industri dan menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya, serta mampu mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Narasumber dalam Bincang Interaktif Pendidikan dan Kebudayaan yang hadir, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Bpk Wikan Sakarinto, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Bpk M. Bakrun, Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Zainal Arief, Dunia Usaha dan Dunia Industri, Bpk Miftahudin (Perwakilan KADIN/APINDO) dan Kepala Sekolah SMKN 1 Batam, Ibu Lea Suroso. (EH).