Spanduk 5 tokoh pengkhianat demokrasi muncul di tengah-tengah aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai organisasi di Malang. Para mahasiswa ini membawa spanduk dan poster deretan buron negara-pengkhianat demokrasi.
Spanduk 5 tokoh pengkhianat demokrasi ini dipasang di pagar DPRD Kota Malang. 5 tokoh ini dicap sebagai buron negara-pengkhianat demokrasi, yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Poster bertulisan ‘Buronan Negara-Pengkhianat Demokrasi’ itu dipasang di depan gerbang DPRD Kota Malang. Mahasiswa melakukan orasi dari atas mobil komando sembari menyampaikan kritik terkait kenaikan BBM jenis Pertamax dan kelangkaan minyak goreng. Mahasiswa aliansi Cipayung Plus itu meminta pemerintah segera mengembalikan harga Pertamax Rp 9.500 per liter.
Sedangkan kepada Pemkot Malang, mereka menuntut agar melakukan operasi pasar untuk mengintervensi harga minyak goreng di pasar. Mereka juga menolak kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen, terakhir meminta transparansi pemerintah dalam pembentukan Undang-Undang IKN. Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika, Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah bersama Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto dan Dandim 0833 Kota Malang Letkol Heru Wibowo Sofa kemudian menemui massa aksi.
Di hadapan mahasiswa, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika memastikan jika DPRD Kota Malang berada di pihak yang sama. Dia mengajak mahasiswa melakukan kontrol bersama terkait janji operasi pasar minyak goreng oleh Pemkot Malang.
“Terkait minyak goreng, ayo minggu depan kita cek bersama, adanya operasi pasar oleh Pemkot Malang yang dijanjikan minggu depan,” ujar Made.