Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta meminta pemerintah agar segera menutup Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Sukamta mengaku menolak alasan pembangunan museum tersebut. Meski dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman, Sukamta mengaku khawatir karena Israel kini juga terus menganeksasi Palestina.
“Museum Holocaust di Tondano harus ditutup. Museum ini tujuannya dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman. Tapi pembuat museum (Bangsa Yahudi Israel) saat ini sedang melakukan kekejaman-kekejaman kepada rakyat Palestina setiap hari,” kata Sukamta dalam keterangannya, dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (3/2).
Menurut Sukamta, penjajahan bangsa Yahudi di Palestina telah menyakiti perasaan masyarakat Indonesia. Dia menganggap wajar ketika sejumlah tokoh mengkritik pendirian museum tersebut.
Dia menilai pendirian museum Holocaust di Minahasa juga tidak selaras dengan sikap resmi pemerintah RI yang menentang penjajahan Palestina oleh Israel.
“Bahkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menyatakan boikot terhadap produk-produk Israel,” kata Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri itu.
Selain mendesak agar museum tersebut segera ditutup, ia juga meminta agar Menteri Luar Negeri memanggil Dubes Jerman untuk Indonesia yang diketahui hadir dalam peresmian museum tersebut.
Ia meminta pemerintah meminta penjelasan Dubes Jerman atas kehadirannya dalam peresmian Museum Holocaust di Tondano.
“Indonesia akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk membebaskan dunia dari penjajahan,” tutupnya.
Sebagai informasi, Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa merupakan museum kekejaman Yahudi yang pertama kali dibangun di Indonesia dan Asia Tenggara. Museum ini berada di Kelurahan Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.