Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mendorong Pemerintah daerah untuk intensif mengembang industri peternakan unggas dan Ruminansia dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keterjangkauan daging dalam negeri.
Hal ini disampaikan Sultan menyusul masih rendahnya tingkat konsumsi daging khususnya ayam dan sapi masyarakat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dan keterjangkauan daging dalam negeri adalah dengan mendorong efisiensi produksi ternak dengan pendekatan teknologi modern.
“Pemenuhan kebutuhan harian protein hewani yang cukup sangat penting bagi pembangunan manusia suatu bangsa. Terutama dalam proses tumbuh kembang anak dan generasi muda Indonesia”, ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (10/04).
Daerah, kata Sultan, memiliki potensi dan karakteristik wilayah yang cukup menjanjikan bagi pengembangan industri peternakan. Kekurangan pasokan daging saat ini telah menjadi faktor utama penyebab kenaikan harga yang mempengaruhi pelemahan daya beli masyarakat di daerah.
“Industri peternakan merupakan industri padat karya yang signifikan menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu Pemerintah Daerah harus aktif menjalin kolaborasi dengan semua pihak terkait, terutama dengan masyarakat peternak dan BUMN yang konsen di industri peternakan seperti PT Berdikari” tegas mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.
Mengutip data Organization of Economic Cooperation and Development, konsumsi daging ayam Indonesia hanya sebesar 8,1 kilogram (kg) per kapita pada 2021.
Selanjutnya, konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,2 kg per kapita di bawah rata-rata dunia sebesar 6,4 kg per kapita. Selain itu, konsumsi daging domba di Indonesia tercatat sebesar 0,4 kg per kapita di bawah rata-rata dunia 1,3 per kapita.