Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kian melejit dalam survei yang dilakukan oleh Lembaga Indikator Politik Indonesia. Sedangkan, elektabilitas Prabowo Subianto justru kian terjepit.
Bahkan persentase yang digapai Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jauh melampaui Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
Hasil lengkap simulasi tiga nama calon presiden pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo bertengger pada posisi teratas dengan meraih 33,9 persen.
Sementara itu, Anies Baswedan meraih 32,2 persen dan mengalahkan Prabowo Subianto yang hanya memperoleh angka 23,9 persen.
Survei yang dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang, yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 30 Oktober – 5 November 2022 dan hasilnya memperlihatkan fakta yang demikian.
Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa elektabilitas Anies Baswedan bisa ungguli Prabowo Subianto.
Faktor pertama keunggulan itu, adalah efek dari deklarasi calon presiden oleh Partai NasDem pada 3 Oktober 2022 lalu.
Sejak deklarasi tersebut, nama mantan Gubernur DKI Jakarta itu semakin mendapatkan atensi dari masyarakat Indonesia.
“(Faktor kedua) safari politik mengunjungi daerah-daerah juga dilakukan oleh Anies dan Partai NasDem selama dua bulan terakhir belakangan juga turun berkontribusi terhadap peningkatan popularitas Anies,” ucap Bawono, Sabtu 3 Desember 2022.
Bawono kemudian menyinggung angka popularitas Anies. Ia menyebut, sebelum deklarasi dan safari politik dilakukan popularitas Anies belum mendekati angka 90 persen
Dalam temuan survei pascadeklarasi ini popularitas Anies telah mencapai 89 persen.
“Peningkatan popularitas tersebut tentu saja juga mempengaruhi peningkatan elektabilitas Anies saat ini hingga berada di posisi dua besar karena tidak mungkin orang akan memilih calon tidak dia kenal,” pungkasnya.