Blawan merilis EP terbarunya yang sangat dinantikan, “BouQ”, melalui XL Recording. Proyek empat lagu ini adalah rilisan ketiganya di label tersebut, setelah sebelumnya mendapat pujian kritis atas EP “Dismantled Into Juice” (2023) (“memukau… bagian dari tradisi panjang dan membanggakan trek klub Inggris yang mengubah lantai dansa” – Pitchfork) dan “Woke Up Right Handed” (“brilian, mengemas semua hal hebat dari setiap era Blawan menjadi lima trek aneh yang penuh kebahagiaan” – Resident Advisor).
Blawan kembali menunjukkan kemampuan uniknya dengan “BouQ”, sebuah EP yang memadukan vokalnya dengan eksperimen elektronik yang menakutkan dan membingungkan. Setelah menampilkan cuplikan EP ini dalam set DJ-nya baru-baru ini (termasuk panggung yang dia kurasi di Draaimolen dan Pure Devotion oleh Overmono).
Blawan kini merilis EP ini secara digital seiring dengan pre-order versi 12″. Lagu pertama, “Fires” – yang menjadi favorit DJ seperti Four Tet, Skrillex, dan Joy Orbison – telah dirilis bulan lalu, memberikan gambaran tentang suara luas dalam rekaman ini. Kini, “BouQ” dirilis untuk semakin memperkuat reputasi Blawan sebagai talenta yang benar-benar luar biasa.
“Setiap lagunya dalam ingatan baru-baru ini selalu mengejutkan, tetapi yang satu ini sungguh luar biasa, mengemas segala hal hebat dari setiap era ia menjadi lima trek aneh yang penuh kebahagiaan.”, ujar Resident Advisor
“Ia sekali lagi memecahkan batasan, membiarkan bakat eksperimennya yang tak terbendung mengambil kendali”, ungkap Beatportal
“Perlu waktu, visi, dan keamanan finansial untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar menakjubkan akhir-akhir ini, dan Blawan memiliki semuanya.” Ujar The Quietus
Foto: Louis Canadas
“Seorang produser yang berada di puncak permainannya saat ini.” Kata The Quietus
“Membuka jalan baru lagi, produksi dinamisnya penuh warna, tetapi ada juga kesederhanaan yang gigih di dalamnya. Sekaligus terasa familiar namun juga melangkah ke wilayah baru, ‘Toast’ adalah lagu Blawan yang paling menarik, namun juga tak terduga.” Tambah CLASH
“Suara yang telah dengan tekun disempurnakan Roberts selama satu dekade, mendorong dirinya ke ranah baru, tenggelam dalam sintesis modular tanpa pernah mengorbankan jiwa demi sains.” – The FACE
Neona merupakan salah satu musisi yang juga memberikan warna tersendiri di dunia musik dengan bakat musik dan menarinya. Berangkat dari musisi cilik, Neo seolah memantapkan langkah dan siap untuk lebih serius merilis karyanya lewat sebuah mini album terbaru bertajuk “Pretty Girl Rock” dengan focus track dengan judul yang sama.
Bercerita tentang proses pembuatannya, Neona bersyukur bisa ikut langsung dalam proses pembuatan lagu-lagu di mini album ini termasuk proses penulisan lagunya. Dia bahkan sampai membuat workshop khusus untuk menulis lagu-lagu tersebut, hal yang pertama kali ia lakukan sebagai musisi.
Workshop dilakukan selama lima hari dan dibantu oleh Tatsuro Miller produser asal Malaysia dan Simhala Avadana A&R Trinty Optima Production, Neona mencurahkan apa yang dia ingin utarakan lewat lagu-lagunya. Dia juga mengaku sebagian besar dari inspirasi lagu-lagu di mini album ini berdasarkan dari kisah pribadinya selain juga dari cerita sahabat terdekatnya yang memiliki unsur love life di dalamnya.
“Menyenangkan sih kolaborasi bersama Neona ini. Di umur yang masih sangat muda, dia banyak banget menyumbangkan ide dan dia bahkan tahu apa yang dia mau, in terms of lyrics, beats, dan lain sebagainya. Jadi, mengerjakan album ini sangat fun,” ungkap Simhala Avadana yang juga terlibat langsung dalam proses pembuatannya.
Tidak berhenti disitu saja, sebagai langkah menuju perilisan mini albumnya, Neona juga sempat mengadakan Dance Camp pada tanggal 28, 29, 30 Juni 2024 silam dimana sebelumnya dirinya mengaudisi dancer–dancer secara online. Para peserta diwajibkan untuk mengunggah video mereka melakukan koreografi lagu ‘Yes You Do, No I Don’t’ di TikTok atau Instagram. Setelahnya, terpilihlah sepuluh dancers yang keseluruhan seleksinya dilakukan langsung oleh Neona dan sang Ibu, Nola.
Sepuluh dancers tersebut bahkan ada pula yang berasal dari luar Jakarta, yaitu Bandung, Jogja, Kebumen bahkan Pontianak.
“Dance camp-nya seru banget, senang bisa bertemu dan dibantu oleh teman teman dancer yang keren banget. Dancer yang aku pilih secara online juga bisa melakukan koreografinya dengan baik banget walaupun hanya latihan dalam dua hari dan menjadi pengalaman yang memorable untuk aku,” kata musisi yang kini telah berusia 15 tahun ini.
Diadakan di Salihara Art, dua hari pertama, peserta digembleng untuk mempelajari koreografi dari dua lagu baru Neona dari dua koreografer yang berbeda yaitu ‘Pretty Girl Rock’ oleh Brandon Lil Hero dan ‘Y So Serious?’ oleh Ufa Sofura. Yang special-nya lagi, di hari terakhir, oleh PH Euis Studio, dancer yang telah melewati proses penggemblengan tersebut ikut produksi dua music video dari pagi hingga senja. Dance Camp Neona ini juga mendapatkan support dari Emina Cosmetics, Kiranti dan UNIQLO Indonesia.
“Awalnya aku tidak pede diikutsertakan dalam proses penulisan lagu, namun bersama Tatsuro dan Om Mhala, setelah mendengarkan hasilnya, aku bangga dengan diri aku sendiri, dan aku sangat puas akan hasilnya, aku berharap pesan-pesan dari lagu ini tersampaikan dengan baik, dan yang mendengarkan enjoy,” tutup Neo.
Selain itu, Simhala Avadana juga berharap bahwa album ini bisa jadi starting point Neona untuk menjadi penyanyi yang mumpuni untuk terus berkembang.
Simak karya terbaru Neona, sebuah mini album dan fokus track “Pretty Girl Rock” di seluruh digital streaming platform.
Mini album “Pretty Girl Rock” berisi lima lagu, yaitu : Pretty Girl Rock, Yes You Do, No I Don’t, Y So Serious?, Should I Go/Stay, I Think..
Base Jam band era 90-an kembali membuktikan eksistensi bermusiknya dengan merilis mini album (EP) kedelapan mereka bertajuk “3[6]0” di tahun 2024 ini di blantika musik tanah air.
Sebelumnya Base jam merilis dua single yang terdapat di EP “3[6]0” yaitu “Kisah Baru” dan “Mantra Tenang” yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan 3 lagu baru yang masuk dalam EP tersebut adalah “Keyakinan Hati”, “Move On” dan “Cinta Sejati” di tahun 2024 ini bawah naungan Base Jam Records.
Bukan tanpa arti Base Jam yang kini mempunyai formasi Sigit (vokal), Alvin (vokal), Aris (gitar), Oni (gitar), Sita (bass) dan Alsa (drums) memberi judul ‘3[6]0’ untuk mini album barunya.
Dalam rangkaian angka ‘3[6]0’ terdapat angka 30 yang menunjukkan usia Base Jam yang menginjak 30 tahun.
“Tahun lalu, ketika kami menginjak usia 29, terasa luar biasa dan tidak percaya. Sekarang, bisa di usia ke-30 dan bisa merilis sebuah mini album. Itu menjadi kebanggan dan kebahagiaan baru lagi buat kami.”kata Sigit Wardana Vokalis Base Jam Dalam acara ‘Intimate ‘3[6]0′ Session EP Launching & Showcase with Base Jam’ di Erwin Gutawa Music Center, Jakarta Selatan, Minggu (28/01/2024).
“Ketika kami berdiskusi memikirkan apa judul album ini, kami sudah tahu akan menjadi sebuah album cerita. Tetapi ketika ide angka 360 dan kemudian penulisan 3[6]0 yang menegaskan mengenai angka 30 dan 6, terasa sangat cocok dan mewakili pesan, perasaan dan kondisi kami saat ini.”tambah Alsa sang Drummer.
Foto: EH
Uniknya, meski hanya mini album, 3[6]0 terkonsep dan memiliki kisah di masing-masing lagu. Dan ke-5 lagu yang terdapat di dalam album 3[6]0 ini sebaiknya didengarkan secara berurutan karena cerita dan mood lagu yang disampaikan hadir sebagai sebuah siklus perjalanan hati.
Dalam album ‘3[6]0’ Base Jam mengangkat tema seperti siklus yang dikemas dalam sebuah cerita dalam 5 lagu yang dihadirkan. Base Jam menceritakan jalan cerita tentang siklus hati dan berbagai tahapan dalam perjalanannya/ Semua perjalanan itu, terangkai menjadi satu lingkaran atau siklus perjalanan hati. Ada patah hati, ketenangan, mencari keyakinan dalam diri serta terus berjalan menuju masa depan yang penuh dengan janji akan cinta sejati.
“Kami berkarya, masing-masing dari personil menyumbangkan lagunya dan hasil dari proses seleksi, akhirnya jadilah 5 lagu ini dan ternyata, setelah dilihat, benang merah liriknya, memang ada semacam cerita di dalamnya,” ujar Oni.
“Cerita yang ternyata juga menggambarkan perasaan atau perjalanan perasaan, hati, ketika menjalani dan merasakan cinta.” tambah Aris.
“Hal ini memang seperti disengaja, tapi, awalnya berjalan secara natural. Secara jujur, itu yang kami juga rasa sangat kami banggakan.”ujar Alvin.
Proses pembuatan mini album ini dibantu oleh Lawdenk sebagai music producer dan Bakhesty Irigisa sebagai vocal director.
“Meneruskan semangat kami sejak album pertama, yaitu kolaborasi dan saling belajar dengan musisi lain, pada mini album ini, semua pembuatan 5 lagu kami dibantu oleh Lawdenk sebagai produser musik dan Bakhesty Irigisa sebagai vocal director. Kami rasa sinergi kerjasamanya cukup positif dan bisa dirasakan di setiap lagu”, ujar Aris.
Dalam gelaran ‘Intimate ‘3[6]0′ Session EP Launching & Showcase with Base Jam’ adalah personil tampil di antara para penonton termasuk awak media dan juga Base Friends (sebutan untuk para penggemar band Base Jam) dengan formasi membentuk lingkaran atau 360 derajat. Hari itu Base Jam membawakan kelima lagu dari album ‘3[6]0’ secara berurutan. Rencananya, setelah gelaran showcase tersebut, band yang mempunyai hits “Bermimpi” dan “Bukan Pujangga” tersebut, akan menggelar konsep serupa di beberapa kota. (EH)
Sigit Wardana setelah merilis single dan sekaligus Mini Album (EP) “November”, dalam waktu dekat akan mengelar Showcase sebagai perayaan perilisan karya terbarunya bertajuk “Sigit Wardana EP November Showcase.”
“Sigit Wardana EP November Showcase” ini akan dilaksanakan pada hari Minggu 19 November 2023 mendatang pada pukul 17.00 WIB – Selesai di City Plaza Jatinegara.
Dalam gelaran Showcase ini, pelantun lagu “Kisah Hidup Bapak Bapak” ini Akan membawakan lagu – lagu yang ada di Mini Album Bertajuk “November”.
Nikmati perform Sigit dan ikuti kuis berhadiah T-Shirt EP NOVEMBER ditengah – tengah keseruan acaranya.
Showcase ini didukung sepenuhnya oleh : City Plaza Jatinegara, Swaradana Music, Cadaazz Pustaka Musik, Ssenterprise, Barreto & Delta dan Media partners Dapur Letter, Boleh Music.com, cadaazz.com, Imusic id, Lesehan Musik, Urbannews.co, seputarmusikind, djakartaconnection, berisikradio, reallist_media, lewatlensa.com, screentime.id, mavemagazineindonesia, rockstarmagz, soundcorners.com, indonesiasenang.com, jejakprofil.news, voicemagz.com, indeksnews.com, uritanet.com , radiomuara, tinemu, mptv, mixmediamax.id, journeyofindonesia.com, portaleventsid, indoseru.com, redaksisatu.com, bicaramusik.id, eventyupcom, opsiberita dan acarakitanet.
Sigit Wardana lagi-lagi tak mau berhenti untuk berkarya di dunia musik tanah air, hal ini terbukti dengan perilisan single baru di awal bulan November tahun ini. Seolah tidak mau kalah dengan musisi-musisi Gen Z, Sigit Wardana kembali merilis karya musik terbarunya.
Kali ini, Sigit Wardana tak hanya merilis single, namun ia sekaligus merilis sebuah mini album berjudul “November” tepat pada hari ini tanggal 10 November 2023, bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahannya yang ke-16.
Single Baru dan Mini Album milik Sigit Wardana yang sudah banyak merilis single Solonya ini merupakan produksi Swaradana Music x Cadaazz Pustaka Musik.
November adalah single ke-empat Sigit yang dirilis tahun 2023 setelah sebelumnya merilis “Kisah Hidup Bapak Bapak”, “Lelaki Satu Wanita” dan “S.A.K” yang semuanya adalah bagian dari mini album November.
Ada apa dengan November? Se-istimewa apakah bulan kesebelas ini untuk seorang Sigit Wardana?
“Seperti yang saya tulis di lirik lagu November, semua kejadian penting keluarga saya terjadi di November. Ulangtahun pernikahan, ulangtahun istri sampai ulang tahun kedua putri-putri saya,” jelas Sigit. “Jadi bulan November ya memang se-istimewa itu untuk saya dan keluarga.”kata Sigit Wardana
“Menurut saya mini album bertajuk “November” ini adalah cara Sigit Wardana memberikan penghargaan pada keluarganya, kepada istri dan anak – anaknya yang telah mensupport karir bermusiknya selama ini. Cara seniman menggambarkan perasaannya memang suka unik – unik, dan saya pikir Sigit Wardana berhasil melakukannya dengan baik lewat mini album ini.”ujar Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik.
Mini album “November” berisikan 5 lagu, yaitu :
“S.A.K” yang bercerita tentang perasaan berbunga-bunga saat jatuh cinta.
“Lelaki Satu Wanita” tentang janji seorang lelaki saat melamar pujaan hatinya.
“Kisah Hidup Bapak Bapak” yang bercerita tentang perjuangan seorang ayah untuk membahagiakan keluarganya
“Aku Kuat Kau Hebat” yang berisi pesan orangtua untuk anak-anaknya dalam menjalani kehidupan
“November” yang merupakan lagu penutup di album ini.
“Kalau dilihat dari tema lagu-lagunya, album ini cukup personal bagi saya. Ada lagu tentang waktu pertama ketemu pasangan hidup, saat kelahiran anak, melamar calon istri, pengalaman jadi bapak-bapak sampai pesan tentang kehidupan untuk anak. Tapi saya ingin membagikan kisah hidup saya kepada orang lain, ” tambah Sigit Wardana yang juga masih aktif sebagai vokalis Base Jam.
Sigit berharap bahwa mini album “November” dapat menjadi inspirasi bagi orang banyak. Ia ingin agar orang-orang yang mendengarkan album ini dapat merasakan cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka.
“Saya berharap album ini bisa menginspirasi orang-orang untuk menghargai setiap momen dalam hidup mereka,” tutup Sigit.
“Yang paling menonjol dari mini album ini adalah lagunya sangat easy listening sekali, musiknya ringan, liriknya juga mudah di cerna, ada unsur – unsur gitar akustik yang hampir bisa ditemui di seluruh lagu mengiringi vokal Sigit Wardana yang melodius. Tema liriknya juga saya yakin bakal related dengan banyak orang. Semoga penikmat musik tanah air bisa menikmati mini album ini tanpa harus memutar otak untuk mencerna musik dan liriknya. Menurut saya sebagai solois, penulis lagu dan produser di mini album ini, Sigit Wardana pantas mendapat apresiasi telah melahirkan mini album yang sebagus ini.”tutup Fransiscus Eko
Mini album “November” dirilis secara digital di berbagai platform musik streaming. Dan rencananya Sigit juga akan mengadakan showcase mini album “November” di Jakarta pada tanggal 19 November 2023.
Idgitaf, penyanyi bernama asli Brigita Meliala mengawali tahun yang baru lewat perilisan mini album perdana berjudul Semoga Sembuh.
Mini album Idgitaf ini merupakan bentuk manifestasi Gita dalam bermusik sebagai remaja yang berhasil melewati dan merangkum fase kehidupan.
Tema besar yang disuguhkan album Idgitaf ini berupa tahapan penyembuhan luka untuk bangkit dari kesedihan.
Foto :Istimewa
Album Idgitaf berisi total lima lagu termasuk dua single yang lebih dulu beredar, “Berlagak Bahagia”, “Sekuat Sesakit”, “Takut”, “Kasur Tidur”, dan “Semoga Sembuh” yang dipilih sebagai focus track album.
Penulisan lagu-lagunya memiliki cerita yang saling berkesinambungan. Saat menuliskan “Berlagak Bahagia” di tahun 2018, Idgitaf menemukan dirinya untuk mendapatkan cara terbaik dalam menghadapi rasa sedih.
Setelah perlahan memahami, bahwa amarah yang dirasakan seseorang itu memerlukan keterbukaan. Gita mencoba untuk memercayai orang lain untuk berbagi kesedihannya dan membuka diri lewat nomor “Sekuat Sesakit”, yang diteruskan fase berikutnya lewat lagu “Takut” untuk merefleksikan dan menguatkan diri.
Foto: Istimewa
Gita langsung menyambung cerita hidupnya di “Kasur Tidur”. Lagu yang spesial karena ia menciptakan imajinasi yang mungkin sebelumnya tak terpikirkan. Tuhan diibaratkan kasur tidur. Tempat yang ternyaman bagi Gita, setiap kali ia kembali ke rumah. Kasur tak pernah berubah fungsi dan keberadaannya. Dengan lagu ini, ia mendapatkan penguatan dari diri sendiri dan penciptanya.
Di nomor terakhir “Semoga Sembuh”, Gita menuliskannya saat mulai memahami dan bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Ini yang menjadi fase dirinya untuk bisa membantu orang lain. Walau mungkin kehadiran dirinya tidak berpengaruh banyak. Namun, ia berharap lagu ini bisa menjadi kekuatan.
Bukan cuma tentang kekuatan lirik lagu, Gita selalu memikirkan konsep yang terbaik dalam memvisualisasikan karya musiknya. Ia beranggapan, lagu-lagu yang sedih tidak selamanya harus digambarkan dengan abu-abu, hitam, monokrom, atau warna-warna gelap lainnya.
Terdapat tiga elemen penting untuk cover art albumnya, yaitu tangga, bunga, dan kupu-kupu. Tangga melambangkan pertambahan usia, serta bunga dan kupu-kupu melambangkan kesembuhan dan harapan.
“Kenapa dirilis Januari karena aku pengin lagu-lagu di dalamnya bisa menemani orang di saat lagi sedih di tahun 2022 atau tahun-tahun berikutnya. Jadi, kalau lagi sedih tinggal bawa ini aja di perjalanan hidup kalian. Suatu saat nanti, mungkin ada yang relate,” kata Gita.
Demi menebus kerinduan penggemarnya, Gita tengah mempersiapkan pertunjukan intim Semoga Sembuh yang akan berlangsung Februari mendatang. Selain itu, ia siap mengeluarkan mini albumnya dalam versi deluxe berisi dua lagu tambahan yang mempresentasikan bahwa proses sembuh itu proses yang panjang dan banyak pelajaran yang didapatkan.
“Enggak cuma pas lagi sakit doang. Tapi setelah sakit pun banyak, dari perubahan mindset, perubahan gaya hidup. Kenapa ada deluxe ini, karena aku pengin cerita juga. Setelah aku sembuh itu apa, apa yang aku rasain. Itu yang pengin aku bagi,” tutup Gita.
Setelah lulus dari Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Indonesia. Memasuki usia yang ke-22 tahun, Gita berencana akan lebih memantapkan diri sebagai penulis lagu dan mendalami beberapa instrumen musik.
Perilisan album Semoga Sembuh ini menyusul kesuksesan yang telah diraihnya lewat single “Takut” atas pencapaian 12 juta lebih penonton via kanal YouTube Idgitaf dan jumlah pendengar yang menghiasi digital streaming platform.(EH).
Kabar gembira kembali datang untuk para penggemar Nadya Fatira, Penyanyi bertalenta tinggi ini kembali mengeluarkan sebuah karya dalam bentuk mini album yang ia beri nama The Other Side.
Ini menjadi album ketiga dari Nadya Fatira setelah sebelumnya ia merilis album penuh My Story (2010) dan Pisces (2020). Mini album The Other Side kembali dirilis di bawah bendera label rekaman Universal Music Indonesia, sama dengan album Pisces.
Mini album The Other Side milik Nadira Fatira berisikan lima buah lagu, empat diantaranya merupakan lagu lama yang di-remake atau diaransemen ulang, ditambah satu buah lagu baru berjudul “Come Walk With Me”.
Foto / Istimewa
Ide pembuatan mini album ini berawal dari Nadya Fatira yang ingin nge-remake empat lagu yang sempat dirilis dalam rentang waktu 2012-2013, dimana keempat lagu itu awalnya dibuat untuk kepentingan soundtrack film.
“Lekas Pulang” dan “Bintang Yang Meredup” adalah OST dari film Radio Galau FM (2012), lalu “Kata Hati” dan “Bila” itu adalah OST dari film Kata Hati (2013).
“Karena empat lagu itu sudah bercerita tentang cinta, gue tulis satu lagu baru untuk menggenapi proyek mini album ini. Terciptalah “Come Walk With Me” untuk melengkapinya,” ungkap Nadya Fatira menceritakan materi mini album The Other Side.
Foto / Istimewa
Pemilihan nama The Other Side sebagai judul mini album bukan tanpa alasan, Nadya mengatakan hal itu dikarenakan dari album sebelumnya, Pisces, dimana ia sangat minim sekali berbicara tentang cinta, untuk itu di mini album kali ini semua lagu ia pilih dengan mengambil tema cinta.
“Selain lagu-lagu bertemakan cinta, gue juga berusaha untuk lebih menonjolkan sisi feminin gue di album ini, juga dari segi visualnya. Karena itu gue pilih nama album ini The Other Side. Karena ini merupakan sisi lain dari Nadya Fatira, sisi yang sebenarnya ada dari dulu, cuma jarang diperlihatkan,” tegasnya.
Enggak hanya itu, melalui mini album ini, Nadya Fatira juga ingin memberikan pesan yang positif terhadap konflik suatu hubungan yang terjadi dan atau dihadapi oleh banyak orang, dengan berharap semuanya akan menjadi lebih baik.
Foto / Istimewa
“Setahun lebih ini, gue melihat banyak sekali konflik dalam hubungan di circle pertemanan gue, entah itu di pacaran, pernikahan, tunangan, atau lainnya. Gue berharap mini album ini bisa meng-capture sebagian dari isi hati mereka. Semoga bisa membuat hati ini lebih baik dari hari kemarin atau setelah mendengarkan mini album ini jadi terbantu tersalurkan emosi-emosi yang terpendam, mungkin,” harap Nadya.
Tentang Lagu “Come Walk With Me”
Untuk kalian ketahui “Come Walk With Me” menjadi lagu jagoan di mini album The Other Side dengan alasan sederhana, karena lagu ini menjadi materi baru yang ia bikin di mini album ini, yang tentunya menjadi pembuka jalan buat empat lagu remake lainnya.
“Dan karena gue sangat yakin juga dengan lagu “Come Walk With Me” ini, dari segi lirik dan musik lebih fresh karena tercipta dari hasil pemikiran Nadya saat ini,” jelasnya tentang single lagu “Come Walk With Me”.
Foto / Istimewa
Lagunya sendiri menceritakan tentang suatu hubungan yang sangat memungkinkan adanya perbedaan. Namun perbedaan itu yang akhirnya saling menguatkan hingga terjadi hubungan yang baik.
“Karena kan ada dua kepala, dua hati, dua raga, enggak mungkin selalu selaras dan harmonis, jadi di lagu ini mereka saling menyadari adanya perbedaan itu, dan berusaha untuk menyatu,” tegas Nadya Fatira menjelaskan isi pesan dari lagu “Come Walk With Me”.
Dari departemen suara, untuk aransemennya, baik untuk single “Come Walk With Me” atau di materi mini album secara keseluruhan, Nadya kali ini meminimalisir dominasi gitar akustik yang biasanya sudah sangat melekat dengan karya-karya terdahulunya.
Nadya Fatira melakukan eksplorasi suara dengan banyak memainkan sound beat yang lebih modern. Nuansa suara gitar Stratocaster dengan penambahan bunyi synthesizer membuat aransemennya lebih kaya suara. Nadya melakukan penetrasi yang luas untuk menghasilkan karya yang lebih fresh dari dirinya di mini album ini.
Foto / Istimewa
Namun bukan berarti atmoster akustik hilang begitu saja, ia tetap memberikan unsur akustik di beberapa part, tanpa harus merusak esensi sound modern di lagunya. Contohnya di lagu “Come Walk With Me” dimana ia menggabungkan unsur akustik dan modern electronic dengan menempatkan suara dari instrument guitalele sebagai lead-nya. Hasilnya sangat brilian!
“Di album ini gue agak one man show, enggak terlalu melibatkan banyak orang. Seperti di lagu “Come Walk With Me”, itu serratus persen semua instrument gue yang mainin. Jadi lagu itu total hasil isi kepala gue,” jelas Nadya.
Jadi, tunggu apalagi, buruan dengarkan lagu “Come Walk With Me” dan semua lagu lainnya yang ada di mini album The Other Side di semua platform layanan musik digital. (EH).
Neonais back! Setelah album ‘With Love’ (2019), Neona kembali dengan Extended Play atau EP terbarunya yang bertajuk ‘Bahasa Cinta’.
Tak sendiri, Neona menyanyikannya bersama dengan ibundanya, Riafinola Ifani Sari atau Mama Nola.
Ini bukan kali pertama Mama Nola dan Neona berduet. Sebelumnya, mereka pernah menyanyi bersama di lagu ‘Kasih Ibu’.
“Aku suka duet sama Mama karena Mama suaranya bagus and I’m happy about it,” ujar Neona dalam siaran pers resminya yang di terima Indeksnews, Rabu (23/12/20).
“Untuk lagu ‘Bahasa Cinta’ sendiri, temanya sederhana. Ada ratusan cara untuk mengucapkan kata ‘cinta’. Jadi, lagu tersebut seperti edukasi juga untuk anak-anak yang mendengarkan. ‘Bahasa Cinta’ itu fun, light, easy, dan bisa menjadi bahan hafalan juga untuk mengucapkan kata ‘cinta’. Tak hanya lagunya, keseluruhan EP juga demikian,” kata Simhala Avadana, A&R Trinity Optima Production.
Lagu ‘Bahasa Cinta’ mengajak pendengarnya untuk mempelajari bahasa cinta dari berbagai negara, mulai dari bahasa Korea “Saranghae” hingga bahasa Hawaii “Aloha au iā ‘oe” yang artinya “I love you” dalam bahasa Inggris.
“Kata ‘I love you’ tak hanya diucapkan pada pasangan saja, tapi antara ibu dan anak serta keluarga. Kami ingin membiasakan kalimat itu untuk lebih sering diucapkan karena cinta itu universal, membuat kita happy, dan menguatkan. Jadi, pendengar tahu kalau kalimat paling indah dan dalam untuk diucapkan ya, ‘I love you’. Kami juga ingin anak-anak mengucapkan itu dalam berbagai macam bahasa,” ucap Mama Nola.
“Lagunya juga menyenangkan dan romantis. Selalu menyenangkan dan semangat kalau rekaman sama Neona. ‘Bahasa Cinta’ ini danceable banget untuk Neona yang suka menari. Lagunya sendiri diciptakan oleh Simhala Avadana dan Duhita Panchatantra, serta diproduseri oleh Rishanda Singgih,” sambungnya.
Selain ‘Bahasa Cinta’, ada empat lagu lain yaitu ‘Gembira’ yang hadir dengan sentuhan broadway dan brass section, ‘Mama Papa’ yang menceritakan sosok orang tua sebagai pahlawan sekaligus idola, ‘Aku Anak Baik’ yang fun, serta ‘Papa’ yang mengusung ballad dengan aransemen yang dikemas secara modern. Masing-masing menghadirkan nuansa yang berbeda, membuat EP ‘Bahasa Cinta’ sangat berwarna dari sisi aransemen musiknya.
Harapannya, karya yang dipersembahkan Neona ini berguna untuk anak Indonesia yang ingin mendengarkan dan menyanyikan lagu sesuai usia mereka. “Semoga ini jadi referensi anak-anak Indonesia dan luar Indonesia untuk membuat mereka happy dan excited saat mendengarkan. Juga, diterima oleh pecinta musiknya Neona, tidak hanya anak-anak, tapi orang tua mereka agar bisa mengajarkan putra-putri mereka bahasa cinta dari berbagai negara,” jelas Mama Nola.
“Semoga semua orang memahami makna dari setiap lagu di EP ‘Bahasa Cinta’ dan dapat menginspirasi,” tutup Neona. (EH).