Tag: ubud

  • Kecelakaan Tragis, Tali Lift Putus di Ketinggian 100 Meter di Ubud 5 Orang Tewas

    Kecelakaan Tragis, Tali Lift Putus di Ketinggian 100 Meter di Ubud 5 Orang Tewas

    Kecelakaan tragis terjadi di Gianyar, Bali, 5 orang dinyatakan tewas akibat tali lift putus di ketinggian 100 meter. Peristiwa kecelakaan tragis ini terjadi di Ayu Tera Resort, di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Jumat (1/9/2023).

    Akibat tali lift putus di ketinggian 100 meter ini menyebabkan lima orang pegawai housekeeping yang masih berstatus daily worker, meregang nyawa saat hendak ke bagian bawah resort menggunakan lift terbuka.

    Di mana lift dengan kemiringan 90 derajat, dan ketinggian sekitar 100 meter tersebut, talinya putus, sehingga kelima pegawai terjun bebas ke dasar lift.

    Terkait krologis pertiwa tersebut, Kapolsek Ubud, Kompol I Made Uder, sendiri saat ditemui di TKP, mengatakan pihaknya kesulitan meminta keterangan pada karyawan setempat.

    “Mereka masih syok, belum ada yang bisa memberikan keterangan, karena kejadian terjadi sangat tidak terduga,” ujarnya.

    Saat ditemui di TKP, Kompol Uder mengatakan, total korban ada lima orang. Tiga orang telah dibawa ke RSU Payangan, dan dua orang masih tergeletak di TKP dalam kondisi tak bernyawa.

    Berdasarkan sejumlah sumber di TKP, diketahui beberapa korban ialah, Ni Luh Superningsih asal Banjar Peneca, Kecamatan Payangan.

    Ni Kadek Yanti Pradewu asal Banjar Dinas Beji, Buleleng. Sang Putu Bayu Adi Krisna (19), asal Desa Kedewatan.

    Serta dua orang lagi berasal dari Bangli dan Desa Lodtunduh Ubud, namun namanya belum diketahui.

    “Orangnya masih muda-muda, semuanya di bagian housekeeping, statusnya pegawai DW,” ujar seorang karyawan setempat setelah berhasil menenangkan dirinya.

    Jenazah dua korban terakhir tersebut, dievakuasi oleh BPBD Gianyar, dibantu aparat kepolisian, lalu jenazah tersebut dibawa ke RSU Ari Santi Ubud menggunakan ambulans PMI Gianyar.

    Para kerabat dan orangtua para korban pun, datang ke resort. Mereka lemas dan hanya bisa menangisi kepergian para korban. Sementara pemilik resort juga sangat syok atas peristiwa ini.

    Jero Bendesa Kedewatan, I Nyoman Sudiana mengatakan, resort tersebut telah beroperasi hampir delapan tahun, dan penggunaan lift terbuka tersebut sudah sejak lima tahun lalu.

    Selama ini, antara resort dan desa adat terjalin hubungan yang sangat baik. Karena itu, ia mengetahui bahwa sebelum-sebelumnya, lift tersebut tidak pernah bermasalah.

    “Baru kali ini ada kejadian seperti ini,” ujarnya.

    Pasca kejadian ini, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pihak resort terkait upacara penyucian wilayah.

    Hal itu untuk mengindari kejadian serupa terjadi lagi. Selain itu, ia juga akan menyarankan pada pihak resort, supaya mengavaluasi kemiringan lift jika memang akan kembali menggunakan lift model demikian.

    “Nanti akan kami minta dievaluasi liftnya. Sebab kemiringannya kan saat ini cukup tajam, hampir 90 derajat dengan ketinggian hampir 100 meter. Jadi cukup riskan,” jelasnya.

  • WNA di Ubud Bikin Kampung Sendiri, Tertutup dan Eksklusif

    WNA di Ubud Bikin Kampung Sendiri, Tertutup dan Eksklusif

    Fenomena warga negara asing (WNA) yang bikin onar di Bali terus jadi sorotan. Terbaru, menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang biasa dipanggil Cok Ace, ada WNA dari suatu negara yang bikin kampung tertutup dan eksklusif di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

    “Di Ubud, ada WNA yang bahkan orang menyebutnya kampung negara tertentu karena dia eksklusif, tertutup, [hanya] di antara mereka di sana, dan tidak tahu apa yang terjadi di dalam tembok lingkungan yang mereka bangun itu,” kata Cok Ace saat jadi narasumber program The Weekly Brief with Sandi Uno secara daring, Senin (20/3).

    Untuk menertibkan WNA yang nakal, Pemprov Bali sebenarnya sudah membentuk satuan tugas yang terdiri dari Polda, KemenkumHAM, Satpol PP, hingga aparat desa adat. Saat ini wilayah yang jadi fokus satgas tersebut adalah di Nusa Penida, Klungkung; Sanur, Kota Denpasar; dan Ubud, Gianyar.

    “Ini juga jadi prioritas kami untuk menertibkan WNA yang ada di Ubud, Sanur. Penertiban ini menyangkut masalah pembinaan, [dan] tindakan hukum apabila ada pelanggaran pidana, bahkan deportasi,” tegasnya, dikutip dari kumparan.

    Berdasarkan temuan Cok Ace, ada beberapa tingkah laku WNA yang membuat warga resah. Mulai dari melanggar aturan lalu lintas hingga membuat keributan berujung perkelahian, baik dengan sesama WNA atau dengan masyarakat lokal.

    “[Misalnya] mereka lakukan konflik dengan masyarakat, dengan polisi, bahkan sesama wisatawan. Beberapa hari lalu, ada wisatawan mancanegara yang berantem dengan temannya sendiri,” tutur Cok Ace.

    Beberapa WN Asing juga tertangkap bekerja secara ilegal dengan membuka usaha kecil-kecilan di Bali. Aktivitas ini sangat berdampak bagi pelaku UMKM di Bali.

    “Banyak di antara mereka ke Bali [lalu] buka usaha kecil-kecilan, buka spa, latihan naik motor, dan biro jasa lainnya. Ini tentu sangat meresahkan, terutama [bagi] saudara kita yang bergerak di bidang UMKM. Mereka bersaing langsung dengan WN Asing di pekerjaan yang ditekuni di Bali,” tutupnya.

  • Dari Sejarah Ubud, Menkes Budi Berencana Ciptakan Bali Bebas Covid-19

    Dari Sejarah Ubud, Menkes Budi Berencana Ciptakan Bali Bebas Covid-19

    Sektor pariwisata Indonesia tengah menghadapi ancaman atas pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan sebuah rencana besar demi memajukan kembali pariwisata Ubud, Bali, yang terancam akibat Covid-19 dalam setahun belakang.

    Menkes Budi Gunadi mengatakan pihaknya tengah mengajak Gubernur Bali untuk merencanakan sebuah tempat di Bali menjadi daerah yang benar-benar bersih dari Covid-19.

    “Kita mau coba Bali satu daerah testing dulu daerah hijau. Saya bilang pak Gub, gimana kalau kita jadikan satu tempat di Bali jadi daerah yang benar-benar bersih (dari Covid-19), sehingga turis di seluruh dunia tahu, Bali menjadi tempat yang paling aman untuk dikunjungi,” kata Menkes Budi Gunadi dalam podcast di Channel YouTube Deddy Corbuzier pada, Kamis (8/4/2021).

    Menurutnya, rencana tersebut akan membutuhkan kedisiplinan dan dukungan dari banyak pihak. Namun, kata Budi, mewujudkan rencana tersebut tidak cukup hanya dengan melakukan vaksin kepada seluruh masyarakat setempat. Berbagai syarat dan aturan harus dibuat telebih dahulu.

    “Makanya semua kecil dulu, soalnya kalau ngomongnya udah besar-besar jadi mimpi, dan itu kita vaksin semuanya dulu. Tapi itu tidak cukup hanya vaksin kan, karena kita beresin satu daerah habis itu orang keluar masuk Ubud. Nah, itu gimana ngeberesinnya orang keluar masuk supaya tidak merusak. Habis itu ada turis masuk Internasional, gimana cara jagainnya,” ujar Budi soal rencana Ubud bebas Covid-19.

    ubud
    Ubud, Bali. (Foto: thetravellingsquid.com)

    Uniknya, Budi juga mengungkapkan bahwa sejarah nama daerah Ubud berasal dari kata Ubat yang berarti Obat. Nama tersebut didapatkan dari sejarah kerajaan Majapahit mengunjungi daerah tersebut, saat itu juga mengalami pandemi yang diduga Kolera. Sehingga, kata Budi, sejarah itu akan menjadi semangat tersendiri bagi masyarakat.

    Pihaknya akan mengundang Duta Besar, Dirjen WHO, serta pihak Unicef sebagai langkah awal, guna mempromosikan rencana Bali bebas Covid-19. Namun, belum diketahui kapan rencana tersebut akan dilakukan.