Pertemuan Prabowo Subianto dengan dua politisi PDIP yaitu Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko sempat membuat geger publik, cukup jelas manuver yang dilakukan keduanya membuat PDIP meradang.
Dukungan halus mereka terlihat cukup jelas pada Prabowo Subianto, sementara Ganjar Pranowo justru diabaikan.
Untuk mempertegas isi hati Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatminko, PDIP pun memanggilnya.
Tanpa diketahui kapan, kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, pihaknya sudah berdiskusi panjang lebar dengan Effendi dan Budiman. Dia menyebut, ternyata ada upaya Prabowo menggoda Effendi dan Budiman.
“Kami melakukan suatu dialog yang panjang meskipun ada berbagai bentuk penawaran,” ujar Hasto, Kamis (27/7/2023).
“Tetapi mereka menyatakan bahwa merah adalah merah sebagai bentuk loyalitas. Sehingga tidak ada suatu perpindahan,” imbuhnya.
Menurut Hasto, dalam beberapa hasil survei teranyar menunjukkan PDIP masih solid sebagaimana ketika mendukung Joko Widodo (Jokowi) ketika mulai menjadi wali kota hingga presiden.
“Bahkan dari survei terakhir PDIP memang sangat solid, sebagaimana kami saat memperjuangkan Pak Jokowi dimulai dari wali kota, gubernur, presiden dua kali itu menunjukkan solid dari partai sangat kuat,” ujar Hasto.
Adapun Budiman bertemu Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada 18 Juli 2023 malam. Budiman mengatakan, Prabowo merupakan salah satu figur yang layak menjadi pemimpin masa depan.
“Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo,” ujar Budiman saat itu.
Sementara, Effendi menilai Prabowo mampu untuk menjawab tantangan masa depan dan melanjutkan pemerintahan Presiden Jokowi.
Kata Effendi, sosok itu harus memiliki keandalan dalam memimpin bangsa yang dimana di masa depan tantangan menurut dia, akan semakin berat.
“Saya secara jujur berharap Indonesia dinahkodai oleh pemimpin yang punya kehandalan, others wise kita akan jadi porak poranda negara yang tadi disampaikan pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa aset negara,” kata Effendi.
Tak hanya itu, pemimpin mendatang juga kata dia harus bisa mencegah masalah-masalah berkepanjangan yang ada di Indonesia. Termasuk di antaranya masalah kesehatan, seperti stunting, hingga kemiskinan.
“Aktiva negara tapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat, tidak ada lagi yang kemudian kita stunting, kemiskinan, dan seterusnya,” ujarnya.
Atas pernyataannya itu, lantas Effendi mengungkapkan bahwa sosok yang layak untuk memimpin itu adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Nah tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo,” tuturnya.