Trio Perunggu yang digawangi Adam Adenan (bass, kibor, piano, vokal latar), Ildo Hasman (dram, vokal latar) dan Maul Ibrahim (gitar, vokal utama) di tahun 2022, mereka akhirnya melempar debut album penuh mereka berjudul Memorandum.
Album Milik Perunggu ini merupakan kepanjangan dari memo, atau pengingat. Makna album ini berfungsi sebagai catatan. Secara garis besar berkaitan dengan irisan hidup para personel ketika menginjak fase usia paruh baya bersama segala macam dinamika dan problematikanya.
Corak musik rock apik gubahan Perunggu sanggup mendorong semangat kita untuk tegar menjalani hari demi hari kehidupan. Ditambah lirik lagu yang bercerita dalam bahasa Indonesia memastikan para pendengar tak perlu mengernyitkan dahi untuk memahami maksud dan pesan yang disampaikan. Ada sebelas lagu dalam album ini yang menggambarkan cerita mereka disetiap judulnya.
“Musik adalah hal yang sama sekali tidak mungkin kami tinggalkan. Ini album yang dikerjakan dengan serius. Meskipun waktu dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, lucunya kami tidak merasa rugi. Karena kami cinta mati sama musik, dan mengerjakan album ini membuat kami senang menjalani segala macam pengorbanannya,” ungkap Maul Ibrahim Vokalis seklaigus Gitaris ini
Penggarapan album ini bermula pada Februari 2020 lalu sewaktu Adam Adenan tengah menempuh studi di Inggris. Hal ini mendorong proses kreatif terjadi lewat pengiriman demo mentah via surel. Tak lama berselang pandemi Covid-19 melanda dunia. Surutnya aktivitas membuat energi mencipta karya tidak terbendung, walhasil total 18 lagu berhasil tertulis selama masa itu.
Agar materi mentah mampu digarap secara rapi serta elegan, anak-anak Perunggu menggaet Giovanni Rahmadeva, penabuh drum unit indie rock Polka Wars yang telah ‘menemani’ Perunggu sejak pengerjaan EP Pendar (2020) sebagai produser album ini.
Beberapa musisi tamu juga dihadirkan di sini. Dennis Ferdinand diajak sebagai co-producer. Lalu Bima Errawan yang membuat kedalaman Memorandum terdengar layaknya pesta sonik enam senar. Ada juga hara, penyanyi perempuan yang syahdu bersenandung untuk lagu Prematur.
Dengan pengerjaan yang cukup panjang, memperlihatkan kesungguhan Perunggu dalam memeluk kecintaan mereka terhadap musik. Dan persembahan Memorandum inilah pembuktian terbaik untuk dibingkai dan dinikmati masyarakat Indonesia.